Novel Baswedan: Saya Tak Ingin Pelaku Penyerangan Merasa Menang!
Oleh
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Komisi Pemberantasan Korupsi meminta aparat kepolisian segera menyelesaikan kasus penyiraman air keras terhadap salah satu penyidiknya, yaitu Novel Baswedan. Penyerang Novel belum dapat ditemukan meskipun peristiwa itu terjadi sejak April 2017.
Meski belum terungkap siapa pelakunya, Novel tak ingin pelaku penyerangan terhadap dirinya merasa menang. Menurut Novel, teror terhadap dirinya justru menjadi penyemangat dalam memberantas korupsi.
”Yang terjadi pada diri saya, penyerangan terhadap diri saya, saya tidak ingin menjadikan hal tersebut sebagai kelemahan. Tetapi saya ingin menjadikan hal ini sebagai penyemangat diri saya. Saya juga ingin mengharapkan, baik pegawai KPK, aktivis, penegak hukum, dalam rangka memberantas korupsi, merasakan bahwa hal ini bisa menularkan semangat yang sama, sehingga kita bisa semakin berani, semakin sungguh-sungguh dalam rangka memberantas korupsi. Apabila kejadian terhadap diri saya membuat takut, menurunkan produktivitas kerja, tentu ini kemenangan bagi pelaku penyerangan, tentu saya tak ingin itu terjadi,” kata Novel.
Novel Baswedan disiram air keras oleh orang tak dikenal pada 11 April 2017. Teror itu menyebabkan mata kiri Novel terluka hingga mengharuskannya dirawat di Singapura. Selaput tebal terlihat jelas menutupi mata kiri Novel, saat ia berkunjung ke kantor Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), pada hari pertama kepulangannya itu, Kamis (22/2).
Wakil Ketua KPK Laode M Syarif mengharapkan penyerang Novel bisa ditemukan dalam waktu dekat. Ia mengatakan, telah berkomunikasi dengan Kepala Kepolisian Daerah Metro Jaya Inspektur Jenderal Idham Azis terkait hal itu.
”Pak Kapolda menjawab, tim masih bekerja. Mudah-mudahan yang menyerang Novel itu segera ditemukan,” kata Laode, saat menyambut kedatangan Novel di kantor KPK, Jakarta Selatan, Kamis siang. Selain Laode, hadir pula mantan Ketua KPK Abraham Samad dan sejumlah aktivis antikorupsi.
Dalam kesempatan itu, Abraham Samad meminta pimpinan KPK untuk segera mungkin mengusulkan dibuatnya Tim Gabungan Pencari Fakta (TGPF) kepada Presiden Joko Widodo. ”Kasus Novel ini sudah berlarut-larut. Waktu 10 bulan bukan waktu yang singkat,” kata Abraham.
Juru Bicara KPK Febri Diansyah mengatakan, kepentingan untuk mencari pelaku itu bukan hanya kepentingan Novel Baswedan. ”Ini kepentingan kita semua. Kita yakin serangan Selasa (11/4/2017) subuh itu adalah serangan terhadap KPK dan pemberantasan korupsi,” kata Febri.
”Terkait TGPF, yang perlu kita pahami, pembentukannya menjadi kewenangan Presiden. KPK tidak bisa memenuhi kewenangan itu. Bagi kami, yang paling penting adalah pelaku penyerangan Novel bisa ditemukan,” kata Febri.
Febri menyampaikan, saat ini sudah ada tim KPK yang ditunjuk apabila ada perkembangan dalam penanganan perkara kasus penyiraman air keras itu. Tim itu bakal berkoordinasi dengan pihak kepolisian dalam upaya pencarian pelaku penyerangan terhadap Novel.
Bicara soal penyerangan yang terjadi kepadanya, Novel mengatakan, teror penyiraman air keras tidak melemahkan dirinya. Novel pun berharap, teror seperti itu tidak membuat siapa pun yang bekerja dalam upaya pemberantasan korupsi, merasa gentar.
”Saya ingin semakin kuat dalam waktu yang tidak lama. Saya berharap proses terhadap mata saya bisa segera tuntas,” kata Novel.
Belum pulih
Laode mengatakan, Novel Baswedan belum sehat sepenuhnya. Novel masih harus menjalani satu operasi lagi untuk mengangkat selaput tebal yang ada pada mata kirinya itu.
”Novel sampai saat ini belum pulih karena masih memerlukan operasi pada mata kiri. Mudah-mudahan berakhir selamat,” kata Laode.
Terkait operasi itu, Febri mengatakan, operasi akan dilangsungkan April ini. ”Operasi tahap kedua direncanakan April ini. Kalau bisa lebih cepat, lebih baik,” kata Febri. Namun, operasi itu bergantung pada kondisi kesehatan Novel,
Novel akan berada di Jakarta sambil menunggu operasi tahap kedua. Febri mengharapkan, Novel dapat beristirahat dan mencapai kondisi terbaiknya April nanti agar bisa segera dioperasi.
”Harap nanti pengertian semua pihak supaya Novel lebih banyak beristirahat untuk pemulihan ini,” kata Febri.
Sementara itu, Febri menyatakan, status Novel hingga saat ini masih menjadi penyidik KPK. Kembalinya Novel untuk bekerja bersama KPK harus menunggu hasil operasi tahap kedua pada April nanti. Febri mengharapkan pemulihan kesehatan setelah operasi tahap kedua itu berlangsung cepat.
”Kapan efektif bekerja bergantung pada penyembuhannya. Jadi setelah operasi tahap kedua, pemulihannya akan dilihat. Semoga tidak terlalu lama kemudian bisa bekerja lagi di KPK,” kata Febri. (DD16)