Tim SAR gabungan menemukan serpihan pesawat Rimbun Air di wilayah pegunungan Distrik Hoeya, Kabupaten Puncak, Papua, Minggu (22/9/2019).
Oleh
FABIO MARIA LOPES COSTA
·2 menit baca
JAYAPURA, KOMPAS — Tim SAR gabungan menemukan serpihan pesawat Rimbun Air di wilayah pegunungan Distrik Hoeya, Kabupaten Puncak, Papua, Minggu (22/9/2019). Dari hasil pantauan udara, serpihan pesawat dengan nomor registrasi PK-CDC ini ditemukan di atas ketinggian 13.453 kaki atau sekitar 3.900 meter.
Hal itu disampaikan Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan (SAR) Timika Monce Brury dan Komandan Pangkalan Udara Yohanis Kapiyau Timika Letkol Pnb Sugeng Suharto dalam rilis yang diterima Kompas di Jayapura, Minggu malam.
Menurut Monce, dari hasil pemantauan udara, pihaknya memastikan serpihan di gunung tersebut adalah pesawat dengan nomor registrasi PK-CDC. Tim SAR gabungan melakukan pemantauan melalui udara sebanyak enam kali dan menggunakan dua pesawat sejak Minggu pagi.
Adapun data yang dihimpun dari Kepolisian Daerah Papua, pesawat Rimbun Air lepas landas dari Bandar Udara Moses Kilangin Timika pada Rabu pukul 10.36 WIT. Pesawat ke Bandara Aminggaru Illaga, Kabupaten Puncak, dengan membawa muatan beras 1.600 kilogram dan diperkirakan tiba di Ilaga pukul 11.09 WIT.
Pesawat ini membawa empat orang, yakni Kapten Dasep Sobirin sebagai pilot, Yudha Tutuco selaku kopilot, Ujang sebagai teknisi, dan satu penumpang, Bharada Hadi Utomo, dari satuan Brimob. Monce menambahkan, lokasi serpihan pesawat ditemukan berjarak 44 nautical mil atau 81,4 kilometer dari daerah Timika.
Ia juga mengungkapkan, lokasi serpihan pesawat ditemukan melenceng dari rute dari Timika ke Ilaga. Pesawat diduga mencoba menghindari awan.
Sementara itu, Letkol Pnb Sugeng Suharto mengatakan, pihaknya akan mengerahkan empat anggota SAR menggunakan helikopter dari Ilaga ke lokasi penemuan serpihan pesawat pada Senin (23/9/2019) pagi.
Tim SAR akan membawa hasil temuan tersebut ke daerah terdekat yakni Kampung Mamontoga. Perjalanan ke sana dengan helikopter hanya memakan waktu lima menit.
Tim SAR akan membawa segala hasil temuannya dari Mamontoga ke Timika. Setelah itu, menurut Sugeng, Komite Nasional Keselamatan Transportasi yang akan menyelidiki penyebab kecelakaan pesawat.