Forum Y-20 dalam G-20 merupakan panggung seluruh anak muda. Sebagai presidensi, Indonesia perlu mengambil momentum untuk mempromosikan karya pemuda Indonesia dan memberikan inspirasi dalam kepemudaan.
Oleh
BUDY SUGANDI
·5 menit baca
Presidensi G-20 Indonesia Summit 2022 merupakan momentum penting bagi Indonesia. Sebelumnya, kursi presidensi dipegang oleh Italia pada 2021 dan Arab Saudi pada 2010. Delegasi 19 negara berkekuatan ekonomi (menguasai 85 persen dari PDB dunia) dan Uni Eropa akan berdiskusi, menyepakati dan memberikan rekomendasi terhadap isu-isu global.
Presidensi G-20 Indonesia mengusung tema ”Recover Together, Recover Stronger”. Tema yang terdengar lebih konkret dan sesuai dengan kebutuhan pascapandemi Covid-19. Melalui forum G-20, Indonesia mengajak seluruh negara yang tergabung di dalamnya untuk saling bahu-membahu dalam menangani pandemi Covid-19. Sebagai tuan rumah, Indonesia menginginkan setiap negara saling mendukung untuk pulih secara bersama-sama dari pandemi serta bersama-sama tumbuh lebih kuat berkelanjutan.
Kepercayaan yang diberikan kepada Indonesia juga menjadi sejarah baru karena untuk pertama kalinya sebagai negara berkembang Indonesia mendapat giliran sebagai presidensi G-20, yang kemudian dilanjutkan oleh dua negara berkembang, yaitu India dan Brasil, melanjutkan kursi presidensi pada tahun 2023 dan 2024.
Ada tiga agenda prioritas utama presidensi G-20 Indonesia sesuai arahan Presiden Joko Widodo, yakni arseitektur kesehatan global (global health architecture), transformasi ekonomi digital (digital economy transformation), dan transisi energi (energy transitions). Tiga agenda prioritas utama tersebut akan menghasilkan output maksimal jika Indonesia mampu memainkan peran forum multilateral ini dengan apik.
”Youth 20”
Gong besar perhelatan Youth 20 (Y-20) Indonesia Summit 2022 resmi dimulai. Kick off dilaksanakan secara hibrida pada Sabtu (19/2/2022) oleh Airlangga Hartarto (Menteri Koordinator Bidang Perekonomian), Zainudin Amali (Menteri Pemuda dan Olahraga), Dian Triansyah Djani (Co-Sherpa G-20 Indonesia), co-chair, serta perwakilan delegasi negara.
Y-20 merupakan salah satu engagement group G-20. Lebih dari 80 pemuda dari delegasi negara direncanakan hadir secara langsung di puncak kegiatan ini. Sebagai platform bagi pemuda-pemudi dari semua negara G-20, forum Y-20 akan dimanfaatkan untuk berdialog, negosiasi, serta mengajukan solusi. Hasil utama dari Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Y-20 adalah rekomendasi kebijakan berupa ”Komunike Y-20” yang akan diberikan kepada para pimpinan negara G-20.
Sebagai platform bagi pemuda-pemudi dari semua negara G-20, forum Y-20 akan dimanfaatkan untuk berdialog, negosiasi, dan mengajukan solusi.
Organizing Committee Y-20 Indonesia 2022 akan dijalankan oleh Indonesia Youth Diplomacy (IYD). Rangkaian acara akan diselenggarakan berupa pra-KTT di Palembang, Mandalika, Balikpapan, Manokwari, dan puncak KTT Y-20 pada 17-24 Juli di Jakarta dan Bandung. Ada empat tema yang diangkat, yaitu ketenagakerjaan pemuda (youth employment), transformasi digital (digital transformation), planet yang berkelanjutan dan layak huni (sustainable and livable planet), serta keberagaman dan inklusi (diversity and inclusion).
Pemuda Indonesia menginspirasi dunia
Keempat tema di atas menjadi arus utama dengan mempertimbangkan hasil rekomendasi sebelumnya agar berkelanjutan. Secara singkat, dalam hal ketenagakerjaan pemuda dalam negeri, perlu ada strategi dalam mengatasi masalah pengangguran baik lulusan sekolah maupun perguruan tinggi.
Penyebaran Covid-19 memang telah memaksa pemerintah melakukan kebijakan pembatasan wilayah dan sosial secara besar-besaran. Konsekuensinya kebijakan tersebut menyebabkan aktivitas ekonomi dan sosial menjadi terganggu. Banyak perusahaan menutup usaha dan mengalami kebangkrutan. Perusahaan yang masih bertahan harus melakukan rasionalisasi, termasuk mengurangi tenaga kerjanya (PHK).
Indonesia juga telah melakukan banyak hal untuk mitigasi sektor ini. Selain memberikan stimulus ekonomi untuk dunia usaha, insentif pajak penghasilan bagi pekerja, jaring pengaman sosial, hingga program padat karya. Meski ekonomi Indonesia sudah tumbuh positif 3,69 persen pada 2021, kita belum sepenuhnya pulih.
Pemuda bisa ikut berperan aktif dalam pengembangan kapasitas sumber daya manusia untuk pertumbuhan produktivitas dan menjadi pencipta lapangan kerja. Secara global, kita berharap diaspora Indonesia bisa sejajar dengan diaspora India dan China yang mampu menjadi ”tuan di negeri orang”. Banyak dari mereka menjadi pimpinan perusahaan kelas dunia dan menjadi agen multitrack diplomacy.
Di bidang transformasi digital, di tengah maraknya anak muda Indonesia melek dunia digital dan membangun start up, perlu ada konektivitas untuk saling mengawal dan mendukung terutama pascapandemi Covid-19. Ketimpangan dalam penguasaan digital dan literasi digital di desa dan perkotaan menjadi pekerjaan rumah tersendiri yang perlu diselesaikan.
Perihal planet yang berkelanjutan dan layak huni, perlu ada gerakan masif dalam aksi berbasis daratan, udara, dan lautan untuk mendukung perlindungan lingkungan dan mencapai tujuan dari perubahan iklim, serta peningkatan mobilitas sumber daya untuk lingkungan dan perubahan iklim. Kita bertanggung jawab mewariskan lahan hijau, udara segar, dan laut biru untuk generasi selanjutnya.
Terkait keberagaman dan inklusi, kemerataan pendidikan dan teknologi digital bagi siswa perlu diselesaikan. Dunia pendidikan saat ini bergerak sangat dinamis. Tidak hanya tantangan di dalam negeri, tetapi tantangan global berupa pendidikan dalam menyelaraskan dengan revolusi industri 4.0. Apalagi Indonesia akan mengalami bonus demografi dengan membeludaknya usia muda pada tahun 2030-2040, yang menurut Bappenas pada periode tersebut penduduk usia produktif diprediksi mencapai 64 persen dari total jumlah penduduk yang diproyeksikan sebanyak 297 juta jiwa.
Di luar itu, sebagai presidensi, Indonesia perlu mengambil momentum untuk mempromosikan produk teknologi digital karya pemuda Indonesia serta memberikan inspirasi dalam kepemudaan. Ada banyak karya inovasi yang bisa menginspirasi dunia seperti produk digital, musik, batik, hingga para Youtuber muda Indonesia yang mendunia. Termasuk model pendidikan pondok pesantren ala Nahdlatul Ulama (NU) yang mampu menghasilkan lulusan kompeten, paham agama, dan tidak eksklusif. Santri lulusan pondok pesantren mampu berperan aktif terjun ke seluruh lapisan masyarakat, toleran, dan mengawal perdamaian baik di dalam negeri maupun global.
Di tengah karut-marut persatuan seperti yang terjadi di Afghanistan, Yaman, Libya, Suriah, hingga Myanmar, Indonesia tetap kukuh dengan Bhinneka Tunggal Ika. Peran pondok pesantren dalam menciptakan lulusan yang secara paten meyakini hubbul wathon minal iman, cinta Tanah Air adalah sebagian dari iman, menjadi kunci terutama bagi masyarakat Indonesia yang majemuk. Berbeda-beda suku, agama, bahasa hingga budaya, tetapi hingga saat ini kita mampu menjadi rumah bersama bagi semua golongan.
Panggung Y-20 merupakan panggung seluruh anak muda. Aspirasi yang disampaikan tidak hanya mewakili negara masing-masing, tetapi harus mewakili suara seluruh anak muda dunia. Mari kita optimalkan momentum menjadi tuan rumah pemuda dunia. Kelak, setelah para delegasi pulang ke negaranya masing-masing, mereka terkesan dengan profesionalisme, keramahan, dan kepemimpinan pemuda Indonesia yang menginspirasi dunia.
Budy Sugandi, Co-Chair Y-20 Indonesia 2022; Ketua Umum MES China; CEO Klikcoaching