Setelah sekitar tujuh bulan mundur sementara dari dunia selancar, peselancar Brasil juara dunia tiga kali, Gabriel Medina, kembali turun ke kompetisi. Pantai G-Land menjadi saksi bisu kebangkitan Medina.
Oleh
ADRIAN FAJRIANSYAH, AMBROSIUS HARTO MANUMOYOSO
·5 menit baca
Peselancar asal Brasil sekaligus pemegang tiga trofi juara dunia, Gabriel Medina, memutuskan mundur sementara dari dunia selancar sejak September 2021 karena depresi yang disebabkan akumulasi sejumlah masalah pribadi. Namun, setelah berhasil mengatasi masalah itu dan punya tekad meninggalkan warisan untuk dunia selancar, dia turun gunung di Seri Keenam Championship Tour Liga Selancar Dunia atau CT WSL 2022 di Pantai Plengkung atau G-Land, Banyuwangi, Jawa Timur, 28 Mei-6 Juni.
Kembalinya Medina bak pisau bermata dua bagi semua pesaingnya. Di satu sisi, para pesaing menyambut bahagia sang juara bertahan CT WSL itu bisa lepas dari masalahnya dan berkompetisi lagi. Di sisi lain, kembalinya peselancar berusia 28 tahun itu menjadi ancaman yang membuat persaingan perebutan juara dunia musim ini lebih ketat.
”Saya merasa lebih baik, saya merasa 100 persen senang di Indonesia. Saya suka tempat ini dan saya ingin menghibur para penggemar,” ujar Medina seusai menyingkirkan peselancar Amerika Serikat, Kolohe Andino, pada heat 2 babak 16 besar, Jumat (3/6/2022).
Penampilan Medina cukup memukau selama di G-Land. Pada heat 8 babak pembuka, Sabtu (28/5/2022), peselancar kelahiran Sao Paulo, Brasil, itu keluar sebagai yang terbaik dengan total skor 11,70 poin. Dia menaklukkan peselancar Brasil urutan ke-17 klasemen sementara, Samuel Pupo, dan peselancar Australia peringkat kedelapan klasemen sementara, Callum Robson.
Medina melanjutkan aksi memukaunya pada heat 2 babak 16 besar. Dia menang cukup telak atas Andino yang berada di urutan ke-14 klasemen sementara. Dirinya mengumpulkan total skor 14,67 poin, sedangkan Andino mendapatkan total skor 10,67 poin.
Pada perempat final, Medina bertemu dengan kompatriot senegaranya, Jadson Andre, yang berada di peringkat ke-21 klasemen sementara. ”Saya ingin mendapatkan hasil yang bagus di sini karena ombaknya sangat menyenangkan. Saya menanti untuk berselancar di sini dan akhirnya saya bisa ke sini. Jadi, saya tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan ini, terus melakukan yang terbaik sebanyak yang saya bisa,” ungkap Medina.
Medina terhenti di semifinal Seri Keenam CT WSL 2022. Dalam lomba heat 1 babak empat besar itu, dia takluk kepada peselancar Australia Jack Robinson, yang akhirnya keluar sebagai juara ajang tersebut.
Pada lomba itu, Medina mengumpulkan total skor 13,33 poin (6,33 poin di ombak keenam dan 7,00 poin di ombak ke-10). Adapun Robinson membukukan total skor 13,90 poin (6,07 poin di ombak kedua dan 7,83 poin di ombak kelima).
Siapa sangka, performa stabil Medina itu terjadi setelah dirinya absen selama tujuh bulan. Medina mengaku hal itu terjadi karena dirinya tetap berlatih dan terus menjaga pola hidup sehat selama rehat. ”Saya tetap latihan, berusaha mengonsumsi makanan sehat, dan istirahat cukup. Rutinitas saya masih sama seperti rutinitas atlet. Itu sebabnya, saya bisa tetap dalam kondisi baik seperti sekarang,” kata peselancar kelahiran 22 Desember 1993 tersebut.
Meski harus berjuang lepas dari keterpurukan mental, Medina membuktikan bahwa dirinya profesional sejati. Dia bisa menjaga dirinya terhindar dari kegiatan-kegiatan negatif yang bisa menyebabkan dia kian terbenam. ”Saya terus berusaha untuk menjadi lebih baik. Saya berselancar setiap hari dan terus bergerak, mencoba mempelajari hal-hal baru. Saya selalu suka mencoba untuk mendapatkan 100 persen,” tuturnya.
Kehidupan Medina lumayan ruwet setahun lalu. Dilansir dari Olympics.com, Senin (25/4/2022), hal itu akibat akumulasi perselisihan dengan publik, keluarga, dan puncaknya perceraian. Dia berselisih dengan ibunya, Simone Medina, dan ayah tirinya sekaligus mantan pelatihnya, Charles Saldanha. Hal itu karena keinginannya memiliki manajemen yang lebih baik, lebih bersahabat, dan lebih profesional.
Saya tetap latihan, berusaha mengonsumsi makanan sehat, dan istirahat cukup. Rutinitas saya masih sama seperti rutinitas atlet. Itu sebabnya, saya bisa tetap dalam kondisi baik seperti sekarang.
Masalahnya semakin kompleks karena merambat ke rumah tangga. Pada Januari 2022, dia bercerai dengan istrinya, Yasmin Brunet, yang sudah ia nikahi sejak 2020. ”Itu masa-masa yang amat sulit. Saya menangis ketika pergi ke air (berkompetisi). Itu sangat memengaruhi saya. Saya coba tetap tenang, tidak pernah membicarakannya. Saya ingin fokus pada pekerjaan, saya senang bahwa saya dihargai dengan gelar juara dunia ketiga (2021). Tapi, itu tidak mudah,” ungkapnya.
Segenap masalah itu yang membuat Medina memutuskan rehat dari dunia selancar untuk sementara per September tahun lalu. Dia berusaha menenangkan diri dan mengurangi beban pikiran dengan pergi ke psikolog. ”Bukan rahasia, bahkan menarik untuk berbicara tentang kesehatan mental. Saya mengalami depresi, saya mulai mengobati diri dengan psikolog. Saya tidak pernah membayangkan berada dalam situasi tersebut. Itu menakutkan, semuanya berhenti masuk akal untuk mu,” tuturnya.
Akan tetapi, semua itu telah berakhir. Medina boleh dibilang sudah menemukan lagi kepercayaan diri dan semangat hidupnya seperti dahulu sebelum masalah itu terjadi. ”Saya jauh lebih baik, saya senang bisa menemukan diri saya lagi. Saya belajar banyak dari semua yang pernah terjadi,” kata Medina.
Medina mengatakan, salah satu faktor yang menyebabkannya termotivasi untuk kembali adalah ingin memenangi lebih banyak gelar juara dunia. Selain itu, dia ingin memberikan warisan yang positif, terutama kepada anak muda di dunia selancar.
Dia ingin menunjukkan kepada semua orang bahwa semuanya mungkin untuk bisa keluar dari masalah mental dan menjadi lebih baik, apalagi mencapai mimpi meraih prestasi ataupun menjadi juara dunia. ”Saya ingin menginspirasi orang-orang yang punya mimpi dan membuat mereka melakukan apa yang mereka sukai, karena itulah yang saya lakukan sekarang,” ujarnya.
Saya ingin menginspirasi orang-orang yang punya mimpi dan membuat mereka melakukan apa yang mereka sukai, karena itulah yang saya lakukan sekarang.
Rekan senegara Medina yang kini memuncaki klasemen sementara, Filipe Toledo, menuturkan, banyak peselancar yang menanti kembalinya Medina karena Medina salah satu peselancar terbaik di dunia. Itu memang membuat persaingan menjadi lebih ketat, tetapi memacu Toledo untuk menjadi lebih baik dalam perebutan juara dunia musim ini.
Bagi peselancar Indonesia, Rio Waida, Medina merupakan teladan. ”Secara kemampuan, ada beberapa peselancar yang lebih baik dari Medina, seperti Toledo. Tapi, Medina itu memiliki semangat dan daya saing tinggi untuk selalu menjadi yang terbaik,” ungkapnya.
GABRIEL MEDINA
Lahir: Sao Sebastiao, Sao Paulo, Brasil, 22 Desember 1993
Prestasi:
Tiga kali juara dunia (World Tour ASP 2014 serta Championship Tour WSL 2018 dan 2021)
Juara Kejuaraan Dunia Yunior WSL 2013
Juara Kejuaraan Vans Triple Crown 2015
17 kali menang seri Championship Tour WSL
Emas poin tim ISA World Surfing Games 2019
Perunggu individu putra ISA World Surfing Games 2019