Liga Selancar Dunia yang berlangsung di G-Land, Banyuwangi, menyedot perhatian khusus. Acara yang digelar lagi setelah 25 tahun di selatan Alas Purwo itu membuat banyak orang penasaran untuk menyaksikannya.
Oleh
AMBROSIUS HARTO MANUMOYOSO, ADRIAN FAJRIANSYAH
·5 menit baca
Seorang lelaki, berusia di atas 60 tahun, berkemeja, berjins, bertopi, dan berkalung tanda ”PENGUNJUNG” mencegat dan bertanya kepada dua jurnalis yang sedang berjalan di kawasan Pantai Plengkung, Taman Nasional Alas Purwo, Banyuwangi, Jawa Timur, Sabtu (28/5/2022) selepas pukul 12.00 WIB.
Si bapak bernama Achmad Juhari, pensiunan bankir swasta, tinggal di Jakarta, dan berkampung halaman di Lumajang, Jawa Timur. Lumajang berada di sisi barat Jember yang berbatasan dengan Banyuwangi di sisi timur. Banyuwangi ada paling timur Provinsi Jatim. Alas Purwo juga dikenal sebagai Semenanjung Blambangan.
”Saya datang ke sini karena tertarik untuk lihat WSL (Liga Selancar Dunia),” kata Juhari. Dari Jakarta, Ibu Kota, Juhari terbang ke Banyuwangi dan menginap. Selanjutnya, menyewa mobil dan jasa sopir untuk mengantar ke Pantai Plengkung (G-Land), 55-60 kilometer dari pusat kota ke tenggara yang setara 3 jam perjalanan bermobil tanpa macet.
Perjalanan Juhari terhenti di pintu gerbang Pantai Pancur, 7-8 km di utara Pantai Plengkung. Dari Pancur, Juhari patungan menyewa jip TN Alas Purwo bertarif Rp 250.000. ”Saya patungan dengan orang lain sehingga menyewa berlima. Di sini boleh berkeliling selama 3 jam,” ujarnya.
Dalam 3 jam itu, Juhari berjalan menikmati pesisir kawasan Pantai Plengkung. Melihat lomba dari bibir pantai meski peselancar nyaris tak terlihat. ”Wah seharusnya saya bawa teropong. Lupa saya,” katanya yang datang sendiri.
Juhari bilang baru pertama datang dan menikmati TN Alas Purwo. Sebelumnya, ia pernah singgah ke TN Ujung Kulon yang berada di sisi paling barat Pulau Jawa. Alas Purwo dan Ujung Kulon sama-sama membuatnya jatuh cinta. ”Di Ujung Kulon ada satwa khas badak bercula satu, sedangkan di Alas Purwo, katanya, banyak merak dan banteng Jawa. Saya senang akhirnya dalam hidup sempat ke tempat paling barat dan paling timur Pulau Jawa,” ujarnya.
Sementara itu, Mimi Aziz (47) bersama suami dan anaknya datang dari Surabaya, ibu kota Jatim, juga karena terpikat dengan Seri Ke-6 Championship Tour Liga Selancar Dunia (WSL) yang berlangsung 28 Mei-6 Juni 2022.
Mimi pernah datang ke G-Land sekitar dua tahun lalu. Namun, waktu itu pantainya sepi tidak ada kegiatan. Untuk berenang pun ngeri sebab gelombangnya besar dan tinggi. ”Terlalu bahaya untuk main air di sini, kecuali untuk orang-orang pengalaman dan terlatih seperti para peselancar,” ujarnya.
Akan tetapi, beberapa hari lalu, Mimi mendapatkan kabar dari media sosial ada lomba selancar kelas dunia di G-Land. Sarjana lulusan Ilmu Komunikasi dan Jurnalistik itu punya rasa penasaran tinggi ingin menyaksikan langsung bagaimana aksi peselancar mengarungi ombak besar dan beraksi di atasnya.
”Saya itu aneh dengan orang-orang luar negeri, yah. Mereka itu kok berani-berani sekali bermain dengan ombak, sedangkan kita kan menghindari ombak. Makanya, ini unik untuk saya. Jadinya, saya dan keluarga berangkat dari tengah malam agar bisa sampai di sini pagi dan langsung bisa nonton siangnya,” kata Mimi yang suaminya orang Banyuwangi.
Selain berperjalanan Surabaya-Banyuwangi sekitar 5-6 jam, Mimi dan keluarga juga harus mengeluarkan kocek tak sedikit untuk menonton langsung lomba tersebut. Tarif masuknya Rp 10.000 per orang dan biaya sewa mobil gardan ganda untuk ke lokasi pantai Rp 250.000 pergi-pulang. Jadinya, total mereka mengeluarkan biaya Rp 290.000 untuk nonton hanya selama tiga jam, dari pukul 11.00 hongga pukul 13.00.
Saya itu aneh dengan orang-orang luar negeri yah. Mereka itu kok berani-berani sekali bermain dengan ombak.
Meski demikian, Mimi tidak menyesal mengeluarkan biaya cukup besar untuk mendapatkan pengalaman baru.
”Acara ini kan tidak setiap saat ada. Pengalaman yang didapat itu nilainya sangat penting untuk kami, terutama anak. Jadi, saya tidak menyesal walau cuma nonton dari kejauhan, bahkan orang-orangnya saja nyaris tidak terlihat,” kata Mimi dan keluarga yang hanya nonton sehari saja.
Terbaik
General Manager WSL Asia Pasifik Andrew Stark dalam pembukaan mengatakan, ombak di Pantai Plengkung di kalangan peselancar dunia dianggap sebagai satu dari sepuluh lokasi terbaik. G-Land terakhir kali menjadi tempat kejuaraan internasional selancar pada 1997 atau 25 tahun silam.
Menurut Stark, kejuaraan diharapkan mendorong G-Land dan Banyuwangi lebih dikenal di kalangan turis dunia dan domestik atau Nusantara. Bagi dunia selancar, Indonesia diharapkan terus memiliki barisan peselancar yang kompetitif.
”Rio Waida sebagai perwakilan Indonesia tentu amat dinanti penampilannya oleh masyarakat,” kata Stark. Rio adalah juara seri kedua Challenger WSL di Sydney, Australia, 17-24 Mei 2022. Rio yang kelahiran Jepang mendapat wild card untuk ikut kejuaraan kategori seri keenam Championship Tour WSL yang paling bergengsi di G-Land.
Sekretaris Jenderal Persatuan Selancar Ombak Indonesia (PSOI) Tipi Jabrik Valentin menambahkan, potensi pariwisata pantai untuk kejuaraan nasional dan internasional amat terbuka. ”Karena sebagian kepulauan Nusantara menghadap Samudra Hindia sehingga punya ombak yang cocok untuk kejuaraan selancar,” katanya.
Tipi melanjutkan, kejuaraan diharapkan menyedot partisipasi publik (wisatawan domestik dan mancanegara). Akhirnya, aktivitas pariwisata pantai akan membawa manfaat ekonomi.
Menurut Bupati Banyuwangi Ipuk Festiandani yang melanjutkan kepemimpinan dua periode suami, Abdullah Azwar Anas, akan berupaya agar kejuaraan selancar bergengsi seperti WSL dapat rutin diadakan di G-Land. Banyuwangi juga berusaha mendorong agar pariwisata pantai tetap digemari, berkembang, tetapi lestari dan berkesinambungan.
Ipuk mengatakan, pariwisata turut membuat nama Banyuwangi semakin dikenal dan mendunia. Banyuwangi harus siap untuk menyambut perkembangan potensi wisata dan bersaing dengan Pulau Bali di seberang timur. Dengan berbagai keunikan alam dan budaya, diharapkan pariwisata dapat mendorong keberlangsungan kehidupan masyarakat.