logo Kompas.id
Artikel OpiniPKL, antara Cinta dan Benci
Iklan

PKL, antara Cinta dan Benci

Pedagang kaki lima telah menjadi bagian integral kota, dibutuhkan tapi juga sumber masalah. PKL perlu dikelola dengan mengayomi sesuai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan, khususnya kota inklusif dan mengakhiri kemiskinan.

Oleh
NELI TRIANA
· 7 menit baca
Didie SW
DIDIE SW

Didie SW

Gerobak beroda penjual martabak menempati sudut perjumpaan gang kecil dan jalan besar atau di depan gerai toko serba ada. Sembari menunggu pesanan diolah, pembelinya menunggu pesanan duduk di jok sepeda motornya. Pada saat yang sama, arus kendaraan di lokasi itu tersendat. Apalagi, gerobak martabak itu bukan satu-satunya penjaja di tepi jalan, sebut saja warung tenda pecel lele, ayam goreng tepung, tempe mendoan, aneka gorengan, dan lainnya.

Nyaris di banyak daerah di Indonesia, pemandangan serupa mudah ditemukan. Variasi dagangannya yang berbeda. Di ruas-ruas premium tiap kota saja pedagang kaki lima atau PKL nyaris tak ditemukan. Namun, tak perlu usaha keras untuk menemukan PKL di sekitar kawasan utama perkotaan.

Editor:
GESIT ARIYANTO
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000