Rekapitulasi Nasional, Puan Maharani Raih Suara Terbanyak di Jateng
Pada Pemilu 2019, Puan Maharani mendapatkan dukungan sebanyak 404.034 suara. Pemilu kali ini, dia meraup 297.366 suara.
Oleh
HIDAYAT SALAM
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Perolehan suara Ketua Dewan Pimpinan Pusat Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Puan Maharani pada Pemilihan Umum 2024 menurun dibandingkan pada perhelatan sebelumnya pada 2019 ataupun 2014. Walau demikian, raihan suara Puan masih dominan di daerah pemilihannya. Dia menjadi calon anggota legislatif dengan suara terbanyak dari sepuluh daerah pemilihan Jawa Tengah.
Berdasarkan hasil rekapitulasi nasional hasil pemilu Provinsi Jawa Tengah yang disahkan oleh Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Hasyim Asy’ari di Kantor KPU, Jakarta, Senin (11/3/2024) malam, Puan mampu meraih 297.366 suara. Raihan itu mendudukkannya sebagai calon anggota legislatif (caleg) dengan perolehan suara tertinggi di daerah pemilihan (dapil) V Jawa Tengah yang meliputi Boyolali, Klaten, Sukoharjo, dan Kota Surakarta.
Baca Berita Seputar Pemilu 2024
Pahami informasi seputar pemilu 2024 dari berbagai sajian berita seperti video, opini, Survei Litbang Kompas, dan konten lainnya.
Jika dibandingkan dengan caleg-caleg lain di daerah itu, perolehan suara Puan unggul jauh. Bahkan, caleg yang meraih suara terbanyak kedua, Adik Sasongko dari Partai Gerindra, hanya mampu mengumpulkan 142.405 suara. Selisih antara Adik dan Puan di atas 150.000 suara.
Besaran selisih lebih timpang lagi jika dibandingkan perolehan suara rekan-rekan satu partai yang berada di dapil sama dengan Puan. Di dapil tersebut, suara terbanyak kedua diperoleh Aria Bima, yakni 115.123 suara. Jumlahnya tidak sampai separuh dari semua suara yang didapatkan Puan.
Ketua KPU Jateng Handi Tri Ujiono mengatakan, total pengguna hak pilih di dapil Jateng V sebanyak 2.556.296 pemilih. Jumlah tersebut sesuai dengan total surat suara sah dan tidak sah, dengan rincian 2.334.065 surat suara sah dan 222.231 surat suara tidak sah.
Walau demikian, raihan suara Ketua DPR itu menurun hingga 106.668 suara jika dibandingkan dengan pemilu sebelumnya. Padahal, mengacu perjalanan Puan menjadi anggota DPR sejak mencalonkan diri pertama kali pada Pemilu 2009 hingga Pemilu 2019, jumlah suara Puan terus meningkat.
Pada kontestasi perdananya di Pemilu 2009, Puan berhasil mengumpulkan 242.504 suara. Lalu, perolehan suaranya meningkat menjadi 326.927 suara pada Pemilu 2014. Cucu sang proklamator itu pun sekaligus menjadi wakil rakyat yang memperoleh suara terbanyak kedua dalam dua gelaran itu.
Pada Pemilu 2019, Puan mendapatkan dukungan 404.034 suara. Capaian itu membuatnya menjadi anggota DPR dengan raihan suara terbanyak dalam pesta demokrasi lima tahunan tersebut.
Suara tertinggi di Jateng
Meski menurun, jumlah suara Puan masih paling banyak di antara 10 besar peraih suara terbanyak di 10 dapil Jawa Tengah. Raihan suara Puan itu disusul caleg PDI-P dari dapil Jateng I, Mochamad Herviano Widyatama (230.113 suara), Nusron Wahid dari Golkar dapil Jateng II (230.113 suara), serta Shanty Alda Natalia dari PDI-P dapil Jateng IX (196.355 suara).
Kemudian, Ashraff Abu meraih 177.436 suara (Golkar Jateng X), Sudjadi memperoleh 169.106 suara (PDI-P Jateng VI), Novita Wijayanti meraih 163.920 suara (Gerindra Jateng VIII), dan Doni Akbar meraih 154.476 suara (Golkar Jateng X). Di urutan kesembilan dan kesepuluh ada Adik Sasongko yang memperoleh 142.405 suara (Gerindra Jateng V) serta Haryanto yang meraih 135.08 suara (PDI-P Jateng III).
Selain itu, PDI-P juga menjadi partai dengan suara terbanyak, yakni 5.191.487 suara, serta unggul di delapan dapil Jateng. PDI-P menang di dapil Jateng I, III, IV, V, VI, VII, VIII, dan IX. PDI-P hanya kalah dari Golkar di dapil Jateng II dan X.
Seperti diberitakan Kompas.id (29/2/2024), pakar psikologi politik dari Universitas Sebelas Maret, Surakarta, Abdul Hakim, saat dihubungi mengungkapkan pandangannya bahwa wajar ketika Puan dan putrinya, Diah Pikatan O Putri Haprani atau Pinka Haprani, unggul suara dibandingkan caleg-caleg lain di wilayah Solo Raya.
Menurut Abdul Hakim, kondisi itu dipengaruhi garis keturunan ibu dan anak tersebut yang menjadi bagian dari keluarga besar Presiden ke-1 Soekarno, atau juga disebut trah Soekarno.
”Kuncinya adalah trah Soekarno. Pengaruh ajaran dan sosok Soekarno begitu melekat bagi masyarakat Solo dan sekitarnya. Oleh karenanya, anak-anak dan keluarga Soekarno akan mendapatkan dukungan besar,” kata Hakim.