Polri Menyelidiki Auktor Intelektualis Kelompok "Anarcho-Syndicalism"
Kepolisian Republik Indonesia, Kamis (2/5/2019), memastikan, para penyusup yang mengganggu peringatan Hari Buruh Internasional, Rabu (1/5), di sejumlah kota, berasal dari kelompok Anarcho-Syndicalism.
Oleh
NIKOLAUS HARBOWO / DHANANG DAVID ARITONANG
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Kepolisian Republik Indonesia, Kamis (2/5/2019), memastikan, para penyusup yang mengganggu peringatan Hari Buruh Internasional, Rabu (1/5), di sejumlah kota, berasal dari kelompok Anarcho-Syndicalism. Polisi pun sedang menyelidiki siapa auktor intelektualis di balik kelompok tersebut setelah dua orang ditetapkan sebagai tersangka.
Kepala Polri Jenderal (Pol) Tito Karnavian,Kamis (2/5/2019), di Jakarta, mengatakan, kelompok yang disebut Anarcho-Syndicalism itu sebenarnya bukanlah fenomena lokal, melainkan internasional, seperti di Eropa (termasuk Rusia), Amerika Selatan, dan Asia. Di Indonesia, kelompok itu baru berkembang beberapa tahun lalu di Yogyakarta, Bandung, Surabaya, dan Jakarta.
”Ini memang ada semacam doktrin dari luar negeri mengenai masalah pekerja, antara lain pekerja jangan diatur. Jadi, pekerja lepas dari aturan dan menentukan aturan sendiri. Makanya mereka disebut Anarcho-Syndicalism,” ujar Tito.
Terjadi kericuhan pada saat peringatan Hari Buruh Internasional di sejumlah kota. Misalnya, di Jakarta, massa berbaju hitam dan membawa bendera hitam-merah merusak pagar pembatas jalur bus Transjakarta di dekat Bundaran Hotel Indonesia.
Di Bandung, massa berpenutup kepala dan berpakaian serba hitam merusak serta mencoret dengan cat semprot ke beberapa kendaraan di Jalan Singaperbangsa. Perusakan fasilitas umum kelompok serupa juga terjadi di Surabaya.
Terhadap kelompok itu, Tito menyampaikan, Polri akan melakukan tindakan tegas. Polri juga akan melakukan pemetaan terhadap kelompok yang bersimbol huruf ”A” tersebut untuk kemudian dilakukan pembinaan.
Auktor intelektualis
Kepala Divisi Humas Polri Inspektur Jenderal Muhammad Iqbal menambahkan, Polri kini tengah menyelidiki siapa auktor intelektualis yang menggerakkan kelompok Anarcho-Syndicalism di Indonesia.
”Sampai saat ini kami terus melakukan penyelidikan terhadap kelompok ini, siapa di belakangnya, siapa yang mendanai,” tutur Iqbal.
Iqbal menyebutkan, setidaknya ada 150 orang yang terkait kelompok anarko itu diamankan di Polrestabes Bandung. Tak hanya itu, puluhan orang juga diamankan di kota lain, yakni Surabaya dan Jakarta.
”Prinsipnya, kalau ada bukti melakukan perbuatan di luar hukum, kami akan proses secara tegas agar ada efek deterrence (efek gentar),” kata Iqbal.
Tindakan hukum
Dihubungi secara terpisah, Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigadir Jenderal (Pol) Dedi Prasetyo menegaskan, dari massa yang diamankan di sejumlah kota, Polri telah menetapkan dua tersangka di Bandung dan enam orang wajib lapor di Surabaya.
Adapun dua tersangka di Bandung itu adalah Reyhan Zakaria (24) dan Alexis Ricky (18).
”Jakarta nihil. Sementara di Bandung, dua orang itu terbukti melakukan tindak pidana dengan terang-terangan secara bersama menggunakan kekerasan terhadap barang dan saat ini menjalani proses hukum lanjut,” tutur Dedi.
Sementara itu, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan, sejumlah fasilitas yang dirusak kelompok anarko pada saat peringatan Hari Buruh Internasional sudah diperbaiki. Fasilitas yang rusak itu adalah pagar pembatas jalur bus Transjakarta di dekat Bundaran Hotel Indonesia, Jakarta Pusat.
”Kami ingin semua aspirasi disampaikan dengan damai dan tertib. Bila terjadi pelanggaran terhadap ketertiban, silakan aparat melakukan proses hukumnya,” ujar Anies.