logo Kompas.id
Politik & HukumDi Tengah Kontestasi Pemilu,...
Iklan

Di Tengah Kontestasi Pemilu, Pentingnya Keutuhan Bangsa Harus Terus Diingatkan

Upaya pendiri bangsa menyatukan Indonesia tak mudah. Tugas generasi penerus untuk mengawal agar keutuhan tetap lestari.

Oleh
CYPRIANUS ANTO SAPTOWALYONO
· 5 menit baca
Wakil Presiden Maruf Amin saat menyampaikan keterangan pers seusai acara peluncuran program Tanara Clean Up di Aula Pesantren An-Nawawi Tanara, Kecamatan Tanara, Kabupaten Serang, Provinsi Banten, Minggu (14/1/2024).
KOMPAS/CYPRIANUS ANTO SAPTOWALYONO

Wakil Presiden Maruf Amin saat menyampaikan keterangan pers seusai acara peluncuran program Tanara Clean Up di Aula Pesantren An-Nawawi Tanara, Kecamatan Tanara, Kabupaten Serang, Provinsi Banten, Minggu (14/1/2024).

SERANG, KOMPAS — Wakil Presiden Ma’ruf Amin menilai bahwa upaya menjaga keutuhan bangsa harus diingatkan terus kepada semua pihak, termasuk mereka yang sedang berkontestasi dalam Pemilihan Umum 2024. Warisan para pendiri bangsa yang mampu menyatukan warga dari berbagai ras dan agama dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia harus dijaga dan dirawat.

”Jadi, saya memang menerima delegasi para tokoh bangsa. Mereka prihatin terhadap kondisi yang, apabila tidak dikawal, karena adanya polarisasi, bisa saja itu terjadi pembelahan. Jadi, mereka itu me-warning, minta juga kepada saya untuk bersama-sama berperan dalam rangka mengawal keutuhan bangsa,” kata Wapres Amin saat menjawab pertanyaan awak media di sesi keterangan pers di aula Pesantren An-Nawawi Tanara, Kecamatan Tanara, Kabupaten Serang, Provinsi Banten, Minggu (14/1/2024).

Baca Berita Seputar Pemilu 2024
Pahami informasi seputar pemilu 2024 dari berbagai sajian berita seperti video, opini, Survei Litbang Kompas, dan konten lainnya.
Kunjungi Halaman Pemilu

Baca Juga: Tokoh Bangsa Serukan Jaga Keutuhan di Tengah Pemilu

Pada Kamis (11/1/2024), Wapres Amin menerima audiensi sejumlah tokoh bangsa yang tergabung dalam Gerakan Nurani Bangsa di Istana Wapres, Jalan Medan Merdeka Selatan Nomor 6, Jakarta Pusat. Adapun para tokoh tersebut adalah Shinta Nuriyah Abdurrahman Wahid, Quraish Shihab, Lukman Hakim Saifuddin, Karlina Rohima Supelli, Makarim Wibisono, Ignatius Kardinal Suharyo, Pendeta Gomar Gultom, dan Alissa Wahid.

Mereka prihatin terhadap kondisi yang, apabila tidak dikawal, karena adanya polarisasi, bisa saja itu terjadi pembelahan. Jadi, mereka itu me-warning, minta juga kepada saya untuk bersama-sama berperan dalam rangka mengawal keutuhan bangsa.

Wakil Presiden Maruf Amin saat menyampaikan keterangan pers seusai acara peluncuran program Tanara Clean Up di aula Pesantren An-Nawawi Tanara, Kecamatan Tanara, Kabupaten Serang, Provinsi Banten, Minggu (14/1/2024).
KOMPAS/CYPRIANUS ANTO SAPTOWALYONO

Wakil Presiden Maruf Amin saat menyampaikan keterangan pers seusai acara peluncuran program Tanara Clean Up di aula Pesantren An-Nawawi Tanara, Kecamatan Tanara, Kabupaten Serang, Provinsi Banten, Minggu (14/1/2024).

Wapres Amin menuturkan, dirinya merespons dengan baik ajakan para tokoh bangsa yang temanya adalah merawat dan mengawal keutuhan bangsa. Semua yang berhati bersih dan berakal sehat pun tentu akan merespons dengan baik ajakan tersebut.

”Oleh karena itu, saya melihat bahwa menjaga keutuhan bangsa itu harus diingatkan terus kepada semua pihak. Termasuk juga (kepada) para mereka yang sedang berkontestan, baik para pemimpinnya maupun masyarakat di bawah. Perbedaan pilihan tidak boleh menjadikan perpecahan,” ujar Wapres Amin.

Pada kesempatan tersebut Wapres Amin menuturkan bahwa para pendiri bangsa telah mewariskan negeri yang sudah mereka satukan. ”Kita bisa bayangkan Indonesia yang seluas ini, dari Sabang-Merauke dengan berbagai ras, berbagai agama. Pada masa itu mereka bisa menjadikan kita menjadi satu, dalam wadah NKRI,” katanya.

Baca Juga: Generasi Muda Diminta Tetap Cinta Tanah Air dan Jaga NKRI

Menurut Wapres Amin, upaya para pendiri bangsa menyatukan Indonesia bukanlah perkara gampang menimbang keterbatasan saat itu, termasuk di sisi transportasi dan komunikasi. ”Tapi luar biasa para pendiri bangsa itu. Nah, ini yang harus kita jaga. Ini amanat. Jangan sampai justru kita kemudian tidak mampu merawat itu. Ini amanat. Ini harus kita jaga,” tutur Wapres Amin.

Mural tentang penghormatan akan perbedaan di sebuh tembok di Serpong, Tangerang Selatan, Jumat (6/3/2020). Penghargaan terhadap perbedaan ini selaras dengan semboyan Bhinneka Tunggal Ika, yakni bahwa perbedaan merupakan keniscayaan yang tumbuh berkembang berdampingan di Indonesia.
KOMPAS/HERU SRI KUMORO (KUM)

Mural tentang penghormatan akan perbedaan di sebuh tembok di Serpong, Tangerang Selatan, Jumat (6/3/2020). Penghargaan terhadap perbedaan ini selaras dengan semboyan Bhinneka Tunggal Ika, yakni bahwa perbedaan merupakan keniscayaan yang tumbuh berkembang berdampingan di Indonesia.

Iklan

Wapres Amin pun mengajak semua pihak menjaga keutuhan bangsa sebagaimana diamanatkan para pendiri bangsa. ”Saya kira itu intinya. (Oleh) karena itu, saya mengajak yang lain, mari kita jaga untuk tidak semua kemudian dia larut di dalam situasi yang mengemukakan perbedaan,” kata Wapres Amin.

Pandangan tokoh bangsa

Sebelumnya, seperti dilansir Biro Pers, Media, dan Informasi Sekretariat Wapres, pada pertemuan dengan Wapres Amin, para tokoh Gerakan Nurani Bangsa yang hadir menyampaikan pandangannya satu per satu. Shinta Nuriyah Abdurrahman Wahid yang juga istri Presiden RI Ke-5 Abdurrahman Wahid, mengungkapkan keresahannya, terutama mengenai situasi menjelang pemilu dan masih adanya konflik di Tanah Air, seperti di Papua.

”Ini semua membuat kami prihatin bagaimana untuk menghadapinya karena semuanya ini adalah anak bangsa Indonesia yang kita cintai. Karena itu, tergeraklah melihat situasi seperti ini, maka kami mempunyai pemikiran untuk mendirikan sebuah gerakan yang kita namakan Gerakan Nurani Bangsa,” kata Shinta.

Baca Juga: Hidupkan Pancasila lewat Keteladanan

Gerakan ini mengajak para tokoh bangsa agar terus bergerak sekaligus menjaga komitmennya dalam merawat bangsa dan negara untuk generasi mendatang. ”Paling tidak kami bisa memberikan contoh dan keteladanan kepada generasi muda agar (mereka) bisa mencontoh dan meneladani apa yang dilakukan oleh tokoh-tokoh bangsa untuk merawat dan menjaga bangsa Indonesia ini dengan sebaik-baiknya,” ujar Shinta.

Para tokoh yang tergabung dalam Gerakan Nurani Bangsa bertemu dengan Wakil Presiden Maruf Amin di Istana Wakil Presiden, Jalan Medan Merdeka Selatan, Kamis (11/1/2024). Mereka adalah Shinta Nuriyah Abdurrahman Wahid sebagai ketua, Quraish Shihab, Romo Ignatius Kardinal Suharyo, Pendeta Gomar Gultom, Karlina Rohima Supelli, Makarim Wibisono, Lukman Hakim Saifuddin, dan Alissa Wahid. Bersama Wapres Amin, mereka membicarakan upaya menjaga keutuhan bangsa.
BPMI - SETWAPRES

Para tokoh yang tergabung dalam Gerakan Nurani Bangsa bertemu dengan Wakil Presiden Maruf Amin di Istana Wakil Presiden, Jalan Medan Merdeka Selatan, Kamis (11/1/2024). Mereka adalah Shinta Nuriyah Abdurrahman Wahid sebagai ketua, Quraish Shihab, Romo Ignatius Kardinal Suharyo, Pendeta Gomar Gultom, Karlina Rohima Supelli, Makarim Wibisono, Lukman Hakim Saifuddin, dan Alissa Wahid. Bersama Wapres Amin, mereka membicarakan upaya menjaga keutuhan bangsa.

Berikutnya, ulama senior Quraish Shihab berpandangan, nurani umat manusia pada dasarnya terdiri atas tiga hal, yakni keadilan, amanah, dan hormat kepada orang tua. ”Ketika menamakan ini (Gerakan Nurani Bangsa), sebenarnya arah kami ke sana (keadilan, amanah, dan hormat pada orang tua). Kita ingin keadilan ini akan menyentuh semua pihak, kita ingin amanah itu ditegakkan, dan kita ingin menghormati orang-orang tua kita yang telah berjasa,” kata Quraish.

Baca Juga: Pemuda Indonesia Diajak Pantang Menyerah Majukan Bangsa

Adapun Kardinal Suharyo mengingatkan arti penting tiga kata yang memiliki akar yang sama sebagai kunci untuk merawat bangsa. Tiga kata tersebut adalah khalik atau sang pencipta, makhluk atau ciptaan Tuhan, dan akhlak mulia.

”Kita semua berharap, ketika seseorang menyadari dirinya sebagai makhluk, kepada sang khalik dia mesti bersembah sujud dan beribadah. Dan, kepada lingkungan, dunia, dan sesama dalam kehidupan bersama, (dia) berakhlak mulia,” kata Kardinal Suharyo.

Ketua Gerakan Nurani Bangsa Shinta Nuriyah Abdurrahman Wahid saat menyampaikan keterangan kepada awak media selepas pertemuan para tokoh bangsa dengan Wakil Presiden Maruf Amin di Istana Wapres, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta, Kamis (11/1/2024). Ikhtiar menjaga keutuhan bangsa dibicarakan dalam pertemuan Wapres Amin dan para tokoh bangsa tersebut.
KOMPAS/CYPRIANUS ANTO SAPTOWALYONO

Ketua Gerakan Nurani Bangsa Shinta Nuriyah Abdurrahman Wahid saat menyampaikan keterangan kepada awak media selepas pertemuan para tokoh bangsa dengan Wakil Presiden Maruf Amin di Istana Wapres, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta, Kamis (11/1/2024). Ikhtiar menjaga keutuhan bangsa dibicarakan dalam pertemuan Wapres Amin dan para tokoh bangsa tersebut.

Oleh karena itu, menurut Kardinal Suharyo, segi moralitas dasar tersebut menjadi sangat menentukan dalam upaya merawat bangsa. ”Kita boleh berbicara tentang ekonomi, berbicara tentang kebudayaan, dan sebagainya. Namun, kalau pengertian dasar ini tidak bertumbuh, moralitasnya tidak tangguh, lalu semuanya itu (upaya merawat bangsa) rasa-rasanya rapuh,” ujar Kardinal Suharyo.

Baca Juga: Orientasi Pemilih Gen Z Sudah Kokoh, tetapi Mudah Rapuh

Pada kesempatan sama, Karlina Rohima Supelli menceritakan kegelisahan anak-anak muda, khususnya generasi Z, mengenai arah masa depan bangsa Indonesia. Menurut dia, mereka tidak mengalami periode reformasi dan hanya membaca proses politik saat ini sehingga perlu pemahaman mendalam tentang arah demokrasi Indonesia ke depan.

”Saya sendiri juga bertanya-tanya, politik seperti apa yang akan kita bangun? Bagaimana membawa suhu politik ini kembali ke tujuan utamanya, yaitu kemaslahatan hidup bersama? Dan, itu yang ingin kami bagikan dan gerakkan dari nurani setiap anak bangsa ini,” tutur Karlina.

Editor:
ANTONIUS PONCO ANGGORO
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000