Israel Makin Mudah Capai Iran dengan Duet F-35 dan KC-46
›
Israel Makin Mudah Capai Iran ...
Iklan
Israel Makin Mudah Capai Iran dengan Duet F-35 dan KC-46
Pesawat pengisi bahan bakar KC-46 memiliki jangkauan terbang hingga 11.000 kilometer. Jika duet dengan KC-46, F-35 bisa terbang selama 12 jam di wilayah udara musuh secara permanen dengan suntikan bahan bakar di udara.
Oleh
Musthafa Abd Rahman dari Kairo, Mesir
·3 menit baca
Israel kini semakin mudah mencapai wilayah Iran setelah berhasil meraih kontrak pembelian dua pesawat militer pengisi bahan bakar di udara, KC-46, dari Amerika Serikat pada akhir tahun 2021.
Harian Asharq al-Awsat edisi Sabtu (1/1/2022) menurunkan berita utama dengan judul ”Transaksi senjata AS-Israel untuk hadapi Iran” dicapai pada Jumat (31/12/2021) pagi.
Dalam transaksi baru tersebut, Israel mendapat tambahan pesawat tempur multifungsi tercanggih buatan AS saat ini, F-35; dua pesawat pengisi bahan bakar di udara, KC-46; 12 helikopter canggih pengangkut pasukan, 53K-CH; serta beberapa peluncur rudal dari darat ke laut dan darat ke darat. Transaksi pembelian dua KC-46 buatan Boeing senilai 1,1 miliar dollar AS. Sementara 12 helikopter 53K-CH buatan Lockheed Martin senilai 2 miliar dollar AS.
Dana transaksi senjata baru diambil dari bantuan tahunan AS kepada Israel sejak tercapai kesepakatan damai Israel-Mesir di Camp David tahun 1979. Jumlahnya mencapai 3,1 miliar dollar AS per tahun.
Menteri Pertahanan Israel Benny Gantz, seperti dikutip harian Yedioth Ahronoth, Minggu (2/1/2022), menyambut gembira tercapainya transaksi senjata baru AS-Israel itu. Gantz menyatakan, transaksi senjata itu untuk menghadapi tantangan Israel saat ini dan masa mendatang yang berada dalam jarak dekat dan jauh dari perbatasan Israel.
Yedioth Ahronoth menyebut, transaksi senjata baru lebih ditujukan untuk mencapai sasaran jarak jauh, seperti Iran. Sebelumnya Yedioth Ahronoth edisi 13 Desember 2021 mengungkap, Israel memburu pesawat militer pengisi bahan bakar di udara tercanggih buatan AS, tipe KC-46, sejak dua tahun lalu, yakni pada era Menteri Pertahanan Israel Avigdor Lieberman.
Namun, AS selalu menunda transaksi KC-46 dengan Israel. Kunjungan intensif Menhan Israel dan Direktur Mossad ke AS untuk menekan AS agar segera mengabulkan transaksi KC-46 dengan Israel. Israel semula meminta delapan unit KC-46, tetapi AS baru mengabulkan dua unit.
Menurut Yedioth Ahronoth, Israel sangat butuh KC-46 untuk keperluan isi bahan bakar di udara untuk pesawat tempur F-35 atau F-16S yang menarget sasaran jarak jauh, seperti Iran atau wilayah lain.
12 jam
Pesawat pengisi bahan bakar KC-46 memiliki jangkauan terbang hingga 11.000 kilometer. Jika duet dengan KC-46, F-35 bisa terbang selama 12 jam di wilayah udara musuh secara permanen dengan suntikan bahan bakar di udara.
AS baru menyerahkan pesawat KC-46 pada tahun 2024 dan helikopter 53K-CH pada tahun 2026. Namun, Kepala Staf Angkatan Bersenjata Israel Aviv Kochavi, seperti dilansir harian Asharq al-Awsat, menyatakan akan berusaha menerima KC-46 pada 2022 atau paling lambat tahun 2023 dari AS karena Israel sangat butuh untuk menghadapi kemungkinan pecah perang terbuka dengan Iran. Ia mengungkapkan akan segera membuka perundingan dengan AS untuk bisa secepatnya menerima KC-46.
Sejumlah analis militer Israel menyebut, pesawat KC-46 sangat vital bagi Israel karena tanpa KC-46 sangat sulit F-35 bermanuver di wilayah udara Iran dalam kurun waktu cukup lama. Ini membuatnya kurang efektif dalam menghancurkan sasaran.
Israel selama ini selalu mengisyaratkan akan menempuh opsi militer terhadap Iran jika perundingan nuklir Iran di Vienna yang kini memasuki putaran ke-8 gagal mencapai kesepakatan baru yang bisa diterima Israel. Israel menyebut opsi militer itu sebagai rencana B yang harus segera dipersiapkan untuk antisipasi gagalnya perundingan Vienna.
Sebaliknya, Iran menanggapi ancaman Israel dengan menggelar latihan perang besar-besaran selama lima hari, 21-25 Desember 2021, di sepanjang Teluk Persia. Iran melibatkan rudal balistik, roket Cruise, pesawat tempur, dan pesawat serbu tanpa awak (drone) dalam berbagai tipe. Di antara pesawat tempur yang terlibat latihan perang tersebut adalah Sukhoi-22 buatan Rusia dan F-14 Tomcat buatan AS peninggalan rezim Shah Iran yang ditumbangkan Revolusi Iran tahun 1979.
Komandan Garda Revolusi Hussein Salami, seperti dikutip kantor berita Reuters, mengungkapkan, tembakan rudal balistik berhasil mencapai sasaran 100 persen. Iran selalu mengklaim rudal balistiknya memiliki jangkauan tembak hingga 2.000 kilometer yang bisa mencapai Israel dan seluruh pangkalan militer AS di Timur Tengah.