MotoGP Mandalika 2023, “Pecco” Bagnaia versus Martin, Siapa Unggul?
Persaingan keras di lintasan Sirkuit Mandalika antara Francesco Bagnaia dan Jorge Martin diprediksi memanas pada akhir pekan ini. Saat ini, keduanya hanya berselisih tiga poin di kejuaraan MotoGP 2023.
Oleh
TOPAN YUNIARTO
·4 menit baca
Sirkuit Internasional Pertamina Mandalika, Kuta, Pujut, Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat, kembali menjadi ajang MotoGP seri Indonesia pada 13-15 Oktober 2023. Sirkuit Mandalika ini juga akan kembali memanas dengan hadirnya rivalitas antara Francesco ”Pecco” Bagnaia dan Jorge Martin.
Pecco Bagnaia merupakan juara dunia balap MotoGP 2022. Sementara Jorge Martin sedang dalam performa terbaiknya setelah memenangi balapan seri Jepang di Motegi pada 1 Oktober 2023.
Dua pebalap Ducati tersebut akan berebut gengsi di hadapan penggemar MotoGP. Saat ini, keduanya hanya memiliki selisih poin yang minim dalam perebutan juara dunia balap MotoGP 2023. Bagnaia dari Ducati Lenovo mengantongi 319 poin, sementara Jorge Martin dari Pramac Ducati mengantongi 316 poin.
Jika melihat data perbandingan antara sprint race yang digelar setiap Sabtu dan main race yang digelar di hari Minggu, mereka memiliki kelebihan masing-masing di tiap kategori balapan.
Dalam 14 seri yang sudah digelar pada musim 2023, jika dirunut dari statistik MotoGP, Bagnaia unggul dalam sprint race. Pebalap Italia ini mengantongi 118 poin, sementara Jorge Martin dari Spanyol mengantongi 111 poin sprint race.
Di kategori main race atau balapan utama di hari Minggu setelah seri Jepang di Motegi, dua pekan lalu, dan kini menjelang seri ke-15 di Sirkuit Mandalika, kondisinya berbalik. Jorge Martin unggul di atas Pecco Bagnaia. ”Sang Martinator”, julukan Jorge Martin, meraih 205 poin, sementara Pecco justru berada di bawahnya, membawa bekal 201 poin.
Dalam klasemen gabungan sprint race dan main race, Pecco memang unggul tiga poin. Namun, jika melihat konsistensi sejak seri Catalunya pada 3 September 2023 dan disusul seri San Marino, India, dan Jepang, konsistensi Jorge Martin jauh lebih baik.
Perlu dicatat, Pecco Bagnaia sudah jatuh lima kali alias tidak finis kategori main race pada seri Argentina, Amerika, Perancis, Catalunya, dan India. Sang penantang Jorge Martin di kategori main race hanya dua kali tidak finis, yakni di Portugal dan Amerika. Perlu diketahui, pada main race, poin kejuaraan maksimal jika finis pertama yaitu mengoleksi 25 poin, sementara sprint race hanya 12 poin. Konsistensi Jorge Martin makin teruji dibanding tahun lalu.
Pecco vs Martin
Dalam tiga seri terakhir, Martin juga selalu juara sprint race dan belum pernah sekalipun Martin jatuh di sprint race. Dari 14 sprint race yang digelar, lima juara di antaranya diraih Jorge Martin, sementara Pecco Bagnaia meraih empat kali juara.
Memang, kejuaraan MotoGP masih menyisakan enam seri, termasuk Mandalika yang akan berlangsung pekan ini, 14 dan 15 Oktober 2023. Namun, apabila melihat situasi balapan saat ini, duel Pecco melawan Martinator akan kian panas di Seri Mandalika dan seri-seri berikutnya.
Hanya tiga poin yang memisahkan Pecco Bagnaia dan Jorge Martin pada klasemen setelah 14 putaran. Selisih poin terdekat tersebut mengulang sejarah 30 tahun lalu, yakni tahun 1993. Pada 30 tahun lalu itu, Kevin Schwantz dan Wayne Rainey bertarung untuk meraih kejayaan.
Pada akhirnya, titel jatuh ke tangan Rainey. Bisa jadi, untuk pertama kali pebalap nonpabrikan seperti Jorge Martin dari Pramac Ducati akan juara dunia.
Kunci terpenting dalam balapan musim 2023 adalah konsistensi finis di podium, baik sprint race maupun main race. Namun, main race akan menjadi patokan karena poin kejuaraannya penuh, yakni 25 poin jika podium pertama, dan balapan ini sangat panjang jumlah putarannya.
Dua faktor ini menjadi tolok ukur seorang pembalap. Sementara sprint race yang mengantongi setengah poin dari main race bisa membantu mendongkrak poin kejuaraan kendati jika podium pertama hanya dibanderol 12 poin.
Ramai-ramai ke Ducati
Di Mandalika, Marc Marquez mengumumkan mengikuti jejak mantan rivalnya, Valentino Rossi dan Jorge Lorenzo, hijrah ke pabrikan Bologna, Italia. Bagaimana kiprah Rossi serta Lorenzo semasa bergabung dengan Ducati?
Tidak mengherankan lagi ketika beberapa juara dunia MotoGP melakukan lompatan kepindahan dari pabrikan Jepang ke Ducati. Di masa lalu, ada Valentino Rossi serta Jorge Lorenzo.
Dan kini, juara dunia delapan kali di semua kategori kelas, Marc Marquez, bergabung dengan dua nama besar tersebut. Sang pembalap Spanyol meninggalkan Repsol Honda Team untuk memperkuat Gresini Racing MotoGP pada tahun 2024.
Di pengujung 2010, semua mata tertuju pada Valentino Rossi. Pembalap Italia itu memulai debut mengendarai Desmosedici GP dalam Tes Valencia setelah meninggalkan Yamaha. Namun, sulit untuk dikatakan perjalanannya berlangsung mulus.
Saat itu, merek asal Italia tersebut belum memiliki spesifikasi motor mumpuni untuk meraih kemenangan di MotoGP. Satu-satunya podium Rossi terjadi di GP Perancis 2011. Penyandang sembilan kali juara dunia ini hanya mampu menempati posisi ketujuh klasemen akhir, tertinggal 211 poin dari Casey Stoner, sang juara dunia yang pindah dari pabrikan Ducati ke Repsol Honda.
Musim berikutnya, Rossi mengoleksi dua podium. Posisi kedua dalam balapan di Le Mans, lalu finis kedua di hadapan para penggemarnya dalam GP San Marino 2012. Akan tetapi, Rossi tidak pernah merasakan kemenangan selama dua tahun selama kebersamaannya dengan Ducati. Ia pun akhirnya kembali ke Yamaha pada 2013.
Musim 2017 diwarnai kepindahan Jorge Lorenzo yang berganti motor dari YZR-M1 menjadi Desmosedici GP. Pebalap Spanyol itu didapuk sebagai rekan setim anyar Andrea Dovizioso.
Walau didera berbagai kesulitan, Lorenzo masih mampu mengemas tiga podium dalam tahun debutnya menggunakan paket Ducati yang terus meningkat. Ia menuntaskan kejuaraan pada peringkat ketujuh secara keseluruhan.
Lorenzo mengawali 2018 dengan tidak bagus. Finis ke-11 merupakan hasil terbaiknya dalam empat balapan Grand Prix pertama. Seiring berjalannya musim, pembalap Spanyol itu mulai dapat beradaptasi dengan Desmosedici GP.
Lorenzo meraih kemenangan beruntun di Mugello dan Catalunya, dilanjutkan podium di GP Ceko dan mencetak kemenangan lagi di GP Austria. Di tengah upaya berperfoma bagus, Lorenzo dihantam cedera pada akhir musim, jatuh di Thailand.
Hal ini kemudian memunculkan spekulasi-spekulasi dari penggemar MotoGP, bagaimana prestasi Marc Marquez di atas motor Ducati, apakah prestasinya kelak akan seperti Rossi dan Lorenzo. Kejutan-kejutan inilah yang membuat kejuaraan balap MotoGP selalu ditunggu penggemarnya.(LITBANG KOMPAS)