Faktor Figur Mewarnai Dinamika Politik Banjarnegara
Kabupaten Banjarnegara menjadi wilayah yang sangat dinamis dan terbuka. Pergeseran kekuasaan antar partai politik membuat wilayah ini makin dinamis secara elektoral. Faktor figur menjadi kunci dinamika politik tersebut.
Oleh
MB DEWI PANCAWATI
·5 menit baca
Di antara merahnya dominasi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) sebagai pemenang Pemilu di Jawa Tengah setelah era reformasi, Kabupaten Banjarnegara menjadi wilayah yang paling dinamis dibandingkan dengan kabupaten/kota lainnya di provinsi ini. Dalam lima kali pemilu terakhir, partai politik pemenang berganti-ganti hingga membuat dinamika politik di Banjarnegara menjadi berwarna-warni.
Dalam kontestasi pemilihan umum legislatif tingkat nasional (DPR RI) pada Pemilu 1999 dan 2004, PDI-P masih unggul di antara partai politik lainnya. Tahun 1999 dengan 48 partai politik peserta pemilu, PDI-P menang mayoritas hingga 42,43 persen, diikuti Partai Golkar (14,87 persen), dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) sebagai partai papan atas dengan capaian 13,11 persen.
Di Pemilu 2004, perolehan suara PDI-P mulai turun menjadi 24,24 persen, bersaing ketat dengan Golkar yang berhasil meningkat signifikan dengan raihan suara mencapai 23,41 persen.
Partai papan atas ketiga yang unggul adalah Partai Amanat Nasional (PAN) dengan perolehan suara 10,96 persen, yang berhasil menggeser kedudukan PKB yang turun di peringkat kelima dengan capaian 8,68 persen.
Konstelasi politik di kabupaten yang mendapat julukan “Kota Dawet Ayu” ini mulai berubah pada Pemilu 2009. PAN melesat di posisi tertinggi, mengungguli PDIP dan Golkar, dengan perolehan suara 15,15 persen. Demokrat juga mulai mengejar hingga berada di peringkat ketiga dengan proporsi 13,14 persen.
Pada Pemilu 2014, warna Banjarnegara berubah dari biru PAN menjadi oranye Gerindra yang berhasil mengusai suara sebesar 16,94 persen. Kemudian pada Pemilu 2019, berganti warna lagi menjadi biru Partai Demokrat yang berkibar.
Persentase perolehan suara Demokrat melejit tajam sebesar 15,94 persen, dari 6,64 persen di tahun 2014 menjadi 22,58 persen pada Pemilu 2019. Sementara Gerindra yang sebelumnya unggul, merosot di posisi kedelapan dengan hanya memperoleh 5 persen suara.
Figur tokoh yang berpengaruh di masyarakat diakui menjadi faktor paling menentukan kemenangan partai politik di belakang tokoh tersebut dan membuat peta politik Banjarnegara sangat dinamis. Di awal reformasi, ketokohan Sri Ruwiyati, politisi senior PDI-P Banjarnegara, sangat berpengaruh bagi kemenangan partai ini.
Sosok yang mendapat julukan Srikandi PDI-P ini dikenal dekat dengan masyarakat dan konstituen. Ruwiyati sukses memenangkan PDI-P saat menjadi Ketua DPC PDI-P Banjarnegara, hingga menjadi Ketua DPRD Banjarnegara.
Pengakuan konstituen akan ketokohan Ruwiyati tampak dari perolehan suara sah yang diperolehnya di Dapil (daerah pemilihan) 10 untuk pemilihan DPRD Jawa Tengah menjadi yang tertinggi (113.986) dari 11 kursi yang diperebutkan.
Sementara itu, moncernya PAN pada Pemilu 2009 tak bisa dilepaskan dari figur Taufik Kurniawan (Alm), calon anggota legislatif (caleg) DPR RI dari Dapil Jawa Tengah VII (Kabupaten Purbalingga, Banjarnegara, dan Kebumen).
Meski bukan putra daerah, ketokohan Taufik Kurniawan yang turun langsung ke masyarakat dan gencar menjalankan program-programnya, baik fisik maupun non fisik, berhasil mengangkat PAN menjadi parpol besar di Banjarnegara, bahkan satu-satunya pemenang pemilu di Jawa Tengah.
Dapil VII menjadi ajang perebutan para bintang yang akan melenggang ke Senayan. Tokoh-tokoh besar partai seperti Bambang Soesatyo (Golkar), Utut Adianto (PDIP), Romahurmuziy (PPP), Ganjar Pranowo (PDIP), Sugihono Karyosuwondo (PKS), Sudewa (Demokrat), dan Taufik Kurniawan (PAN), berhasil melenggang ke DPR, bahkan tiga di antaranya menjadi pimpinan parlemen. Perolehan suara terbanyak di Dapil VII pada 2009 direbut Taufik yang memperoleh sekitar 72.600 suara, dengan 43.477 suara didapat dari Banjarnegara.
Pemilu tahun 2014, perolehan suara Taufik di Banjarnegara masih tertinggi meski turun yaitu 31.984 suara, dan Taufik menjadi Wakil Ketua DPR dari PAN untuk kedua kalinya.
Namun partai pemenang di Banjarnegara direbut oleh Partai Gerindra. Pamor Taufik semakin merosot akibat tersangkut kasus gratifikasi Dana Alokasi Khusus (DAK) Kabupaten Kebumen, dan pada akhir Oktober 2018 Taufik ditetapkan sebagai tersangka oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Meski tidak muncul figur sosok lokal yang sangat menonjol, namun faktor Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto dalam kontestasi politik nasional diakui turut memengaruhi naiknya suara Partai Gerindra.
Selain itu penempatan caleg yang betul-betul potensial di tiap dapil, yaitu yang mempunyai ketokohan dan siap secara finansial menjadi modal sosial dan kunci partai memenangkan pemilu, seperti mantan kepala desa atau ketua pemuda yang sudah mempunyai basis massa.
Dinamika politik Banjarnegara terus berubah, kala Pemilu 2019 saat Susilo Bambang Yudhoyono tidak lagi menjadi presiden justru Partai Demokrat melesat tinggi.
Perolehan suara Demokrat meninggalkan PDI-P, PKB, Golkar, dan Gerindra yang terjun bebas. Faktor ketokohan Budhi Sarwono, Bupati Banjarnegara periode 2017-2022, yang biasa disapa dengan Wing Chin, diakui sangat berpengaruh dalam mendongkrak suara partai pengusungnya (Demokrat, Golkar, PPP), terutama Demokrat.
Gencarnya pembangunan infrastruktur terutama jalan di semua wilayah merupakan kemajuan yang dirasakan langsung warga Banjarnegara.
Wing Chin memberikan kontribusi cukup besar dalam melakukan pembangunan di Banjarnegara yang dinikmati masyarakat sampai saat ini. Apa yang dilakukan seorang bupati berlatar belakang pengusaha ini memberi harapan pada masyarakat dan bahkan memengaruhi preferensi politiknya.
Bendera Partai Demokrat berkibar lebih tinggi daripada partai pengusung lainnya (Golkar dan PPP) antara lain “dikerek” oleh perolehan suara yang tinggi untuk Lasmi Indaryani, anak Wing Chin yang maju menjadi caleg DPR RI Dapil Jawa Tengah VII.
Mantan manajer Persibara Banjarnegara sekaligus pelapor kasus mafia bola itu pun melenggang ke Senayan mengisi kursi Demokrat yang periode sebelumnya hilang.
Berdasarkan hasil rekapitulasi KPU, Lasmi memperoleh 111.365 suara. Di Dapil VII suara Partai Demokrat tercatat 154.740 suara. Perolehan suara di Kabupaten Banjarnegara mayoritas dengan 99.347 suara.
Sangat dinamisnya politik Banjarnegara menunjukkan tidak adanya parpol pemenang yang betul-betul signifikan. Sebelumnya, PDI-P dan Golkar berimbang, seiring munculnya partai-partai baru menjadi menyebar karena masing-masing memiliki kader-kader yang mumpuni ketokohannya.
Di samping itu masyarakat Banjarnegara cenderung memiliki sikap politik yang lebih terbuka, figur-figur caleg maupun elite politik lebih dilihat dibanding bendera partainya.
Sekitar 20 persen saja pemilih yang loyalis dan militan di wilayah-wilayah tertentu, selebihnya masih terbuka terhadap berbagai perubahan. Meski menjadi basis Sarekat Islam atau Syarikat Islam, tidak serta membuat partai berideologi Islam lebih menonjol, namun sikap terbuka masyarakat Banjarnegara membuat partai nasionalis justru lebih dominan.
Sebagai wilayah yang termasuk kategori miskin dengan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) tahun 2022 terendah ketiga di Jawa Tengah, namun kemiskinan bukan menjadi tolok ukur preferensi politik masyarakatnya.
Figur tokoh yang berpengaruh di masyarakat diakui menjadi faktor paling menentukan kemenangan partai politik di Banjarnegara
Oleh karena itu mesin partai harus bekerja lebih keras mengingat secara geografis wilayah Banjarnegara didominasi wilayah pegunungan (53 persen dengan ketinggian > 500 mdpl) dengan basis ekonomi agraris.
Pemilu 2024 menjadi ajang pembuktian, apakah ketokohan Wing Chin masih diakui pemilih di Banjarnegara meski tersandung kasus korupsi dan masih menjalani hukuman?
Apakah figur Lasmi, anak Wing Chin masih kuat mengibarkan bendera Partai Demokrat? Ataukah warna merah akan kembali berhasil “mengerek” benderanya tingi-tinggi setelah Ganjar Pranowo resmi menjadi calon presiden PDI-P? Atau bendera warna lain yang akan berkibar? Yang pasti dinamika politik Banjarnegara tetap menarik untuk ditelisik. (LITBANG KOMPAS)