Guruh Sabdo Nugroho (35) menekuni produksi gitar kualitas premium dengan hiasan batik tulis. Berkat kualitas dan keunikannya, gitar batik buatan Guruh berhasil mendunia dan memikat para pencinta gitar di sejumlah negara.
Oleh
HARIS FIRDAUS
·6 menit baca
Berawal dari usaha penjualan gitar melalui internet, Guruh Sabdo Nugroho (35) menekuni produksi gitar kualitas premium dengan hiasan batik tulis. Berkat kualitas dan keunikannya, gitar batik buatan Guruh berhasil mendunia dan memikat para pencinta gitar di sejumlah negara. Sejumlah musisi ternama Tanah Air pun memakai gitar karya Guruh.
Guruh sebenarnya tidak memiliki latar belakang pendidikan musik atau kerajinan. Di bangku kuliah, Guruh belajar ilmu komputer. Setelah lulus kuliah, dia kemudian bekerja di perusahaan penyedia jasa internet. Namun, pada tahun 2007, Guruh menjalani kerja sambilan dengan membantu menjual gitar yang diproduksi saudaranya di Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah.
”Jadi, dulu ada saudara yang produksi gitar, lalu dia minta saya membantu menjualkan lewat internet. Waktu itu, penjualannya kenceng (laku) banget,” kata Guruh yang juga tinggal di Sukoharjo.
Dari pengalaman menjual gitar melalui internet itu, Guruh tertarik mendalami seluk-beluk produksi gitar. Dia lalu memutuskan keluar dari perusahaan tempatnya bekerja dan fokus memulai usaha produksi gitar pada tahun 2009. Mulanya, Guruh hanya memproduksi gitar kualitas biasa yang menggunakan bahan baku laminated wood atau kayu laminasi.
Dalam proses produksi alat musik akustik, dikenal dua jenis kayu yang biasa digunakan sebagai bahan baku, yakni laminated wood dan solid wood atau kayu solid. Solid wood berasal dari pohon yang dipotong menjadi batang-batang kayu, lalu dibentuk menjadi balok-balok kotak dan ditipiskan agar bisa digunakan sebagai bahan baku alat musik.
Sementara itu, laminated wood berasal dari kayu tipis yang ditumpuk menjadi beberapa lapis dan disatukan dengan lem. Dari segi kualitas, gitar dan alat musik yang dibuat dengan solid wood memiliki kualitas suara yang lebih bagus dibandingkan yang menggunakan bahan baku laminated wood.
Mulai tahun 2011, Guruh tergerak untuk membuat gitar kualitas premium yang memakai solid wood sebagai bahan baku. Ada beberapa jenis kayu yang dipakai Guruh untuk bahan baku gitar, misalnya kayu mangga, mahoni, sonokeling, dan trembesi.
Agar bisa membuat gitar kualitas premium secara baik, Guruh lalu belajar ke sejumlah produsen gitar di Indonesia dan beberapa negara lain. ”Dari 2011 sampai 2013, saya juga belajar ke pembuat gitar di Malaysia dan Singapura,” katanya.
Setelah menekuni produksi gitar kualitas premium, Guruh pun berupaya agar gitar buatannya memiliki pembeda dengan gitar produksi perajin lain. Berawal dari niatan itu, Guruh lalu memutuskan menghiasi gitar buatannya dengan batik. Gitar karya Guruh itu kemudian diberi merek Batiksoul Guitars.
Yang unik, motif batik yang ditorehkan ke gitar buatan Guruh itu dibuat dengan proses yang sama dengan pembuatan batik tulis tradisional. Oleh karena itu, proses pembuatan batik di gitar-gitar buatan Guruh juga memakai malam atau lilin khusus yang biasa dipakai untuk pembuatan batik tulis.
”Saya mau batik di gitar saya itu benar-benar diproses sesuai pembuatan batik tradisional. Sebab, kalau gitar bermotif batik yang dibuat dengan cat atau ditempel gambar, itu sudah banyak. Tapi, yang diproses benar-benar seperti batik itu belum ada,” ungkap Guruh saat ditemui di galeri Batiksoul Guitars di Dusun Ngenden, Desa Banaran, Kecamatan Grogol, Sukoharjo, Selasa (27/4/2021).
Formula khusus
Saat pertama kali mencoba membuat batik tulis di gitar, Guruh ternyata menghadapi tantangan yang cukup berat. Hal ini karena proses pembuatan batik itu ternyata rentan membuat kualitas gitar menjadi turun. Oleh karena itu, Guruh harus mencari cara agar pembuatan batik tulis tersebut tidak menurunkan kualitas gitar buatannya.
Menurut Guruh, dirinya membutuhkan waktu sekitar dua tahun untuk menemukan cara yang pas agar pembuatan batik tidak menurunkan kualitas gitar. Dalam kurun waktu itu, dia berhasil menemukan formula cairan yang pas untuk nglorod atau menghilangkan malam dari kayu gitar yang telah diberi motif batik.
Dalam pembuatan batik tulis, proses nglorod biasanya dilakukan dengan merendam kain batik ke dalam air mendidih. Namun, cara nglorod dengan merendam ke air mendidih itu tentu tak mungkin dilakukan dalam proses pembuatan gitar karena bisa merusak kayu yang menjadi bahan baku gitar. Oleh karena itu, Guruh kemudian memakai cairan dengan formula atau racikan khusus untuk nglorod.
”Untuk nglorod, kami pakai racikan cairan kimia kami sendiri. Jadi, enggak pakai air panas. Dulu coba pakai air panas, tapi kelembaban kayu gitarnya berubah. Pernah juga coba pakai alkohol, tapi warnanya ikut luntur,” tutur ayah dua anak itu.
Guruh menyebut, dengan formula khusus yang ditemukannya itu, proses pembuatan batik tidak akan mengubah kelembaban gitar dan tidak merusak resonansi suara gitar. Selain itu, formula khusus itu juga diperlukan agar gitar akustik yang sudah selesai diproduksi bisa tahan di negara empat musim.
Dalam proses pembuatan batik di badan gitar, Guruh bekerja sama dengan seorang pembatik yang sudah ahli. Yang unik, proses membatik itu dilakukan secara langsung, tanpa membuat sketsa terlebih dulu di atas badan gitar. Sebab, jika didahului pembuatan sketsa dengan pensil, di badan gitar akan tampak sisa-sisa pensil setelah proses nglorod dilakukan.
Internasional
Pada masa awal, produk Batiksoul Guitars lebih menyasar para pembeli di dalam negeri. Namun, sejak tahun 2015, Guruh mulai serius mempromosikan gitar buatannya ke dunia internasional dengan mengikuti pameran di sejumlah negara. Dia juga aktif mempromosikan gitar karyanya melalui internet, baik dengan situs web maupun media sosial.
Menurut Guruh, produk Batiksoul Guitars telah terjual kepada para pembeli di sejumlah negara, misalnya Amerika Serikat, Belanda, Jerman, Italia, Rusia, dan Swedia. Harga gitar-gitar buatan Guruh itu bisa mencapai ribuan dollar AS per unit.
”Pembeli gitar saya itu bukan hanya pemain gitar, tapi kolektor juga. Orang yang enggak bisa main gitar, tapi beli gitar mahal, juga banyak,” ujar Guruh yang mempekerjakan dua karyawan untuk membantu membuat gitar.
Selain dibeli oleh para pencinta gitar di beberapa negara, gitar karya Guruh juga telah masuk menjadi koleksi State Museum of Oriental Arts di Moskwa, Rusia. Di sisi lain, gitar buatan Guruh juga dipakai oleh sejumlah musisi beken Indonesia, mulai dari Adera, Badai eks kibordis band Kerispatih, David ”Naif”, Endah Laras, Ras Muhammad, Tohpati, hingga Tantowi Yahya yang saat ini menjabat sebagai Duta Besar Indonesia untuk Selandia Baru.
Meski gitar karyanya telah dikenal luas, Guruh tak berupaya mengejar kuantitas produksi. Bagi Guruh, kualitas tetap menjadi yang utama sehingga dia tak mau terburu-buru saat membuat sebuah gitar. Itulah kenapa, dalam sebulan, Guruh hanya bisa memproduksi dua hingga lima gitar.
”Proses pembuatan satu gitar paling cepat satu bulan dan paling lama bisa empat sampai lima bulan. Tapi, bukan berarti dalam sebulan kami hanya menyelesaikan satu unit,” ujar Guruh.
Selain itu, setiap model produk Batiksoul Guitars hanya diproduksi paling banyak dua unit. Oleh karena itu, setiap produk Batiksoul Guitars bersifat eksklusif, bukan produk massal. ”Kami memang tidak mengejar kuantitas. Kalau mengejar kuantitas, malah tidak baik,” katanya.
Guruh Sabdo Nugroho
Lahir:Jakarta, 18 Maret 1986
Pendidikan terakhir:
S-1 Ilmu Komputer Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer (STMIK) Sinar Nusantara, Surakarta