Aitana Bonmati, Wajah Resiliensi Pesepak Bola Putri
Keteguhan Aitana Bonmati di lapangan ataupun luar lapangan menjadikannya lebih dari sekadar seorang pesepak bola putri.
Aitana Bonmati menerima penghargaan Pemain Wanita Terbaik FIFA 2023 di London, Senin (15/1/2024) waktu setempat.
Wajah Aitana Bonmati Conca saat menerima beragam penghargaan individu ialah wajah resiliensi pesepak bola putri. Selain memiliki kemampuan mumpuni di lapangan, Bonmati tak akan sampai di titik itu jika tak memiliki keberanian untuk berdiri dan melangkah mengatasi setiap situasi sulit di dunia sepak bola putri.
Senyuman merekah di wajah Aitana Bonmati ketika mengangkat trofi Penghargaan Pemain Terbaik FIFA 2023 di London, Inggris, Selasa (16/1/2024) dini hari WIB. Senyuman serupa ditunjukkan Bonmati ketika mengangkat trofi Ballon d’Or Feminin atau penghargaan untuk pesepak bola putri terbaik dunia yang diselenggarakan majalah France Football, Oktober 2023.
Penghargaan Pemain Putri Terbaik FIFA 2023 adalah penghargaan individu keempat Bonmati pada musim 2022-2023. Pencapaian itu tercipta setelah Bonmati menorehkan berbagai prestasi gemilang pada musim 2022-2023. Gelandang berusia 26 tahun ini membawa Barcelona Femeni menjuarai Liga F, Supercopa de Espana Femenina, dan Liga Champions Eropa Putri. Bonmati juga mengantarkan timnas Spanyol menjuarai Piala Dunia Putri untuk pertama kali.
Baca juga: Ballon d’Or, Panggung Ironi Sepak Bola Putri
Bonmati selalu menggunakan momen meraih prestasi untuk menyampaikan pesan lebih luas. Di London, Bonmati mengutarakan rasa bangganya karena menjadi bagian dari generasi perempuan yang kuat serta mengubah tatanan permainan dan dunia. Sementara saat malam penghargaan pemain terbaik UEFA, September 2023, Bonmati berbicara soal kesetaraan dan penolakan terhadap penyalahgunaan kekuasaan dalam hubungan profesional.
”Generasi kita berpotensi memiliki dampak yang lebih besar daripada yang lain, berjuang untuk mendobrak batasan dan mencapai kesetaraan yang layak kita dapatkan dalam skala global. Saya ingin menekankan kekuatan yang menyatukan kita dan semangat kita untuk terus berusaha membuat segala sesuatunya menjadi lebih baik,” kata Bonmati setelah acara penghargaan.
Bonmati adalah salah satu dari ”Las 15” atau 15 pemain yang menulis surat kepada Federasi Sepak Bola Spanyol (RFEF) pada September 2022. Mereka kompak tidak akan bermain untuk timnas Spanyol lagi sampai ada perubahan pada kultur dan aturan tim yang merusak keadaan emosional dan kesehatan mereka.
Bonmati menggambarkan aksi pemogokan itu sebagai hal yang sulit. Ia dan teman-temannya tak hanya kehilangan uang dan sponsor, tetapi juga ”terbunuh di media”. Namun, mereka tetap melakukannya karena percaya segala sesuatunya harus berubah. Bonmati kembali ke skuad menjelang Piala Dunia 2023 setelah RFEF berjanji akan membuat perubahan.
Baca juga: Jenni Hermoso Kembali ke Timnas Putri Spanyol, Proses Hukum Rubiales Berjalan
Bonmati bersama pemain timnas Spanyol lain juga berada pada barisan paling depan untuk mendukung rekan setim mereka, Jenni Hermoso, atas pelecehan seksual oleh Luis Rubiales. Mantan presiden RFEF itu mencium bibir Hermoso tanpa persetujuan. Bonmati dan para pemain timnas Spanyol lain bertahan dari drama dengan RFEF yang terjadi setelahnya.
Dari orangtua
Sumber energi dan ketahanan Bonmati sebenarnya terbentang jauh melampaui lapangan dan bahkan kelahirannya sendiri. Orangtuanya, Rosa Bonmati Guidonet dan Vicent Conca i Ferras, menanamkan pemahaman tentang apa artinya melawan dan berjuang. ”Saya membawa perjuangan dan resiliensi itu dalam darah saya,” kata Bonmati.
Spirit itu, antara lain, tecermin saat Rosa hendak mendaftarkan nama Bonmati ke kantor catatan sipil pada 1998. Berdasarkan tradisi, konvensi, dan undang-undang Spanyol dua dekade lalu, seorang anak diberi nama tengah dari nama keluarga ayah, diikuti nama keluarga ibu. Jika orangtua Bonmati mengikuti aturan ini, ia seharusnya dikenal sebagai Aitana Conca Bonmati.
Keluarga Bonmati tak setuju dengan tradisi yang dinilai tidak memberi arti penting pada perempuan. Alhasil, Rosa mendaftarkan dirinya sebagai ibu tunggal, tidak mencantumkan rincian nama Vicent sama sekali di formulir. Dengan demikian, mereka hanya memberikan anaknya satu nama keluarga. Bonmati berusia dua tahun ketika undang-undang diubah, berkat perjuangan orangtuanya. Pemain Catalan ini adalah salah satu orang pertama di Spanyol yang nama keluarga ibunya mendahului nama ayah mereka.
Baca juga: Inggris Tantang Spanyol di Final, Potret Kebangkitan Sepak Bola Putri Eropa
”Hal-hal seperti inilah yang tidak memberikan arti penting bagi perempuan. Orangtua saya berjuang agar peraturan ini berubah. Saya pun tidak suka tinggal diam di hadapan ketidakadilan,” kata Bonmati kepada Forbes.
Posisi terbaik
Di lapangan hijau, resiliensi Bonmati juga berkali-kali diuji. Pada laga terakhir Grup C Piala Dunia Putri, Agustus 2023, Spanyol mengalami kekalahan terburuk dalam 11 tahun terakhir setelah ditaklukkan Jepang dengan skor 4-0. Selepas kebobolan gol ketiga, Bonmati-lah yang mengambil bola dari gawang dan mencoba mengangkat semangat rekan satu timnya.
Bonmati mengatakan, kekalahan dari Jepang memengaruhi mental tim selama beberapa hari. Namun, kekalahan itu juga menjadi kunci mereka tampil lebih baik setelahnya. Momen buruk itu, kata Bonmati, mengingatkan mereka untuk berubah dan berkembang sehingga akhirnya keluar sebagai juara dunia.
Bonmati kembali melakukan hal serupa saat Barcelona kebobolan gol Wolfsburg dalam waktu dua menit dalam final Liga Champions 2022-2023. Gol itu sempat membawa Bonmati pada ingatan buruk tentang final musim sebelumnya, ketika Olympique Lyon mencetak gol pada menit keenam dan akhirnya keluar sebagai juara dengan skor 3-1. Namun, kata Bonmati, reaksi itu hanya berlangsung sepersekian detik.
Lihat juga: Gaya Suporter di Piala Dunia Putri 2023
Masih ada waktu tersisa dan Bonmati ingin timnya bangkit. Mereka mempelajari kesalahan melawan Lyon dan sepakat untuk percaya diri dan terus berjuang. Barcelona sepenuhnya berhasil karena setelah itu mendominasi permainan. Mereka menciptakan peluang dan akhirnya memenangi laga dengan skor 3-2. ”Kekalahan dari Lyon membuat kami menjadi juara,” ujarnya.
Musim ini, Bonmati mencapai kematangan di lapangan seiring keberhasilannya menemukan posisi ideal di lapangan. Cedera ACL yang diderita rekan setim Bonmati di Barcelona dan Spanyol, Alex Putellas, pada Juli 2022 memberi peluang bagi Bonmati untuk menjadi pusat perhatian. Peluang itu dimanfaatkan dengan baik oleh Bonmati.
Dengan Putellas tidak berada di posisi tradisionalnya di sisi kiri nomor 10, Bonmati ditempatkan sedikit lebih maju. Ia masih berada di sisi kanan lini tengah Barcelona, tetapi lebih dekat ke area penalti. Tahun ini, ia menjadi pencetak gol yang lebih baik dari sebelumnya, terutama di Liga Champions dengan mencetak lima gol.
Pelatih Manchester City yang juga idola Bonmati, Pep Guardiola, pernah mengatakan cara bermain Bonmati membuatnya jatuh cinta. Menurut Guardiola, gaya bermain Bonmati seperti Andres Iniesta, mantan gelandang Barcelona dan Spanyol.
Baca juga: Buah Keseriusan Dua Raksasa Spanyol
”Saya bangga Guardiola membandingkan saya dengan pemain terbaik dunia saat ini. Dia luar biasa, dia genius. Dia pemain yang sangat langka. Dia memiliki bakat yang unik,” kata Iniesta.
Di balik kesuksesannya bersama Barca dan Spanyol terdapat juga mentalitas menuntut diri sendiri. Hal itu mendorongnya memperhatikan banyak aspek untuk menunjang performanya sebagai profesional. Untuk aspek nutrisi, misalnya, Bonmati menjadi seorang flexitarian atau orang yang memakan sebagian besar makanan berbasis tumbuh-tumbuhan dan sesekali memakan daging atau produk turunan hewan yang lain. Ia juga memperhatikan kualitas istirahatnya.
Dalam wawancara dengan The Athletic terungkap, Bonmati selalu membawa bantal setiap pertandingan tandang. Ukuran bantal itu hampir sebesar dirinya, tetapi Bonmati paham bahwa istirahat sangatlah penting menjelang pertandingan.
Begitulah Bonmati. Ia adalah talenta emas di lapangan sekaligus inspirator luar lapangan. Baginya, pesepak bola putri perlu memainkan peran yang lebih luas. Dan untuk mewujudkannya, perlu ketangguhan.
”Kita harus lebih dari sekadar atlet. Kita harus memimpin dengan memberi contoh dan terus berjuang bersama demi dunia yang lebih baik, damai, dan setara,” kata Bonmati.
Aitana Bonmati Conca
Lahir: Sant Pere de Ribes (Barcelona), 18 Januari 1998
Posisi: Gelandang serang
Klub: Barcelona Femini
Prestasi: Penghargaan Pemain Terbaik FIFA, Ballon d’Or Feminin, Pemain Terbaik UEFA, Bola Emas atau pemain terbaik di Piala Dunia dalam satu musim