Safari Politik Prabowo Pascapilpres Bakal Berlanjut, Kabinet Belum Dibahas
Prabowo Subianto bakal memprioritaskan menterinya dari Koalisi Indonesia Maju.
Oleh
PRAYOGI DWI SULISTYO
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Setelah bertemu pemimpin Partai Demokrat, Prabowo Subianto dipastikan bakal menemui para ketua umum partai politik lain dalam Koalisi Indonesia Maju, koalisi partai pengusungnya di Pemilihan Presiden 2024. Pertemuan ditegaskan tidak membahas portofolio kabinet. Pertemuan sebatas untuk menyampaikan ucapan terima kasih karena telah berjuang bersama hingga Prabowo unggul suaranya berdasarkan hitung cepat sejumlah lembaga.
Selain Partai Gerindra, partai lain yang tergabung dalam KIM ialah Partai Demokrat, Partai Golkar, Partai Amanat Nasional (PAN), Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Partai Bulan Bintang (PBB), Partai Gelora, Partai Garuda, dan Partai Prima. Hanya Partai Prima yang bukan peserta pemilu.
Baca Berita Seputar Pemilu 2024
Pahami informasi seputar pemilu 2024 dari berbagai sajian berita seperti video, opini, Survei Litbang Kompas, dan konten lainnya.
Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Rahayu Saraswati mengatakan, persiapan untuk penyusunan kabinet masih jauh karena masih menunggu hasil rekapitulasi akhir dari Komisi Pemilihan Umum (KPU). Meskipun demikian, Saraswati memastikan bahwa Prabowo akan memilih menteri dari partai koalisi sebagai prioritas dan tidak hanya fokus dari Gerindra.
”Dari dulu Pak Prabowo, kan, sangat egaliter, ya. Kalau kita sih biasanya (pemilihan menteri) pasti dari partai-partai koalisi,” kata Saraswati saat dihubungi, Minggu (18/2/2024).
Terkait rencana merangkul lawan politik seperti diungkapkan Prabowo saat menyampaikan pidato kemenangannya, Saraswati mengatakan, hal itu sepenuhnya tergantung dari partai politik pengusung calon presiden dan wakil presiden lain.
Wakil Ketua Umum PAN Viva Yoga Mauladi memastikan, setelah bertemu dengan Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono dan Ketua Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono, Sabtu (17/2/2024), Prabowo akan bertemu dengan ketua umum partai lain di KIM. Hal itu dilakukan sebagai ucapan terima kasih karena sudah kompak dalam berjuang hingga Prabowo unggul.
Sementara itu, menyangkut rencana penyusunan kabinet, Viva senada dengan Saraswati, yakni masih menunggu hasil resmi dari KPU. PAN, menurut Viva, menyerahkan sepenuhnya penyusunan kabinet kepada presiden terpilih.
Ketua Dewan Pakar PAN Dradjad Wibowo menilai baik hasil pertemuan Prabowo dengan Yudhoyono. Pertemuan itu bukan hanya antara tokoh sentral Gerindra dan Demokrat, melainkan pertemuan dua tokoh kunci nasional, yakni mantan presiden dengan calon presiden. Itu menunjukkan bahwa Prabowo sangat menghormati presiden sebelumnya.
Terkait pertemuan dengan Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan dan Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto, Dradjad mengatakan, Prabowo sudah sering bertemu dengan keduanya. Jika setiap saat butuh bertemu, tuturnya, mereka tinggal saling telepon. ”Apalagi, Gerindra, Golkar dan PAN sudah lama runtang-runtung bersama. Pada saat yang tepat, mereka akan berbicara mengenai penyiapan pemerintahan ke depan,” kata Dradjad.
Dari pertemuan yang selama ini terjadi antara Prabowo dengan Zulkifli dan Airlangga, Dradjad mengatakan, mereka belum membahas penyusunan kabinet secara rinci. Mereka hanya membicarakan prinsip umum saja. Namun, Dradjad belum bisa menjelaskan lebih jauh.
Tentang rencana merangkul lawan politik, Dradjad mengatakan, seperti yang sering disampaikan dalam pidatonya, Prabowo dan Gibran sangat menyambut baik partai politik pengusung calon presiden dan wakil presiden lain untuk bergabung. Meskipun demikian, jika bergabung dengan KIM, parpol tersebut perlu sepakat bekerja bersama parpol di koalisi untuk mewujudkan visi-misi dan program Prabowo-Gibran, yakni melanjutkan dan menyempurnakan program Presiden Joko Widodo.
Program dimaksud, antara lain, pemindahan ibu kota negara, hilirisasi, dan program prioritas baru seperti pembentukan Badan Penerimaan Negara, dan makan siang gratis.
”Secara politik, tentu ada kesepakatan politik dengan formula yang mencerminkan perjalanan dukungan setiap parpol dan dinamika real politiknya. Itu wajar saja,” kata Dradjad.