JAKARTA, KOMPAS — Daftar calon sementara anggota Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia pada Pemilihan Umum 2019 yang telah dirilis Komisi Pemilihan Umum menunjukkan banyak terdapat daerah pemilihan ”neraka”. Daerah pemilihan ini merupakan daerah yang berpotensi menyajikan kontestasi cukup tinggi dengan calon yang memiliki popularitas dan dikenal luas oleh masyarakat.
Daftar calon sementara (DCS) yang dirilis KPU berjumlah 80 daerah pemilihan (dapil). Dari total dapil tersebut, terdapat sejumlah dapil yang diisi oleh bakal caleg yang memiliki popularitas yang cukup tinggi. Dapil tersebut sering disebut dengan dapil ”panas” atau ”neraka”.
Sejumlah dapil yang berpotensi menyajikan kontestasi cukup tinggi antara lain DKI Jakarta III, Jawa Barat VI, Jawa Tengah VII, dan Jawa Timur VII, serta Sumatera Utara I.
Pada daerah pemilihan DKI Jakarta III yang meliputi Kepulauan Seribu, Jakarta Utara, dan Jakarta Barat, sejumlah nama tenar akan bersaing untuk memastikan diri mendapat kursi di DPR. Nama-nama tersebut di antaranya Ketua Umum PBB Yusril Ihza Mahendra, Ketua Umum PSI Grace Natalie, dan Wakil Ketua DPRD DKI Abraham Lunggana (PAN).
Pertarungan para petinggi DPR juga akan tersaji pada daerah pemilihan Jateng VII yang meliputi Kabupaten Purbalingga, Banjarnegara, dan Kebumen. Petinggi DPR tersebut ialah Ketua DPR Bambang Soesatyo dan dua Wakil Ketua DPR, Utut Adianto (PDI-P) serta Taufik Kurniawan (PAN).
Sejumlah nama tenar lainnya juga akan bersaing di daerah pemilihan Jawa Barat VI yang meliputi Kota Depok dan Kota Bekasi. Bahkan, dua menteri kabinet Joko Widodo juga akan bertarung pada dapil ini, yaitu Menteri Ketenagakerjaan Hanif Dhakiri (PKB) dan Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin (PPP).
Sekretaris Jenderal PKB Abdul Kadir Karding menyampaikan, persaingan sejumlah tokoh yang sudah populer dalam pemilu tidak dapat dihindari. ”Biar bertarung memang harus bertarung saja. Asal bertarung sehat,” kata Karding di Jakarta, Selasa (14/8/2018).
Direktur Eksekutif Perkumpulan untuk Pemilu dan Demokrasi (Perludem) Titi Anggraini menyampaikan, banyaknya dapil ”neraka” menandakan partai politik memasang strategi yang cukup kuat dalam kontestasi Pileg 2019.
”Partai tampaknya memetakan dapil secara sungguh-sungguh agar bisa memastikan partainya mendapat suara pada pilpres mendatang. Hal itu bisa dilihat dari partai yang memasang strategi untuk menempatkan figur-figur kuat yang bisa berkompetisi di satu dapil,” ujar Titi.
Juru bicara Presiden Joko Widodo, Johan Budi, yang maju menjadi caleg pada dapil Jawa Timur VII (Pacitan, Ponorogo, Trenggalek, Magetan, dan Ngawi) tidak mempermasalahkan jika harus berhadapan dengan sejumlah nama populer lainnya.
Johan Budi yang maju menjadi caleg PDI-P akan berhadapan dengan putra bungsu presiden keenam Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono, Edhie Baskoro Yudhoyono (Demokrat). Selain itu, daerah pemilihan Jawa Timur VII juga diisi caleg dari PDI-P lainnya, Budiman Sudjatmiko, dan Jessica Herliani Tanoesoedibjo (Perindo) yang merupakan putri Ketua Umum Partai Perindo Hary Tanoesoedibjo.
”Saya kira tidak ada dapil neraka atau surga. Semua dapil sama saja. Tidak ada yang berat, tidak ada yang ringan,” kata Johan. Menurut dia, hal terpenting dalam pemilu yaitu masyarakat memilih sesuai dengan hati nurani mereka.