Pekerjaan Rumah KSAU Baru, dari Alutsista hingga Keamanan Natuna
Setumpuk PR menanti Marsekal Tonny Harjono, seperti urus kedatangan Super Hercules dan pesawat tempur Dassault Rafale.
Oleh
WILLY MEDI CHRISTIAN NABABAN
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Kepala Staf TNI Angkatan Udara Marsekal Tonny Harjono memiliki segudang pekerjaan rumah yang harus diselesaikan. Hal itu mulai dari kesiapan alat utama sistem persenjataan atau alutsista, kemampuan personel, hingga keamanan Selat Malaka dan Laut Natuna Utara.
Serah terima jabatan dari KSAU Marsekal Fadjar Prasetyo ke Tonny berlangsung di Markas Besar TNI AU, Kompleks Halim Perdanakusuma, Jakarta, Jumat (5/4/2024). Prosesi turut disaksikan Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto; Kepala Polri Jenderal (Pol) Listyo Sigit Prabowo; Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Marsekal (Purn) Hadi Tjahjanto; Wakil Menteri Pertahanan M Herindra; serta jajaran pejabat negara lainnya.
Seusai seremoni serah terima jabatan, Hadi Tjahjanto menyebutkan sejumlah pekerjaan rumah yang perlu segera diselesaikan oleh Tonny. Hal itu, antara lain, kesiapan alutsista beserta kemampuan personel sebagai awaknya. Ini termasuk melanjutkan program KSAU sebelumnya dan menunjang tugas pokok TNI AU.
”Yang harus dilakukan segera (oleh Tonny) adalah kesiapan baik pesawat tempur maupun helikopter. Tentunya termasuk alutsista radar beserta alat pendukungnya. Ini semua demi tugas pokok yang pertama, yakni pengamanan wilayah udara,” ujarnya.
Yang harus dilakukan segera (oleh Tonny) adalah kesiapan baik pesawat tempur maupun helikopter. Tentunya termasuk alutsista radar beserta alat pendukungnya. Ini semua demi tugas pokok yang pertama, yakni pengamanan wilayah udara.
TNI AU diharapkan dapat terus membantu mengamankan Selat Malaka dan Laut Natuna Utara yang rentan terhadap berbagai ancaman. Peran AU, kata Hadi, sangat krusial di kawasan lewat operasi pesawat tempur, pesawat angkut, ataupun pesawat pengintai.
Selain dua wilayah tersebut, ada pula keamanan di perbatasan darat Indonesia-Malaysia, Indonesia-Timor Leste, dan Indonesia-Papua Niugini. TNI AU perlu memberikan dukungan penuh untuk operasi militer selain perang (OMSP), khususnya pengamanan wilayah rawan di Papua.
La Nina (El Nino) belum selesai sehingga apa yang kita siapkan? TNI AU segera menyiapkan alutsista untuk modifikasi cuaca guna menghindari terjadinya kebakaran dan lain sebagainya.
Hadi menambahkan, kondisi El Nino—anomali iklim yang menyebabkan pengurangan curah hujan—yang masih menerpa RI harus turut menjadi perhatian Tonny. TNI AU bisa membantu lewat pengerahan alutsista untuk modifikasi cuaca, khususnya periode musim kemarau mendatang, April-September.
”La Nina (El Nino) belum selesai sehingga apa yang kita siapkan? TNI AU segera menyiapkan alutsista untuk modifikasi cuaca guna menghindari terjadinya kebakaran dan lain sebagainya,” ujarnya.
Adaptif
Sementara itu, Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto, lewat pidatonya, berpesan, TNI AU perlu adaptif seiring tibanya sejumlah alutsista modern beberapa tahun mendatang. Tonny sebagai KSAU yang baru diharapkan bisa menyiapkan kemampuan operasional serta pemeliharaan seluruh alutsista mulai dari pesawat, radar, rudal, hingga pertahanan udara.
Saya berpesan agar TNI AU dapat beradaptasi dengan cepat seiring dengan kedatangan berbagai alutsista yang modern dalam beberapa tahun ke depan. Laksanakan amanah jabatan, lakukan terobosan inovatif dan kreatif sesuai dengan marwah TNI AU yang sarat ilmu pengetahuan dan teknologi.
Adapun TNI AU dalam waktu mendatang bakal menerima pesawat angkut C-130J Super Hercules, pesawat tempur asal Perancis Dassault Rafale, dan radar. ”Saya berpesan agar TNI AU dapat beradaptasi dengan cepat seiring dengan kedatangan berbagai alutsista yang modern dalam beberapa tahun ke depan. Laksanakan amanah jabatan, lakukan terobosan inovatif dan kreatif sesuai dengan marwah TNI AU yang sarat ilmu pengetahuan dan teknologi,” tuturnya.
Mohon dukungan
Dalam pidato pertamanya, KSAU Tonny menyadari tugas berat dan ragam masalah kompleks yang bakal dihadapinya. Untuk itu, ia memohon dukungan dan bimbingan dari seluruh pihak, mengingat Tonny merupakan perwira lulusan 1993, sedangkan masih ada seniornya yang aktif di TNI AU.
Tidak ada masalah (senioritas), senior-senior TNI AU juga kami akomodasi. Jadi, senior juga saya yakin menghargai keberadaan posisi saya, jadi tidak ada masalah. Itu hanya isu basi. Semua mendukung senior dan kami juga menghormati senior.
”Tidak ada masalah (senioritas), senior-senior TNI AU juga kami akomodasi. Jadi, senior juga saya yakin menghargai keberadaan posisi saya jadi tidak ada masalah. Itu hanya isu basi. Semua mendukung senior dan kami juga menghormati senior,” ucapnya saat ditanya lebih lanjut seusai sertijab.
Berkaitan dengan langkah TNI AU ke depan, ujar Tonny, Presiden Joko Widodo berpesan untuk membuat matra udara semakin kuat. Namun, kekuatan TNI AU bukan untuk berperang dan menakuti musuh, melainkan menjaga stabilitas keamanan di kawasan serta aktif mengatasi masalah global. Ia mencontohkan pesawat angkut Hercules yang tengah berada di Jordania untuk menyalurkan bantuan ke Palestina.