Piala Dunia Qatar 2022, dari ”Branding” Wisata hingga Menyuarakan Perdamaian
Selain menjadi sarana mengenalkan segenap potensi yang ada di negara penyelenggara, Piala Dunia Qatar 2022 berpeluang menjadi medium menggalang aksi perdamaian untuk menghentikan konflik peperangan.
Ajang bergengsi Piala Dunia menjadi peluang bagi tuan rumah Qatar untuk mengenalkan berbagai potensi negaranya kepada dunia internasional. Selain itu, Piala Dunia Qatar 2022 juga berpeluang menggalang aksi perdamaian untuk menghentikan konflik peperangan.
Kawasan Timur Tengah terpilih menjadi tuan rumah pertama kali dalam ajang Piala Dunia. Hasil pemungutan suara anggota eksekutif Federasi Asosiasi Sepak Bola Internasional (FIFA) pada tahun 2010 memutuskan Qatar sebagai tuan rumah Piala Dunia 2022. Melalui debut piala dunia tersebut, Qatar berupaya menjadi tuan rumah yang menyelenggarakan kejuaraan sepak bola dunia tersebut secara megah.
Berdasarkan Statista, anggaran yang telah dibelanjakan Qatar untuk menyambut perhelatan olahraga akbar ini sudah mencapai 220 miliar dollar AS atau sekitar Rp 3.300 triliun. Nominal ini jauh mengalahkan belanja negara penyelenggara Piala Dunia 2018 di Rusia yang mencapai 11,6 miliar dollar AS dan Piala Dunia 2014 di Brasil yang menghabiskan 15 miliar dollar AS.
Salah satu penyebab masifnya alokasi belanja itu karena Qatar membangun sejumlah infrastruktur pendukung ajang piala dunia sekaligus infrastruktur untuk pengembangan Qatar masa depan. Selain membangun dan merenovasi delapan stadion sepak bola yang megah, Qatar juga mengembangkan infrastruktur yang masif seperti perhotelan, jaringan kereta api canggih, jalan raya, bandara, dan fasilitas pendukung lainnya.
Sebagian besar infastruktur itu dikonsep dengan teknologi terkini dan mengedepankan prinsip ramah lingkungan. Bahkan, delapan stadion yang dibangun untuk menyambut piala dunia tersebut semuanya mendapatkan penilaian yang baik mengacu pada prinsip keberlangsungan alam. Semua stadion menggunakan sumber energi utama dari panel surya dan memiliki sistem pendingin udara untuk indoor dan juga outdoor.
Stadion-stadion megah berbentuk unik tersebut disematkan nama-nama dan juga slogan yang mengambarkan semangat Qatar yang sangat tinggi dalam merajaut masa dengan dijiwai nilai-nilai kultur kebudayaan. Misalnya Stadion Lusail, yang memiliki slogan ”Hidup dengan warisan, ikon untuk masa depan”; Stadion Ahmad Bin Ali yang bersemboyan ”Di mana kisah-kisah gurun terungkap”; Stadion Al Janoub yang berjargon ”Melihat sepak bola berlayar ke era baru”; dan Stadion Al Thumama, ”Tempat yang kaya akan budaya dan tradisi”.
Baca juga: Qatar dan Piala Dunia
Selain itu, ada juga Stadion Education City yang memiliki moto ”Permata inspirasi yang berkilauan”; Stadion Khalifa International dengan tagline ”Legenda olahraga kembali bersemangat”; dan Stadion 974 yang berslogan ”Inovasi adalah inti dari segalanya”.
Langkah tersebut harapannya kian menguatkan branding Qatar yang memiliki nilai-nilai budaya lokal, tetapi tetap mampu bersinergi untuk membangun peradaban yang semakin baik dan modern. Jadi, melalui debut piala dunia ini, Qatar tampak berupaya mendorong seluruh warga negara, para pengunjung pertandingan, dan juga para penonton dari berbagai belahan dunia untuk melihat dan memahami visi Qatar di masa depan.
Potensi wisata
Promosi dan branding lewat ajang Piala Dunia Qatar 2022 tersebut juga menjadi jendela pengenalan yang sangat besar bagi sektor pariwisata. Lewat laman https://www.qatar2022.qa terlihat jelas bahwa semangat besar Qatar dalam menyelengarakan event internasional ini tidak hanya tertuju pada pertandingan sepak bola semata, tetapi juga menawarkan jasa-jasa pariwisata Qatar yang sangat bervariatif bagi para wisatawan pertandingan sepak bola.
”Discover Qatar” menjadi semacam program yang diusung oleh pemerintah agar para wisatawan pertandingan tertarik untuk mencoba sejumlah paket atau agenda wisata andalan Qatar. Ada paket wisata petualangan yang menawarkan berbagai aktivitas di air, darat, gurun pasir, dan perkotaan. Terdiri dari selancar layang, jet ski, dune bashing, panjat tebing, berkemah, dan sejenisnya. Ada pula paket wisata tentang seni dan kebudayaan yang terdiri atraksi kebudayaan, mengunjungi land mark bersejarah, dan kawasan-kawasan yang kental dengan tradisi masyarakat.
Melalui sektor pariwisata tersebut, para wisatawan yang hadir Qatar diajak untuk mengenal nilai-nilai religius Qatar. Dengan memahami budaya luhur ini, pengunjung atau wisatawan juga diharapkan dapat menghormati adat religi setempat dengan cara menutupi bahu dan lutut ketika mengunjungi tempat-tempat umum dan area resmi pemerintahan. Pakaian renang hanya diperbolehkan di pantai dan kolam renang hotel. Pendukung sepak bola yang datang ke stadion harus memperhatikan rambu larangan bahwa melepas kaus di stadion tidak diizinkan.
Baca juga: Al Rihla, Mahakarya Terbaru Adidas untuk Piala Dunia 2022
Bentuk penghormatan lain bagi budaya konservatif setempat adalah menghindari konsumsi alkohol di tempat umum. Minum beralkohol hanya ada di tempat-tempat berlisensi resmi dan hanya bisa dikonsumsi di lokasi tersebut. Selain itu, para wisatawan dilarang menunjukkan kemesraan di tempat-tempat umum. Pun demikian dengan mengambil gambar atau foto, pelancong disarankan untuk meminta izin sebelum memotret atau mendokumentasikan aktivitas masyarakat setempat. Suporter sepak bola juga dilarang untuk mengambil gambar gedung-gedung pemerintah di Qatar.
Satu hal lagi yang diperkenalkan kepada para wisatawan tantang Qatar adalah kesucian hari Jumat. Setiap Jumat, layanan perbankan dan pemerintah tutup untuk menghormati umat Islam yang melakukan shalat Jumat.
Meskipun banyak hal yang bersifat religi di negeri tersebut, pemerintah menjamin kunjungan wisatawan yang multikulturan tidak akan menimbulkan persoalan di Qatar. Pemerintah Qatar menjamin para wisatawan akan menikmati setiap pengalaman wisata yang luar biasa di setiap sudut daerahnya selama menghormati nilai-nilai kearifan setempat.
Dengan pelaksanaan Piala Dunia 2022 tersebut, diharapkan masyarakat dunia akan kian mengenal Qatar lebih dekat. Salah satu negara di Jazirah Arab yang memiliki visi yang sangat maju di masa depan, tetapi tanpa harus meninggalkan nilai-nilai luhur yang dijaga selama ini.
Pemerintah Qatar sudah menyiapkan sarana dan prasarana pendukung dalam agenda piala dunia ini. Tersedia tranportasi publik gratis yang rutenya terintegrasi antara stadion pertandingan dengan sejumlah lokasi wisata dan tempat-tempat menarik lainnya. Qatar tampak berupaya semaksimal mungkin untuk mengenalkan segenap potensi yang dimiliki negaranya.
Keuntungan geopolitik
Perhelatan piala dunia yang digelar di Qatar pada tahun ini bisa dikatakan suatu ”keberkahan” bagi dunia olahraga baik untuk Qatar ataupun bagi dunia. Berkah bagi Qatar, karena dengan menjadi tuan rumah otomatis Qatar akan menjadi peserta dalam pertandingan piala dunia itu. Hal ini merupakan cara praktis bagi Qatar karena sejak 1978 negeri ini belum pernah lolos dalam babak kualifikasi Piala Dunia.
Selanjutnya, berkah bagi dunia karena Qatar berada di kawasan Dewan Kerja Sama untuk Negara Arab di Teluk, Gulf Cooperation Council (GCC) yang bisa dikatakan secara geopolitik relatif ”netral” di tengah ketegangan global saat ini. Jadi, relatif bebas dari interfensi kepentingan blok barat atau pun blok timur akibat peperangan antara Rusia dan Ukraina.
Baca juga: Arab Saudi Akhiri Blokade atas Qatar, Emir Qatar Hadiri KTT Arab Teluk
Blok dagang GCC itu terdiri dari enam negara, yakni Arab Saudi, Uni Emirat Arab (UEA), Qatar, Oman, Kuwait, dan Bahrain. Blok ini relatif sangat kuat secara geopolitik global karena salah satu anggotanya, yakni Arab Saudi merupakan salah satu produsen minyak bumi terbesar di dunia. Selain itu, ada tiga negara anggota GCC yang merupakan eksportir minyak terbesar dalam organisasi pengekspor minyak dunia (OPEC). Ketiga negara itu adalah Arab Saudi, UEA, dan Kuwait.
Dengan posisi GCC yang sangat strategis dalam percaturan global, maka relatif sulit bagi kepentingan asing yang ingin mengintervensi berbagai kebijakan yang dilakukan oleh negara-negara anggota GCC. Oleh sebab itu, pelaksanaan piala dunia di Qatar itu bagaikan daerah ”netral” yang dapat dikunjungi oleh siapa pun. Para penonton dari sejumlah negara diterima dengan tangan terbuka. Termasuk penonton dari negara-negara yang tengah berseteru, misalnya dari Rusia, Ukraina, dan negara-negara blok NATO yang mendukung perjuangan Ukraina.
Bukan mustahil, ajang Piala Dunia Qatar 2022 dapat menjadi medium untuk menyuarakan tentang perdamaian bagi negara-negara yang tengah berperang. Negara yang cenderung ”netral” dan berada dalam kawasan geopolitik yang kuat sangat memungkinkan untuk mengalang dukungan masyarakat global untuk menghentikan peperangan yang semakin merugikan banyak pihak. (LITBANG KOMPAS)