logo Kompas.id
SastraUpeti Putri
Iklan

Upeti Putri

Luwika memegang teguh pendiriannya, menentang Upeti Putri karena itu bisa menjadi kebiasaan buruk.

Oleh
YUDITEHA
· 8 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/0FffoaeBufN1IMJv25AnQh_APzU=/1024x1438/https%3A%2F%2Fasset.kgnewsroom.com%2Fphoto%2Fpre%2F2024%2F02%2F10%2Fccb00206-62da-47c9-bc9f-2807edd4590c_jpg.jpg

Selalu ada masanya ketika semula dianggap orang biasa lantas muncul sebagai jagoannya. Seperti kisah ini, sudah selayaknya bila menjadi bagian Wanggi yang nyatanya waktu itu sepak terjangnya memang setaraf dengan kemampuan Raden Mas Said, terkhusus dalam hal bagaimana caranya menumpas pasukan Belanda. Atau bisa juga menjadi bagian Luwika, setidaknya untuk membuktikan bahwa dirinya memang pantas menjadi salah satu Demang terhebat di masa itu. Namun keduanya tidak menjadi yang utama dalam kisah ini.

Ada tokoh lain yang tidak banyak orang sadari keberadaannya, tapi ia seperti tiba-tiba muncul. Ia mendapat kesempatan menorehkan kisahnya untuk menjadi bagian dalam sejarah di masa ketika Luwika memerintah Kademangan Sukodono. Kademangan itu berhasil melakukan pembangunan dalam segala bidang dengan begitu pesatnya, bahkan menjadi satu-satunya kademangan yang pamornya hampir menyerupai pamor sebuah kerajaan.

Editor:
MOHAMMAD HILMI FAIQ
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000