Safari Politik Mahfud MD ke Lampung dan Surat untuk Presiden
Mahfud MD sudah dua kali kampanye di Lampung dalam sepekan terakhir. Ampuhkah strategi ini untuk menarik pemilih?
Calon wakil presiden nomor urut 3, Mahfud MD, sudah dua kali berkunjung ke Lampung dalam sepekan terakhir. Tak hanya kampanye, Mahfud juga menyampaikan hal penting terkait rencana pengunduran dirinya sebagai Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan.
Mahfud MD singgah di Pura Ulun Danu, Danau Tirta Gangga, Lampung, Kampung Sidobinangun, Kecamatan Way Seputih, Lampung Tengah, pada Rabu (31/1/2024). Kedatangan Mahfud ke tempat ibadah umat Hindu itu tak banyak diketahui warga setempat.
Mahfud MD tiba sekitar pukul 14.30 seusai menghadiri kampanye akbar di Kabupaten Lampung Timur dan Lampung Tengah. Mahfud datang didampingi Zannuba Ariffah Chafsoh atau yang akrab dikenal sebagai Yenny Wahid, putri sulung Presiden ke-4 RI Abdurrahman Wahid.
Calon wakil presiden pendamping Ganjar Pranowo itu disambut kepala kampung, pemuka agama setempat, dan puluhan warga.”Saya tiba-tiba mendapat info Pak Mahfud mau datang ke sini. Sebagai tuan rumah, tentu kami dengan senang hati menjamu kedatangan beliau yang merupakan Menko Polhukam,” kata Kepala Kampung Sidobinangun Made Rimbawa Putra.
Made Rimbawa berbincang dengan Mahfud tentang Danau Tirta Gangga yang menjadi destinasi wisata religi di sana. Umat Hindu biasanya datang ke pura itu untuk beribadah menjelang perayaan Hari Nyepi. Tempat itu juga kerap dikunjungi wisatawan lokal.
Di pura tersebut, Mahfud menerima doa keselamatan dari Mangku Made Rake (70), pemuka agama setempat. Mahfud juga membasuh tangannya dengan air suci.
Mangku Made menyebut, ritual doa dengan air suci itu biasa diberikan kepada tamu yang hadir ke sana sebagai lambang doa untuk keselamatan. Sebagai tamu, Mahfud MD juga menerima doa tersebut. Sebagai pemuka adat, Mangku Made turut mendoakan keselamatan bagi salah satu tokoh penting di Indonesia itu.
Umumkan mundur
Kedatangan Mahfud ke Pura itu memang bukan untuk kampanye. Di tengah suasana Danau Tirta Gangga yang airnya tenang, Mahfud menyampaikan hal penting terkait rencana pengunduran dirinya sebagai Menko Polhukam.
”Saya akan pamit dengan penuh kehormatan juga kepada beliau (Presiden Joko Widodo). Saya akan melaporkan saya sudah selesai,” kata Mahfud saat memberikan keterangan pada media di depan pura.
Dalam kunjungannya, Mahfud juga membawa ”surat penting”. Meski tidak menyebut dan menunjukkan secara gamblang, Mahfud menyiratkan itu adalah surat pengunduran dirinya sebagai Menko Polhukam.
”Hari ini saya sudah membawa surat untuk Presiden. Untuk disampaikan kepada Presiden langsung tentang masa depan politik saya yang belakangan ini menjadi pembicaraan publik,” katanya.
Saat ini, Mahfud sedang menunggu jadwal untuk bisa bertemu dengan Presiden. Ia berharap secepat mungkin dapat bertemu dengan Presiden Joko Widodo.
Dalam kesempatan itu, Mahfud juga menjelaskan mengapa harus mengambil momentum penting untuk menyampaikan pengunduran dirinya secara langsung kepada Presiden. Hal itu karena dia diangkat sebagai Menteri Polhukam dengan penuh kehormatan dan kepercayaan.
Selama 4,5 tahun terakhir, Mahfud merasa sudah bekerja dengan hati-hati dan sungguh-sungguh. Mahfud juga yakin bahwa ia telah bekerja dengan baik.
Mahfud menyebut dengan peribahasa, tidak boleh tinggal gelanggang colong playu. Secara harfiah, peribahasa tersebut berarti tidak boleh meninggalkan posisi dan lepas tanggung jawab. ”Saya akan pamit baik-baik dan saya akan sampaikan surat ini begitu saya dijadwalkan diterima oleh Presiden,” katanya.
Baca juga: Mahfud MD : Saya Akan Pamit dengan Penuh Kehormatan
Calon wakil presiden nomor urut 3, Mahfud MD, mengunjungi Pura Uun Danu, Danau Tirta Gangga, Lampung Sidobinangun, Kecamatan Seputih Banyak, Lampung Tengah, Lampung, Rabu (31/1/2024).
Mahfud kembali menekankan bahwa sikap untuk menunggu momentum yang baik dilakukan karena alasan etika. Menurut dia, etika merupakan ekspresi moral dan kejujuran. Etika juga menjadi ekspresi dari penghayatan keagamaan dan kesantunan budaya.
Dua kali
Sepekan terakhir, Mahfud MD sudah dua kali berkunjung ke Lampung. Sebelumnya, ia datang ke Lampung pada Kamis (25/1/2024). Kala itu, mantan Ketua Mahkamah Konstitusi itu menerima gelar adat Batin Perkasa Saibani Niti Hukum yang berarti Bangsawan Tangguh yang Berani Menjaga Hukum. Selain itu, Mahfud juga bertemu petani serta menggelar diskusi terbuka dengan masyarakat.
Lantas, seberapa penting Lampung untuk mendongkrak suara pasangan Ganjar Pranowo-Mahfud MD hingga pria asal Madura itu harus kembali bertandang ke provinsi itu? Hal menarik lain, Mahfud tidak hanya kampanye, tetapi juga menyampaikan hal penting terkait rencana pengunduran dirinya sebagai Menko Polhukam.
Pengamat politik dari Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung, Robi Cahyadi Kurniawan, berpendapat, Lampung merupakan lumbung suara potensial bagi pasangan calon Ganjar-Mahfud di Sumatera.
Selama ini, Lampung juga menjadi salah satu basis suara Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) yang mengusung Ganjar-Mahfud. Dalam Pemilu 2019, misalnya, PDI-P meraup suara terbanyak atau sekitar 20,42 persen di Lampung. Kuatnya basis pendukung ideologis PDI-P di Lampung tidak terlepas dari sejarah masyarakat di wilayah itu yang sebagian besar merupakan transmigran asal Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Bali.
Mahfud datang lagi ke Lampung untuk lebih meyakinkan para pemilih. Apalagi, pasangan calon presiden yang lain juga berkampanye di Lampung untuk “menggoyang” suara kader PDI-P, serta mengincar suara dari kalangan nahdliyin.
Menurut Robi, kedatangan Mahfud kali ini bersama Yenny Wahid untuk menjaga suara pemilih dari kalangan nahdiyin. Apalagi, Lampung merupakan salah satu basis massa Nahdlatul Ulama terbesar di Sumatera.
”Kehadiran Mahfud MD hingga dua kali ke Lampung bisa dibaca sebagai proses kampanye yang menurut teori sebagai defensive tactic atau upaya mempertahankan basis suara yang telah dimiliki,” kata Robi.
Mahfud datang lagi ke Lampung untuk lebih meyakinkan para pemilih. Apalagi, pasangan calon presiden yang lain juga berkampanye di Lampung untuk ”menggoyang” suara kader PDI-P, serta mengincar suara dari kalangan nahdliyin.
Sementara kehadiran Mahfud secara khusus ke pura dan didoakan oleh pemuka agama Hindu dinilai untuk untuk menunjukkan bahwa pasangan capres Ganjar-Mahfud terbuka dan menerima perbedaan. Lampung Tengah selain sebagai lumbung suara terbesar di Lampung juga basis pemilih beragama Hindu terbesar di provinsi tersebut .
”Citra terbuka untuk semua kalangan inilah yang coba dibangun oleh Mahfud,” ujar Robi.
Menurut Robi, masih banyak ceruk suara yang bisa diambil pasangan Ganjar-Mahfud di Lampung. Apalagi, sampai hari ini cukup banyak masyarakat yang masih bimbang dan belum menentukan pilihan. Sebagai partai pemenang pemilu di Lampung, PDI-P tentu akan bekerja semaksimal mungkin untuk memenangkan Ganjar-Mahfud.
Safari politik yang dilakukan Mahfud di Lampung adalah strategi untuk mendulang suara jelang akhir masa kampanye. Apakah cara itu ampuh untuk memenangkan paslon Ganjar-Mahfud di Lampung? Semua itu akan terjawab saat pemungutan suara pada 14 Februari 2024.
Baca juga : Gelar Adat untuk Mahfud MD dan Jurus Kampanye Sang Pendekar Hukum