Maryna Sergiivna Viazovska, Kesuksesan Anak Pegawai Pabrik Pesawat
Viazovska sejak kecil belajar matematika. Sejak SD, ia mengaku tidak terlalu pandai saat harus belajar sastra. Ia mengaku lebih mudah berkonsentrasi dan memahami bilangan.
Oleh
KRIS MADA
·6 menit baca
Kala negaranya tengah diserang, Maryna Sergiivna Viazovska (37) mencetak sejarah. Ia menjadi perempuan kedua yang menerima Fields Medal. Anugerah yang kerap dianggap sebagai Nobel bidang matematika itu diberikan karena Viazovska bisa memecahkan persoalan yang dilontarkan pada 1611.
Viazovska menerima kabar dari panitia Fields Medal pada Januari 2022. Sedianya, hadiah itu akan diberikan dalam Kongres Matematika Internasional (ICM) di St Petersburg, Rusia, pada Juli 2022. Serangan Rusia ke Ukraina pada Februari 2022 membuat Persatuan Matematikawan Internasional (IMU) membatalkan ICM di St Petersburg. Kongres diselenggarakan secara daring, sementara Fields Medal dianugerahkan kepada para pemenang dalam acara di Helsinki, Finlandia, pada 5 Juli 2022.
Fields Medal dianugerahkan setiap empat tahun kepada matematikawan berusia di bawah 40 tahun dan dianggap memberi terobosan penting pada matematika. Viazovska, yang kini bekerja di Swiss Federal Institute of Technology kampus Lausanne, memecahkan persoalan matematika yang dilontarkan Johannes Kepler pada 1611. Dulu, Kepler bertanya cara menyusun benda bulat lebih banyak. Ia menanyakan itu setelah melihat jeruk dan buah disusun dengan pola sama dari dulu. Sampai sekarang pun, jeruk di lapak pedagang hanya disusun dengan cara yang sama, yakni membentuk piramid.
Setelah meneliti selama dua tahun, Viazovska menemukan cara menyusun benda bulat dalam delapan dan 24 dimensi. Terobosan itu membuat ia menyusul jejak mendiang Maryam Mirzakhani. Pada 2014, Mirzakhani menjadi perempuan pertama yang menerima Fields Medal sejak hadiah itu pertama kali diberikan pada 1936.
Fields Medal adalah penghargaan mutakhir dan tertinggi yang diraih Viazovska.
Sejak 2016, ia telah mendapat paling tidak 8 penghargaan tinggi bidang matematika. Atas keberhasilannya menjawab pertanyaan Kepler, ia menerima Anugerah Salem 2016, Anugerah Penelitian Clay 2017, dan SASTRA Ramanujan 2017.
Sejak lama, para penerima penghargaan itu kerap akan masuk daftar penerima Fields Medal. Viazovska menjadi orang terbaru yang membuktikan anggapan itu. Ia menerima aneka penghargaan bergengsi yang dibuat untuk mengenang matematikawan penting di masa lalu. Selain John Fields yang diabadikan menjadi Fields Medal, ada Srinivasa Ramanujan yang dihadikan hadiah bagi matematikawan muda. Ramanujan merupakan matematikawan India abad 19 yang memberi terobosan penting dalam teori bilangan. Sumbangannnya antara lain pada teori ketakberhinggaan.Antonov
Berbeda dari Ramanujan yang nyaris tidak punya pendidikan formal bidang matematika, Viazovska sejak kecil belajar matematika. Sejak SD, ia mengaku tidak terlalu pandai saat harus belajar sastra. Ia mengaku lebih mudah berkonsentrasi dan memahami bilangan dibandingkan rangkaian kalimat sastra. ”Dulu saat kami kecil, waktu kami sudah tidur, dia (Viazovska) masih sibuk dengan rumus,” kata adiknya, Natalie, kepada media Ukraina, Quanta.
Natalie, Tetiana, dan tentu saja Maryna menghabiskan tahun awal kehidupan mereka di pinggiran kota Kyiv. Ayah dan ibu mereka bekerja di pabrik pesawat Antonov. Ayahnya bekerja di bidang kimia, ibunya teknisi.
Belakangan, ayahnya berhenti dari pabrik dan menjadi wirausaha. Kala itu, Viazovska Sudah masuk SMP yang dikenal menerima para murid pintar. Salah satu guru SMP itu adalah Andrii Knyazyuk yang menjadi matematikawan teoretis sebelum mulai menjadi guru SMP. Guru seperti Knyazyuk membuat para murid, termasuk Viazovska amat tertarik pada angka. Sebab, guru-guru seperti itu punya metode mengajar yang sangat membantu murid mereka menguasai berbagai persoalan matematika dan fisika.
Bukan hanya untuk ujian sekolah, Viazovska belajar matematika dan fisika untuk ikut kompetisi. Kala mulai kuliah di Taras Shevchenko National University of Kyiv, ia semakin kerap menjuarai berbagai kompetisi matematika nasional dan internasional.
Dosennya, Igor Shevchuk, memasukkan Viazovska dalam kelompok belajar yang terdiri dari beberapa mahasiswa sarjana dan pascasarjana. Anggota lain di kelompok itu adalah Andrii Bondarenko yang menjadi mitra Viazovska meneliti pada 2005. Penelitian mereka memang kompetisi pada 2005. ”Kepercayaan diri saya dan kepercayaan pada matematika semakin meningkat,” kata Viazovska.
Duet itu, bersama Danylo Radchenko, juga terus bersama meneliti. Makalah mereka diterima Annals of Mathematics pada 2011. Pembimbing Viazovska dan Radchenko di jenjang doktoral, Don Zagier, menyebut jurnal itu sebagai salah satu jurnal matematika paling bergengsi. Makalah mereka membahas soal geometri dan ruang. ”Makalah yang sangat luar biasa,” kata Henry Cohn, matematikawan senior Massachusetts Institute of Technology (MIT) Amerika Serikat.
Keluarga
Lulus dari Taras Shevchenko National University, Viazovska. melanjutkan pendidikan ke University of Kaiserslautern di Jerman dan lulus pada 2007. Ia menyelesaikan dua kali pendidikan doktoral, pertama dari Institute of Mathematics of the National Academy of Sciences of Ukraine pada 2010. Kedua dari University of Bonn pada 2013.
Setelah menyelesaikan dua kali pendidikan doktoral, ia bekerja di Berlin Mathematical School dan kemudian Humboldt University di Berlin Jerman. Ia juga pernah menjadi peneliti tamu di Princeton University, AS. Sejak 2018, ia menjadi pengajar École Polytechnique Fédérale de Lausanne (EPFL) Swiss. EPFL kerap disebut sebagai MIT versi Eropa.
Kini, ia tinggal bersama suami, kedua anak, kedua adik, dan kedua keponakannya di Laussane. Adiknya, Natalie dan Tatiana, tiba di sana setelah Rusia menyerbu Ukraina. Waktu pasukan Rusia mendekati Kyiv, ia mengaku tidak bisa tidur gara-gara kedua adik, kedua keponakan, ibu, dan neneknya masih di ibu kota Ukraina tersebut. Ia meyakinkan seluruh keluarganya mengungsi. Upaya itu mudah untuk Natalie dan Tatiana serta anak-anak mereka. Lain cerita untuk nenek mereka yang berusia 85 tahun. ”Nenek tidak bisa membayangkan meninggal di luar Ukraina. Beliau menghabiskan seumur hidup di sana,” katanya.
Ia tinggal bersama neneknya sejak usia balita. Kala itu, mereka menghuni rumah susun yang disebut apartemen Khrushchyovka. Dinamai demikian karena banyak rusun di Ukraina dibangun kala Uni Soviet dipimpin Nikita Khrushchev, politisi yang menghabiskan masa remaja dan masa muda di Donetsk dan Luhansk.
Rumah Viazovska dan suaminya, fisikawan Daniil Evtushinsky, dekat dari kampus EPFL. Viazovska dan Evtushinsky sama-sama mengajar di EPFL. Karena tidak punya mobil, mereka selalu berjalan kaki ke kampus.
Evtushinsky belum punya SIM. Sementara Viazovska, walau tidak punya mobil, sudah lama punya SIM. Dulu, ia dan suaminya sama-sama merasa tidak perlu punya mobil. Belakangan, mereka mempertimbangkan punya mobil. Karena itu, Evtushinsky sedang berusaha mendapatkan SIM.
Evtushinsky dan Viazovska sudah mengenal sejak remaja. Mereka berkenalan saat sama-sama ikut kelompok belajar calon peserta kompetisi sains. Hubungan mereka bertahan sampai sekarang. (AFP/REUTERS)Maryna Sergiivna Viazovska
Lahir : Kyiv, 2 December 1984
Almamater:
- Taras Shevchenko National University of Kyiv
- University of Kaiserslautern
- Institute of Mathematics of the National Academy of Sciences of UkraineUniversity of Bonn