logo Kompas.id
RisetDaging Sapi Terancam Hanya...
Iklan

Daging Sapi Terancam Hanya Dinikmati Kelas Atas

Daging sapi ternyata lebih banyak dinikmati masyarakat kelas atas. Alih-alih menstabilkan harga daging di pasaran, kebijakan impor justru lebih menguntungkan orang-orang kaya.

Oleh
Yohanes Mega Hendarto
· 4 menit baca
Pedagang menjajakan daging sapi yang ia terima dari pemotongan hewan sejak pagi di Pasar Senen, Jakarta Pusat, Senin (13/3/2023). Dari penyuplai, pedagang biasanya mengambil selisih Rp 5.000 hingga Rp. 15.000 per kilogram daging.
YOHANES MEGA HENDARTO

Pedagang menjajakan daging sapi yang ia terima dari pemotongan hewan sejak pagi di Pasar Senen, Jakarta Pusat, Senin (13/3/2023). Dari penyuplai, pedagang biasanya mengambil selisih Rp 5.000 hingga Rp. 15.000 per kilogram daging.

Kelezatan dan gizi yang didapat dari daging sapi belum dapat dinikmati oleh seluruh masyarakat, termasuk di momen hari raya Idul Fitri. Padahal, momen ini seharusnya menjadi kesempatan masyarakat kelas bawah untuk dapat mencicipi daging sapi. Masyarakat juga dapat terkecoh dengan ketidakjelasan jenis daging sapi atau kerbau yang beredar di pasar tradisional.

Merujuk pada analisis data partisipasi konsumen Badan Pusat Statistik, kelompok masyarakat kelas menengah ke atas dan rumah tangga di kota-kota besar mendominasi konsumsi daging sapi. Partisipasi konsumsi ini diukur berdasarkan besaran konsumsi masyarakat yang dibandingkan hanya dengan masyarakat yang mengonsumsi, bukan total penduduk di tahun tersebut.

Editor:
ANDREAS MARYOTO
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000