Apabila langkah pemulihan tidak segera dilakukan, Ganjar Pranowo berpotensi kehilangan sejumlah dukungan dari kelompok pemilih yang selama ini menjadi basis terbesar pendukunganya.
Oleh
Bestian Nainggolan
·4 menit baca
Penolakan Gubernur Jawa TengahGanjar Pranowo terhadap rencana kedatangan tim nasional sepak bola U-20 Israel ke negeri ini terbukti memancing sikap kontra dari sebagian masyarakat. Apalagi, dalam perjalanan selanjutnya, FIFA memutuskan pembatalan Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20.
Kuatnya reaksi terhadap penolakan Ganjar berpotensi memengaruhi langkah-langkah politiknya dalam Pemilu Presiden 2024 mendatang. Apabila tak tertahankan, diperkirakan besaran elektabilitas dukungan kepadanya berpotensi tergerus. Meskipun sejauh ini belum terpublikasikan dampak langsung, khususnya jika bersandarkan hasil survei, perkiraan penurunan dapat dikalkulasi mengingat karakter para pemilihnya yang sebagian terkategorikan tidak loyal (swing voter).
Baca Berita Seputar Pemilu 2024
Pahami informasi seputar pemilu 2024 dari berbagai sajian berita seperti video, opini, Survei Litbang Kompas, dan konten lainnya.
Dengan mengacu survei sebelumnya, survei Litbang Kompas pada akhir Januari hingga awal Februari 2023 lalu menunjukkan, potensi dukungan pemilih terhadap Ganjar sebelum polemik penolakannya pada kedatangan timnas U-20 Israel diperkirakan berada pada rentang 25,3-37 persen. Pendukung Ganjar tersebut jika dipilah terbentuk dari kekuatan pendukung yang bersifat loyal (strong voter), yang dalam survei ini diperkirakan sebesar 13,9-18,2 persen. Dengan demikian, barisan pendukung swing voter, yang mudah berpindah, diperkirakan dalam rentang 11,4-18,8 persen.
Barisan pendukung Ganjar yang tergolong swing voter inilah yang berpotensi berpaling, sejalan dengan perkembangan persoalan terakhir yang dipicu penolakan dirinya atas kedatangan timnas sepak bola Israel dan pembatalan Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20. Sejalan dengan berpalingnya para pemilih mengambang, artinya konfigurasi dukungan tanpa keberadaan para swing voter hanya akan menyisakan para pendukung strong voter yang tetap setia mendukung pencapresan Ganjar.
Diperkirakan, jika hanya bertahan dengan mengandalkan para pendukung loyal, menjadi semakin sulit bagi Ganjar bertengger pada papan atas pencapresan. Terlebih, potensi tergerusnya suara para swing voter Ganjar akan diikuti pula oleh peningkatan dukungan terhadap para pesaing terdekatnya, khususnya Prabowo Subianto dan Anies Baswedan.
Prabowo Subianto tampaknya menjadi sosok yang paling banyak mendapatkan limpahan dukungan dari para pemilih. Dari 11,8-18,8 persen pendukung Ganjar yang berpotensi beralih dukungan, terbesar terlimpahkan pada Prabowo (5,9-9,2 persen).
Selain pada Prabowo, limpahan dukungan juga terjadi pada Anies Baswedan. Berdasarkan hasil survei ini, tercatat 3,1-6,3 persen reponden pemilih Ganjar berencana akan mengalihkan dukungan kepada Anies. Sisanya, 2,4-3,3 persen belum tahu kepada siapa dukungan akan diberikan.
Potensi perubahan yang terjadi membuat masa depan peluang Ganjar untuk menguasai lebih banyak lagi dukungan politik menjadi cukup rawan. Apalagi jika diselisik lebih jauh, berdasarkan hasil survei, kalangan yang berpotensi berpaling dari Ganjar terkonsentrasi pada kelompok masyarakat yang dalam karakteristik identitas sosial ataupun ekonomi merupakan basis pendukungnya selama ini. Itulah mengapa, guna mempertahankan posisi politiknya, strategi pemulihan dukungan menjadi keharusan bagi Ganjar.
Becermin pada hasil survei, pendukung terbesar Ganjar merupakan kalangan muda dari sisi usia, khususnya mereka yang terkategorikan sebagai generasi Z. Sepertiga bagian (37,2 persen) dari total pendukung Ganjar berasal dari kalangan berusia kurang dari 26 tahun. Namun, ironisnya justru kalangan inilah yang berpotensi paling terbesar berpaling dari Ganjar. Dibandingkan dengan para pemilih loyal generasi Z, proporsi pemilih generasi Z yang tergolong swing voter relatif lebih tinggi (42,1 persen). Sementara kelompok generasi lain tergolong stabil.
Sedemikian tingginya potensi generasi Z yang berpaling menjadi titik paling rawan dari konfigurasi pendukung Ganjar. Apalagi, jika ditelusuri lebih jauh, kondisi demikian semakin tampak jelas pada kelompok usia lebih muda, khususnya kelompok pemilih Ganjar berusia kurang dari 23 tahun atau kalangan yang tergolong sebagai pemilih pemula dalam Pemilu 2024.
Pada sisi lain, potensi kehilangan dukungan juga dapat terjadi pada kalangan pemilih Ganjar yang secara sosial terbilang berada pada stratifikasi atas masyarakat. Dalam hal ini, pendukung Ganjar yang terkategorikan berpendidikan tinggi relatif lebih banyak yang bersifat swing voter. Menurut hasil survei, tercatat 17,1 persen dari keseluruhan pendukungnya berpendidikan tinggi yang tergolong rawan berpindah. Proporsi tersebut di atas rata-rata dari keseluruhan pendukung Ganjar yang berpendidikan tinggi.
Dapat dipahami jika kedua barisan identitas pendukung, kalangan muda dan kaum berpendidikan tinggi, menjadi kelompok yang rawan berpindah. Pada kedua kelompok ini, benturan isu-isu yang mengusik sisi emosional dan rasionalitas tergolong sensitif. Pola penyikapan yang berbeda pada kelompok ini dengan sendirinya akan diikuti oleh perubahan pola dukungan.
Di samping pada kedua kelompok sosial di atas, Ganjar pun akan berhadapan pula dengan potensi beralihnya dukungan kalangan berlatar belakang politik yang sejalan dengannya. Dari sisi pilihan partai politik, misalnya, bagian terbesar (40,2 persen) dari para pendukung Ganjar berasal dari pemilih PDI-P. Sisanya berasal dari para pemilih partai politik lain, seperti Partai Gerindra, Golkar, Demokrat, dan PKB. Jika dipilah berdasarkan kadar loyalitas dukungannya, cukup besar pula pendukung Ganjar yang berasal dari PDI-P terbilang kurang loyal.
Tidak kurang mengkhawatirkan, potensi beralihnya para pendukung Ganjar pun dapat terjadi dari mereka yang tercatat sebagai pemilih Demokrat, PKS, dan Nasdem, tiga partai yang sudah berkoalisi mendukung Anies sebagai capres.
Di tengah kecaman dan cemoohan publik yang berpotensi menggerus dukungan pada dirinya, mitigasi politik pada berbagai kelompok pendukung di atas menjadi tuntutan. (LITBANG KOMPAS)