Presiden: Pemerintah Anggarkan Rp 15 Triliun untuk Inpres Jalan Daerah 2024
Dalam kunjungannya di Jawa Tengah, Presiden Jokowi meninjau perbaikan sejumlah ruas jalan dan meninjau puskesmas.
Oleh
MAWAR KUSUMA WULAN
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Mengawali kegiatan kunjungan hari kedua di Provinsi Jawa Tengah, Presiden Joko Widodo didampingi Ibu Iriana Jokowi meninjau ruas Jalan Surakarta-Gemolong-Purwodadi di Desa Ngandul, Kabupaten Sragen. Ruas jalan tersebut merupakan bagian dari penanganan jalan daerah sesuai dengan Instruksi Presiden atau Inpres Jalan Daerah Tahun 2023.
”Tahun 2024 akan ada Inpres Jalan Daerah (IJD) lagi sebesar Rp 15 triliun nanti. Untuk Sragen, berapa, masih dalam perencanaan, untuk Jawa Tengah berapa, semuanya masih jalan proses perencanaan,” ujar Presiden Jokowi dalam keterangan seusai peninjauan, Selasa (23/1/2024).
Dalam kunjungan kerja kali ini, Presiden ingin melihat penyelesaian ruas IJD. ”Saya ingin melihat selesainya seluruh ruas jalan yang kita kerjakan dengan Inpres jalan daerah yang totalnya di seluruh Tanah Air Indonesia itu Rp 14,6 triliun, total 2023,” ujar Presiden.
Presiden menjelaskan bahwa Rp 1,3 triliun dari total anggaran IJD pada 2023 tersebut digunakan untuk memperbaiki sekitar 40 ruas jalan di Jawa Tengah. Sementara Kabupaten Sragen diberikan anggaran Rp 204 miliar untuk membangun tiga ruas jalan. Ruas Jalan Surakarta-Purwodadi merupakan ruas jalan yang memiliki tingkat kerusakan paling berat.
Sejumlah ruas jalan yang mengalami kerusakan cukup berat disebabkan sifat tanah yang dinamis. ”Kita membangun ini dengan biaya jauh lebih besar Jalan Solo-Purwodadi yang memakai rigid beton, biayanya besar dan kita harapkan ini lebih awet daripada kita aspal lagi,” ucap Presiden.
Ketika menyerahkan sertifikat tanah untuk rakyat di Kabupaten Grobogan, Jateng, Presiden menyampaikan bahwa perbaikan Jalan Solo-Purwodadi ini sudah bertahun-tahun dilakukan. ”Sudah bertahun-tahun tidak beres-beres, bener? Dan, saya tahu karena hampir setiap minggu itu sekali, dua kali, tiga kali, kalau mau Randu Blatung dan Blora itu, lewat,” tambah Presiden saat menyampaikan sambutannya.
Saya perintahkan tahun kemarin ini tidak boleh aspal lagi, ini harus dibeton, pakai rangka beton setebal 25 sentimeter. (Presiden Jokowi)
Begitu diperbaiki dengan diaspal, ruas jalan tersebut kemudian rusak lagi dalam kurun waktu setahun atau dua tahun karena tanahnya memang bergerak. ”Saya perintahkan tahun kemarin ini tidak boleh aspal lagi, ini harus dibeton, pakai rangka beton setebal 25 sentimeter, pakai rigid beton. Tadi kita coba mulus, mugi-mugi mboten risak malih (semoga tidak rusak lagi),” kata Presiden.
Salah seorang warga, Eko, mengatakan sangat merasakan manfaat pembangunan jalan tersebut. Bahkan, jalan yang dulunya viral hingga disebut sebagai ”Jeglongan Seribu” tersebut kini sudah bagus. ”Wah jelek sekali, dulu viralnya itu jeglongan seribu, wisata jeglongan seribu, tapi setelah jalan diperbarui ini sudah bagus, sudah dicor semua, sudah lancar,” ujar Eko.
Eko pun menyampaikan apresiasi terhadap pembangunan jalan tersebut. Eko juga berharap jalan-jalan di seluruh pelosok Tanah Air mendapatkan pembangunan serupa.
”Terima kasih pemerintah yang telah membangun Jalan Raya Solo-Purwodadi ini. Jadi kita akses mau ke Purwodadi, ke Solo, jadi lancar dan menghemat waktu,” tutur Eko.
Meninjau kesiapan alat USG
Selain infrastruktur jalan, Presiden juga meninjau infrastruktur kesehatan di Jateng. Dalam kunjungan ke Puskesmas Toroh 1, Kabupaten Grobogan, Presiden ingin memastikan bahwa setiap puskesmas telah memiliki alat ultrasonografi (USG) untuk membantu pemeriksaan kehamilan.
”Pagi hari ini saya datang ke Puskesmas Toroh 1 di Kabupaten Grobogan, Provinsi Jawa Tengah, ingin memastikan bahwa puskesmas memiliki USG untuk mengecek kehamilan,” ujar Presiden Jokowi seusai peninjauan.
Menurut Presiden, pemerintah telah mendistribusikan alat USG tersebut kepada 10.000 puskesmas yang ada di seluruh Tanah Air. Presiden juga menyebut bahwa alat USG tersebut memiliki sistem yang baik sehingga diharapkan dapat membantu mengentaskan stunting atau tengkes di Indonesia.
”Kita harapkan nanti semuanya memiliki USG semuanya sehingga kehamilan ibu, (kesehatan) bayi bisa dideteksi lebih dini dan semuanya data masuk ke pusat data di Jakarta. Ini penting sekali dalam rangka pengentasan stunting,” ungkap Presiden.
Selain alat USG, pemerintah juga memberikan alat timbang bayi ke sejumlah posyandu di seluruh Indonesia. Hal tersebut dilakukan pemerintah sebagai langkah awal penanganan stunting yang akan terus diperbaiki ke depannya.
Selain alat USG, pemerintah juga memberikan alat timbang bayi ke sejumlah posyandu di seluruh Indonesia.
”Ada 300.000 timbangan yang sudah kita berikan. Yang sebelumnya tidak ada, semuanya sekarang diberikan sehingga juga cek berat badan bayi, panjang anak balita, semuanya bisa dicek. Ini saya kira penanganan sejak dini seperti ini yang akan terus kita perbaiki,” ucap Presiden.
Salah seorang ibu hamil, Ria, mengatakan sangat terbantu dengan adanya alat USG di puskesmas. Pemeriksaan kehamilannya menjadi lebih mudah, dekat, dan lengkap.
”Senang ada USG di puskesmas, jadi tidak jauh-jauh. Bagus, tadi dikasih tahu detak jantung janinnya, berat badan janinnya, ketubannya juga dikasih tahu, posisi bayinya juga,” tutur Ria.