Jenni Hermoso Kembali ke Timnas Putri Spanyol, Proses Hukum Rubiales Berjalan
Jenni Hermoso dipanggil untuk memperkuat timnas Spanyol putri di UEFA Nations League. Proses hukum kasus Luis Rubiales mencium Hermoso masih berjalan dengan banyak saksi akan dihadirkan.
Oleh
REBIYYAH SALASAH
·5 menit baca
MADRID, SABTU — Perempuan pesepak bola, Jenni Hermoso, kembali dipanggil tim nasional Spanyol untuk pertama kali sejak kasus dicium eks Presiden Federasi Sepak Bola Spanyol Luis Rubiales, Agustus lalu. Sementara proses hukum pelecehan seksual oleh Luis Rubiales seusai final Piala Dunia Putri 2023 masih berjalan dan kasusnya kian berkembang.
Hermoso dipilih oleh pelatih baru timnas putri Spanyol, Montse Tome, pada Rabu (19/10/2023), untuk pertandingan UEFA Nations League 2023 melawan Italia pada 27 Oktober dan Swiss pada 31 Oktober. Pada pengumuman skuad pertama, 18 September lalu, Hermoso tidak dipanggil oleh Tome.
”Kami memutuskan untuk tidak memanggilnya saat itu guna melindunginya. Itu adalah keputusan olahraga yang mencakup banyak hal. RFEF sedang bekerja keras. Kami memahami, karena fokus tertuju padanya, maka (penting untuk) memikirkannya. Dia telah memainkan dua pertandingan sejak Piala Dunia, dengan menit bermain yang hanya beberapa menit. Itu adalah situasi yang unik,” tutur Tome yang ditunjuk menggantikan pelatih Jorge Vilda pada awal September.
Hermoso, yang saat itu kembali ke sepak bola domestik bersama klub Meksiko Pachuca, mempertanyakan alasan Tome tersebut. Hermoso menanggapi pernyataan Tome dengan menanyakan, ”dari apa atau dari siapa” dia perlu dilindungi.
Kontroversi pemanggilan tim pertama juga terjadi karena mayoritas pemain yang dipilih telah menyatakan akan memboikot timnas sampai ada perubahan signifikan di RFEF. Para pemain dipanggil oleh Tome tanpa ada komunikasi sebelumnya.
Para pemain memang akhirnya kembali, awalnya karena mereka khawatir akan mendapat sanksi jika tidak melakukannya. Menurut laporan The Athletic, setelah pertemuan panjang selama seminggu dengan RFEF, para pemain merasa ada kemajuan sehingga menghentikan boikot.
Jaksa Spanyol membuka penyelidikan pelecehan seksual oleh Rubiales pada 28 Agustus 2023.
Sebelumnya, boikot dilakukan setelah eks Presiden Federasi Sepak Bola Spanyol (RFEF) Luis Rubiales mencium bibir Hermoso saat pengalungan medali juara Piala Dunia Putri 2023 di Australia, Agustus lalu. Kasus itu kemudian dibawa ke meja hijau dengan proses hukum saat ini masih berjalan.
Jaksa Spanyol membuka penyelidikan pelecehan seksual oleh Rubiales pada 28 Agustus 2023. Sepekan kemudian, Hermoso dipanggil untuk memberikan kesaksian. Setelahnya, banyak saksi yang dipanggil dan penyelidikan kian meluas.
Vilda, yang awalnya dipanggil sebagai saksi, kini juga telah diselidiki karena kemungkinan melakukan paksaan bersama Direktur Timnas Spanyol Albert Luque dan Direktur Pemasaran RFEF Ruben Rivera.
Pada sidang pertamanya, 15 September lalu, Rubiales menyangkal tuduhan pelecehan seksual terhadap Hermoso. Rubiales juga menegaskan, ciuman itu dilakukan atas dasar suka atas suka. ”Ini bukan tentang seseorang yang diam-diam masuk ke kantor orang lain untuk mencium mereka dengan paksa, bukan. Itu wajar, di depan jutaan mata, antara dua orang yang kenal lama. Bagaimana saya meminta maaf jika kami sangat bahagia?” kata Rubiales dalam pernyataan yang diterbitkan media Spanyol, El Espanol.
Seperti Rubiales, kesaksian Hermoso juga bocor di media sosial. Mantan pemain Barcelona Femeni dan Paris Saint-Germain Feminine ini menjelaskan, dia menyapa dan memeluk Rubiales yang menjadi bagian delegasi yang mengalungkan medali.
”Hal pertama yang saya katakan kepadanya ketika saya memeluknya adalah, ’Betapa kacaunya kita’, dan dia melompat ke arah saya dan saya berdiri teguh. Ketika dia melepaskan pelukannya, satu-satunya hal yang saya ingat adalah dia berkata kepada saya, ’Kami memenangi Piala Dunia ini berkat Anda’. Hal berikutnya yang saya ingat adalah tangannya di kepala saya dan ciuman di mulut,” tutur Hermoso.
Tak terlindungi
Dalam kesaksian lain, Hermoso menilai RFEF membiarkannya dalam posisi tidak terlindungi. Padahal, Hermoso berada dalam posisi tertekan. Pemain yang telah mencetak 50 gol untuk timnas Spanyol ini bahkan harus meninggalkan Madrid untuk tidak mendapatkan tekanan.
”Saya tidak pantas menjalani semua ini. Mengapa saya harus menangis di kamar padahal saya tidak melakukan apa pun?” kata Hermoso.
Kesaksian sang kakak, Rafael Hermoso, juga bocor di media Spanyol. Rafael Hermoso ditanya tentang kemungkinan RFEF mencoba menekan saudaranya agar membantu meringankan tekanan publik terhadap Rubiales. Dia berkata, Vilda mendekatinya di pesawat dalam perjalanan pulang dari final Piala Dunia.
”Presiden (Rubiales) mengirim saya untuk berbicara dengan Anda sehingga Anda dapat meyakinkan saudara perempuan Anda bahwa sebelum tiba di Doha (tempat transit) dia harus keluar bersamanya dan membuat pernyataan,” kata Rafael Hermoso menirukan ucapan Vilda kepadanya.
Menurut laporan media lebih lanjut di Spanyol, Vilda membantah hal ini ketika dia sendiri ditanyai mengenai masalah ini saat hadir di hadapan jaksa pada 10 Oktober.
Sejauh ini, tiga rekan satu tim Hermoso telah memberikan kesaksian dan masih banyak lagi tokoh penting dari sepak bola Spanyol yang juga akan hadir bulan depan. Beberapa di antaranya, yaitu Manajer Timnas Spanyol Luis de la Fuente dan Presiden Komite Sepak bola Wanita Nasional RFEF, Rafael del Amo. Adapun Hermoso dijadwalkan memberikan kesaksian lebih lanjut. Tanggalnya masih belum ditentukan.
Bukan sekadar trofi
Terlepas dari kasus Rubiales, Hermoso bangga dengan pencapaian timnas putri Spanyol yang berhasil menjuarai Piala Dunia Putri 2023. Menurut Hermoso, kemenangan itu merupakan bagian dari perjuangan demi kesetaraan. Pencapaian itu, kata Hermoso, lebih manusiawi dan transenden.
”Kami tidak menjadi juara agar bisa mengangkat trofi yang akan tetap dipajang, atau menerima bonus, atau tampil di ribuan sampul (majalah/koran) yang akan kusut seiring berjalannya waktu. Kami menjadi juara dunia karena itulah satu-satunya cara agar kami didengar, dihormati, dan dihargai,” ucap Hermoso dalam pidato di Meksiko, awal Oktober, dikutip dari The Guardian.
Hermoso mengatakan, timnas spanyol telah mengubah cara pandang banyak orang terhadap sepak bola perempuan. Kini, pemain 33 tahun ini yakin, akan ada banyak anak perempuan di dunia yang merasa dilindungi oleh kelompok pemain yang berani dan berkomitmen untuk memikirkan masa depan mereka.
”Mungkin kita mengorbankan sedikit kegembiraan, beberapa perayaan, dan, yang tidak seharusnya kita terima, kita menderita lebih dari yang seharusnya kita alami pada momen bersejarah ini,” tutur Hermoso.