logo Kompas.id
Politik & HukumAdu Jurus Capres Memikat Hati ...
Iklan

Adu Jurus Capres Memikat Hati Pemilih

Masa kampanye yang terbatas memaksa para capres menunjukkan kreativitas untuk mengambil hati rakyat.

Oleh
NIKOLAUS HARBOWO, KURNIA YUNITA RAHAYU, HIDAYAT SALAM
· 7 menit baca
Calon presiden nomor urut 3, Ganjar Pranowo, berpamitan dengan warga di Jalan Arjuna Gang 14A RT 002 RW 003, Kelurahan Slerok, Tegal, Jawa Tengah, sebelum memulai kampanyenya kembali di daerah Tegal, Kamis (11/1/2024).
KOMPAS/NIKOLAUS HARBOWO

Calon presiden nomor urut 3, Ganjar Pranowo, berpamitan dengan warga di Jalan Arjuna Gang 14A RT 002 RW 003, Kelurahan Slerok, Tegal, Jawa Tengah, sebelum memulai kampanyenya kembali di daerah Tegal, Kamis (11/1/2024).

Ganjar Pranowo, calon presiden nomor urut 3, menutup rangkaian blusukannya di Brebes dan Tegal, Jawa Tengah, pada Rabu (10/1/2024), dengan mendatangi rumah Fikri Haikal di Kelurahan Slerok, Kecamatan Tegal Timur, Kota Tegal. Masih dengan kemeja putih yang dikenakan saat menghadiri perayaan Hari Ulang Tahun Ke-51 Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan di Jakarta pada Rabu pagi, Ganjar berjalan melewati gang-gang kecil menuju rumah Fikri. Mantan Gubernur Jawa Tengah itu berniat menginap di rumah Fikri, seorang alumnus SMK Negeri Jawa Tengah.

Ganjar tak langsung beristirahat ketika sampai di rumah Fikri sekitar pukul 21.00. Ia memilih duduk di teras rumah untuk bersambung rasa dengan warga yang berkumpul di rumah Fikri. Bersama warga, Ganjar asyik berbincang-berbincang dan bernyanyi hingga pukul 23.00.

Baca Berita Seputar Pemilu 2024
Baca Berita Seputar Pemilu 2024
Pahami informasi seputar pemilu 2024 dari berbagai sajian berita seperti video, opini, Survei Litbang Kompas, dan konten lainnya.
Kunjungi Halaman Pemilu

Ganjar memang selalu meluangkan waktu untuk menginap di rumah warga. Kebiasaan ini ternyata sudah dilakoninya sejak menjabat sebagai Gubernur Jateng pada Agustus 2013. Cara itu dianggap efektif untuk menyerap langsung aspirasi rakyat kecil tanpa jarak.

Kebiasaan itu pun dilanjutkan sampai saat ini, saat Ganjar menjadi kontestan Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024. Bahkan, di masa kampanye, kebiasaan itu makin intens dijalankan. Sebelum menginap di rumah Fikri, Ganjar juga sudah menginap di rumah-rumah warga di Wonosobo, Solo, Sragen, Klaten, dan Boyolali.

Calon presiden nomor urut 3, Ganjar Pranowo, menikmati kasur yang telah disiapkan tuan rumah di sebuah rumah di Jalan Arjuna Gang 14A RT 002 RW 003, Kelurahan Slerok, Tegal, Jawa Tengah, selepas berkampanye di daerah Brebes dan Tegal, Rabu (10/1/2024).
KOMPAS/NIKOLAUS HARBOWO

Calon presiden nomor urut 3, Ganjar Pranowo, menikmati kasur yang telah disiapkan tuan rumah di sebuah rumah di Jalan Arjuna Gang 14A RT 002 RW 003, Kelurahan Slerok, Tegal, Jawa Tengah, selepas berkampanye di daerah Brebes dan Tegal, Rabu (10/1/2024).

Pilihan Ganjar menginap di rumah warga bukan tanpa tujuan. Kader Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) itu menjelaskan, salah satu tujuan menginap di rumah warga adalah untuk menyerap aspirasi akar rumput. Selain itu juga untuk melihat langsung warga yang tengah menghadapi masalah, seperti kesulitan ekonomi.

”Jadi, ada intel kami bekerja. Nah, kalau sekarang ini, saya menginap di rumah alumni SMKN Jateng, yang mohon maaf, dari keluarga yang kurang mampu,” tutur Ganjar.

Baca juga: Kampanye Hari Pertama, Ganjar Blusukan ke Merauke, Mahfud di Sabang

Fikri memang alumnus SMKN Jateng, sebuah sekolah gratis bagi siswa kurang mampu milik Pemerintah Provinsi Jateng yang digagas Ganjar pada 2014. Hingga saat ini, sekolah tersebut telah meluluskan 1.837 siswa, 80 persen di antaranya telah terserap di dunia kerja dan perguruan tinggi di dalam ataupun luar negeri.

Ganjar mengaku bangga karena nasib keluarga dari para alumni SMKN Jateng kini berubah. Ini ia dapati setelah menginap di rumah Fikri dan seorang alumnus SMKN Jateng lain di Solo, beberapa waktu lalu. Para alumni ternyata sudah bisa membantu perekonomian keluarga mereka.

https://cdn-assetd.kompas.id/6NYgoBccxdJKl0A7wiO-Ek2HsNk=/1024x2539/https%3A%2F%2Fasset.kgnewsroom.com%2Fphoto%2Fpre%2F2024%2F01%2F03%2Fdf337e19-52fd-4b3f-bebf-ac6e727551d7_png.png

Karena itulah Ganjar berkomitmen untuk meneruskan program serupa di tingkat nasional jika terpilih menjadi presiden kelak. Program ini akan diprioritaskan bagi masyarakat di daerah Indonesia timur dan kawasan tertinggal, terdepan, dan terluar. Program tersebut nantinya juga beriringan dengan program satu sarjana untuk satu keluarga miskin yang dicanangkan Ganjar bersama cawapresnya, Mahfud MD.

Meski tujuannya adalah menyerap aspirasi rakyat, keputusan Ganjar menginap di rumah warga juga berdampak pada bertambahnya simpati masyarakat kepadanya. Warga rela bergotong royong mempersiapkan penyambutan begitu mendengar kabar dia akan datang.

”Saya senang, partisipasi warga. Tidak diminta, tidak disuruh, tetapi dengan sendiri mereka membantu menyiapkan karpet, bahkan membantu masak-masak. Sound system juga dari warga. Artinya, warga sangat senang dan antusias menyambut Bapak Ganjar yang mau datang,” kata Irhas Hussein, kakak Fikri.

Blusukan

Setali tiga uang dengan Ganjar, capres nomor urut 2, Prabowo Subianto, juga coba mengambil hati rakyat dengan blusukan. Pada akhir Desember lalu, seusai bekerja, capres yang masih menjabat sebagai Menteri Pertahanan itu berkunjung ke rumah warga di Kelurahan Pluit, Penjaringan, Jakarta Utara.

Calon presiden Prabowo Subianto berjalan menuju arah panggung saat tiba untuk berkampanye di Saung Kita, Cilincing, Jakarta Utara, Jumat (8/12/2023).
KOMPAS/RONY ARIYANTO NUGROHO

Calon presiden Prabowo Subianto berjalan menuju arah panggung saat tiba untuk berkampanye di Saung Kita, Cilincing, Jakarta Utara, Jumat (8/12/2023).

Dalam video yang diunggah di akun Instagram resminya pada 22 Desember 2023, Prabowo datang ke rumah seorang warga yang terendam banjir. Pemilik rumah menyambut Prabowo lalu menyampaikan bahwa banjir di rumah semipermanennya itu tak kunjung surut.

Beberapa hari setelahnya, Prabowo kembali blusukan ke Cilincing, Jakarta Utara. Didampingi oleh seorang ajudan, Prabowo masuk ke permukiman padat penduduk yang dibangun di atas air. Sejumlah warga menghampirinya, bersalaman, dan mengaku kaget Prabowo tiba-tiba datang ke sana.

Selain blusukan, di Jakarta Utara, Prabowo juga sempat mengikuti agenda masak bersama dengan chef sekaligus Youtuber, Bobon Santoso. Prabowo ikut mengaduk nasi goreng yang dimasak dalam kuali besar. Ia pun memakan masakan itu bersama dengan warga yang memadati area memasak.

Calon presiden Prabowo Subianto menambahkan potongan daging pada masakan opor ayam dalam wajan raksasa saat berkampanye di Saung Kita, Cilincing, Jakarta Utara, Jumat (8/12/2023).
KOMPAS/RONY ARIYANTO NUGROHO

Calon presiden Prabowo Subianto menambahkan potongan daging pada masakan opor ayam dalam wajan raksasa saat berkampanye di Saung Kita, Cilincing, Jakarta Utara, Jumat (8/12/2023).

Sekretaris Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran, Nusron Wahid, mengatakan, setiap kandidat pilpres tentu memiliki gaya khas masing-masing dalam berkampanye. Adapun Prabowo disebut tidak memiliki gaya yang baru. Sejak lama, Prabowo memang terbiasa untuk menyerap aspirasi masyarakat. Baik dengan cara menghadiri acara dengan para tokoh masyarakat maupun blusukan untuk menemui warga secara langsung.

Baca juga: Prabowo Tetap Bekerja, Gibran Blusukan di Tangerang

Iklan

Kendati demikian, ia tidak memungkiri, jelang Pilpres 2024, Prabowo menampung dan memenuhi permintaan seluruh masyarakat dalam beragam bentuk kampanye. Apalagi, segmentasi pemilih juga beragam. Cara mendekati mereka pun berbeda-beda. ”Dalam hal kampanye ini, kan, semua permintaan masyarakat harus dipenuhi. Jadi, (kampanye juga) tidak boleh monoton,” ujarnya.

Kampanye dialogis

Lain Ganjar dan Prabowo, lain pula Anies Rasyid Baswedan. Capres nomor urut 1 itu punya gaya sendiri dalam berkampanye. Mantan Gubernur DKI Jakarta ini coba membangun dialog dengan berbagai elemen masyarakat melalui program ”Desak Anies”. Konsepnya, semua orang yang hadir diperbolehkan menanyakan masalah apa pun kepada Anies.

Program ”Desak Anies” selalu digelar saat Anies bekunjung atau berkampanye ke daerah. Pada Senin (8/1), misalnya, ”Desak Anies” digelar di Kabupaten Bone Bolango, Gorontalo. Namun, kali itu, Desak Anies dilangsungkan di area persawahan di Desa Bulotalangi Timur dengan peserta ratusan petani. Berbagai pertanyaan disampaikan para petani dan dijawab oleh Anies.

Calon presiden nomor urut 1, Anies Rasyid Baswedan, memberikan paparan pada acara "Desak Anies" saat berkampanye di Banjarmasin, Kalimantan Selatan, Selasa (5/12/2023).
KEDEPUTIAN MEDIA DAN KOMUNIKASI TIMNAS AMIN

Calon presiden nomor urut 1, Anies Rasyid Baswedan, memberikan paparan pada acara "Desak Anies" saat berkampanye di Banjarmasin, Kalimantan Selatan, Selasa (5/12/2023).

Wakil Deputi Teritorial Tim Pemenangan Nasional Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (Timnas AMIN), Saan Mustopa, menjelaskan, pasangan Anies-Muhaimin memang berkomitmen untuk menghadirkan kampanye dengan cara memberikan pendidikan politik kepada pemilih. Metode kampanye pun disusun dengan melahirkan inovasi berupa kampanye dialogis secara organik dan partisipatif dari pemilih. Alhasil, muncul kampanye unggulan, seperti ”Desak Anies”.

Program itu kini sudah diselenggarakan di setidaknya di 13 kota. Berawal dari Bandung, Jawa Barat, kemudian berlanjut ke Medan, Sumatera Utara, dan daerah-daerah lain.

Baca juga: ”Desak Anies” dan Komitmen Menyerap Aspirasi Pemilih Muda

Saan menambahkan, ”Desak Anies” memang diinisiasi oleh kalangan muda yang mendukung pasangan Anies-Muhaimin. Mereka ingin anak muda yang skeptis dan rasional bisa menanyakan apa saja kepada Anies dengan dialog tanya-jawab. Program ini pun dianggap menjadi keuntungan bagi Anies karena terbiasa dengan dialog tanya-jawab.

Ke depan, lanjut Saan, pihaknya juga ingin menggelar ”Desak Anies” dengan menyasar pekerja migran, pelaku industri kreatif, perawat atau dokter, hingga para guru. Menurut dia, ”Desak Anies” dengan menyasar kelompok khusus sudah digelar seperti bersama nelayan di Banyuwangi, Jawa Timur, kemudian dengan para petani di Gorontalo.

https://cdn-assetd.kompas.id/5Qdjwb1SW1DK_AfNFEsC6wU1rbQ=/1024x2021/https%3A%2F%2Fasset.kgnewsroom.com%2Fphoto%2Fpre%2F2024%2F01%2F01%2Fc0c50bda-9281-4468-9741-0b3bfa23754e_png.png

”Meski bermula untuk ajakan pemilih kritis di kalangan muda, ’Desak Anies’ mulai banyak didatangi juga oleh berbagai generasi berusia di atas 40 tahun dengan berbagai latar belakang pekerjaan,” tutur Saan.

Efek kampanye terbatas

Pengajar Ilmu Politik dan International Studies Universitas Paramadina, Jakarta, Ahmad Khoirul Umam, berpandangan, masa kampanye yang terbatas, yakni hanya 75 hari, memaksa para kandidat untuk menunjukkan kreativitasnya. Karena itu, muncullah pendekatan kampanye yang berbeda-beda.

Ganjar, misalnya, terlihat ingin menunjukkan sebagai ”Jokowi reborn” sehingga menampilkan pendekatan kampanye Presiden Joko Widodo di 2014 dan 2019 yang lekat dengan model blusukan. Melalui model kampanye ini, Ganjar sekaligus ingin mempertegas karakter merakyat seperti harapan publik kepada seorang pemimpin.

Tiap-tiap kandidat mencoba untuk mengoptimalkan kapasitas dan kekuatan mereka di tengah keterbatasan yang mereka miliki, maka strategi kampanye yang ada itu lahir dari kreativitas mereka untuk mengoptimalkan kekuatan sekaligus memitigasi kelemahan yang mereka miliki.

Meski sudah menjadi kelaziman bagi para politisi, ujar Umam, model kampanye blusukan sebenarnya bukan hal yang mudah. Seorang politikus harus memiliki ikatan emosional yang kuat dengan warga agar blusukannya sukses. ”Tidak semua orang punya keberanian, kemampuan, serta karakter untuk melakukan itu. Butuh usaha lebih,” katanya.

Sama dengan Ganjar, menurut Umam, Prabowo yang mulai blusukan belakangan ini juga karena ingin menunjukkan kesamaan dengan Jokowi. Langkah itu pun ditengarai merupakan respons bagi kritik sejumlah elite PDI-P yang menyatakan bahwa Prabowo berbeda dengan Jokowi.

Namun, lanjut Umam, Prabowo tidak akan bisa intens blusukan karena ada keterbatasan. Oleh karena itu, langkah Prabowo untuk mengintensifkan kunjungan ke daerah serta menghadiri forum-forum sukarelawan dan bertemu simpul-simpul kekuatan lokal, dinilai sudah tepat.

https://cdn-assetd.kompas.id/aivZegXNCEpc3O4cQL5WGt3UqZo=/1024x1795/https%3A%2F%2Fasset.kgnewsroom.com%2Fphoto%2Fpre%2F2024%2F01%2F02%2F4e615399-3b5c-45b4-8acb-aeff4e524d47_png.png

”Jadi, Prabowo berkampanye ke titik-titik yang bisa didatangi dan dikumpulkanlah semua pihak di sana, baik sukarelawan maupun simpul-simpul tokoh-tokoh masyarakat dan ulama untuk memudahkan dia menjangkau itu,” ujarnya.

Anies sebenarnya juga memiliki keleluasaan secara waktu, sama seperti Ganjar sehingga lebih banyak kesempatan untuk menjangkau lebih banyak simpul politik melalui program ”Desak Anies”. Menurut Umam, tantangannya kemungkinan hanya soal pendanaan. Tantangan itulah yang kemudian memaksa Anies dan juga Muhaimin lebih kreatif berkampanye. Salah satu hasil kreativitasnya adalah berkampanye melalui live Tiktok.

”Jadi, kalau ditarik kesimpulan, tiap-tiap kandidat mencoba untuk mengoptimalkan kapasitas dan kekuatan mereka di tengah keterbatasan yang mereka miliki, maka strategi kampanye yang ada itu lahir dari kreativitas mereka untuk mengoptimalkan kekuatan sekaligus memitigasi kelemahan yang mereka miliki,” ujar Umam.

Calon presiden nomor urut 1, Anies Baswedan, menyampaikan orasi politiknya saat melawat ke Kendari, Sulawesi Tenggara, Selasa (9/1/2024). Anies melakukan konsolidasi serta berkampanye di hadapan simpatisan dan pendukungnya.
KOMPAS/TOTOK WIJAYANTO

Calon presiden nomor urut 1, Anies Baswedan, menyampaikan orasi politiknya saat melawat ke Kendari, Sulawesi Tenggara, Selasa (9/1/2024). Anies melakukan konsolidasi serta berkampanye di hadapan simpatisan dan pendukungnya.

Meski demikian, menurut Umam, soal efektivitas metode kampanye para kandidat masih perlu diuji. Hal yang pasti, kandidat perlu mengevaluasi metode kampanye agar sisa waktu selama empat pekan bisa dioptimalkan untuk menggaet lebih banyak lagi dukungan rakyat.

Baca juga: 36 Hari Kampanye, Jawa dan Sumatera Paling Banyak Dikunjungi Tiga Capres

Namun, Umam berharap upaya para capres mendengar keluhan masyarakat dengan berbagai metode ini tidak hanya berhenti di masa kampanye. Idealnya, hal itu bisa dilakukan ketika kandidat kemudian terpilih dan berkuasa. Sebab, jika cara-cara itu dipertahankan, rakyat akan bisa mengaudit janji-janji kampanye mereka, entah dengan model dialog terbuka maupun penyampaian aspirasi secara langsung.

Editor:
ANITA YOSSIHARA
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000