logo Kompas.id
SastraBagaimana Penulis Itu Mati
Iklan

Bagaimana Penulis Itu Mati

Maka sesaat setelah tubuh Lakong dikubur pada lubang enam kaki di bawah bersamaan dengan cita-citanya, orang-orang kemudian ikut menguburkan jenazah karya Lakong yang tak pernah dibicarakan.

Oleh
NUZUL ILMIAWAN
· 9 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/WoRlWbyJuTIOq3RBK0mpaXwwM_g=/1024x1432/https%3A%2F%2Fasset.kgnewsroom.com%2Fphoto%2Fpre%2F2023%2F11%2F17%2F39fbdbf9-d421-4575-8181-c04fd75a4ec2_jpg.jpg

Mungkin berdekade-dekade silam, atau berabad-abad yang lampau, sastra pernah menyelamatkan nyawa banyak orang melalui kata-kata yang membangun solidaritas secara tak langsung pada kaum-kaum proletar melalui pikiran patriotis, sehingga tercipta suatu masyarakat yang penuh keberanian untuk memperjuangkan ketidakadilan. Namun hari ini, sastra tidak menyelamatkan siapa-siapa.

Bahkan seseorang telah memutus tali kehidupannya sendiri untuk sastra. Dia adalah Lakong, telah meninggal sepekan lalu oleh sebab istrinya selalu mengomel perkara janji yang tak pernah ia tepati. Padahal kenyataannya, Lakong tidak pernah menjanjikan apa-apa saat melamar istrinya yang bernama Raulah. Ia hanya bilang, bahwa dia akan menulis dengan sebaik-baiknya untuk kemaslahatan rumah tangganya ke depan. Dan itu ditepatinya benar-benar, hanya saja istrinya tidak mengerti.

Editor:
DWI AS SETIANINGSIH
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000