Aksan Taqwin Embe, guru dan penjual Sambal Meerah Cumi Daun Jeruk. Menerbitkan empat buku. Aktif di Komunitas Madah Doa.
Oleh
AKSAN TAQWIN EMBE
·2 menit baca
Krusial
setelah matanya terbenam kemudian perlahan tumbang. ia hanya ingat bahwa kekuasaan di meja parlemen semata-mata perubahan yang tidak diinginkan. tubuh orang-orang miskin tak lagi bertenaga. mereka menganggap bahwa orde baru justru penyelamat. sejak kapan tanah kosong menjadi larangan untuk ditempati? sepanjang jalan pabrik. di samping pom bensin. jalanan macet setiap pagi dan sore. ada trotoar yang saban malam menjadi pesta bagi para pengemis dan anak jalanan. lantas sejak kapan mereka mesti dibersihkan? dipelihara oleh negara hanya kata. tidak bisa melahirkan apapun kecuali kebohongan melalui kata pada baliho di pinggir jalan raya.
lautlaut sepi dihajar palung baratan. kapalkapal menepi, orangorang beringsut ketakutan. lalu tanganmu terbuka seluas lautan, mengubah cara agar tetap menyambung usia.
kau memiliki cara lain; datang ke luar kota.
lalu pasca kau datangkan ikan-ikan dari luar kota. pari-pari sudah tak lagi ada di pelabuhan. pertaruhanmu adalah ego yang tidak dapat kau kendalikan. anak buah yang kau percaya, begitu lentur mencecap, menekuk lehermu. silat lidah yang menyayat. menyulap hidupmu menjadi melarat. sebab tak selamanya orang yang kautaruh harapan di pundaknya. bisa berjalan dengan apa yang kaupinta.
barangkali ibu menunggu kedatanganku di balik opor ayam. ia aduk pelan-pelan agar santan tak menggumpal pada takbiran berkumandang. meski perbedaan jalan ormas-ormas yang mengatur. hari raya tetap jalan dengan teratur. jarak melumpuhkan jabat tangan pada kerak kerinduan. biar perbedaan hari raya hanyalah selebaran sesaat berkumandang. namun hati dan batin tetap selebaran untuk mencapai kerinduan.
pisau dapur yang kemilau adalah jalan luka, kasihku. biarpun menggores tubuh. gemetar mencucur peluh di segala penjuru. tak akan kubenamkan cintaku kepadamu. pasca pernikahan adalah kebahagiaan yang kita idam-idam. wangi kasur mewah, bak mandi menghangatkan tubuh rupanya masih tertinggal dalam doa kau bisa saja menghentikan perjalanan dan menyelesaikan kisah begitu saja. waktu-waktu barangkali tersisa menjadi pilihan; bahagia atau tidak sama sekali. pada keremangan kau terbangkan doa-doa. lantas kau bisa membakar semua keraguan. agar kesedihan lekas berlalu dan lenyap dari peraduan.