Resmikan Terminal Pakupatan di Serang, Presiden Dorong Citra Terminal Aman Tanpa Preman
Revitalisasi Terminal Pakupatan penting karena letak Serang sangat strategis, menghubungkan Pulau Jawa dan Sumatera.
Oleh
MAWAR KUSUMA WULAN
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Presiden Joko Widodo, Senin (8/1/2024), meresmikan Terminal Pakupatan Tipe A di Kota Serang, Provinsi Banten. Presiden mengapresiasi kerja sama Kementerian Perhubungan dengan pemerintah daerah setempat sehingga pembangunan terminal tersebut dapat terlaksana dengan baik. Terminal didorong agar bisa menghasilkan citra aman dan tanpa preman.
”Terminal itu tempat yang nyaman, pelayanannya baik, dan juga mendorong usaha-usaha kecil dan usaha-usaha menengah untuk juga bisa memperdagangkan produk-produknya di terminal yang kita miliki,” ujar Presiden Jokowi dalam sambutannya saat acara persemian di Serang.
Dalam kesempatan tersebut, Presiden memaparkan bahwa saat ini kemacetan telah terjadi hampir di semua kota, terutama di Jawa. Kemacetan lalu lintas terjadi karena hampir semua orang yang memiliki kekuatan finansial memilih untuk menggunakan kendaraan pribadi. ”Yang dibeli mobil, yang dibeli sepeda motor, semuanya menggunakan kendaraan pribadi dan meninggalkan transportasiumum, meninggalkan transportasi massal,” kata Presiden.
Oleh sebab itu, pemerintah mendorong kembali penggunaan transportasi massal dengan membangun berbagai transportasi umum yang saling terintegrasi. Di Jakarta, misalnya, pemerintah membangun moda raya terpadu (MRT), lintas rel terpadu (LRT), hingga kereta cepat yang terintegrasi dengan beberapa kota penyangga di sekitarnya.
”Di semua kota mestinya juga harus mulai berpikir ke arah sana, menggunakan transportasi massal, menggunakan transportasi umum,” kata Presiden.
Presiden pun berharap kehadiran Terminal Pakupatan yang dapat menampung hingga 400 bus setiap hari tersebut dapat meningkatkan minat masyarakat menggunakan transportasi umum. ”Kalau nantinya dengan terminal yang sangat indah dan sangat modern ini jumlah busnya bertambah, jumlah penumpangnya tambah, menunjukkan bahwa pergerakan orang untuk menggunakan transportasi umum, transportasi massal itu makin banyak. Itu yang kita harapkan,” tambahnya.
Turut mendampingi Presiden dalam peresmian tersebut, antara lain, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono, Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan, Penjabat Gubernur Banten Al Muktabar, dan Penjabat Wali Kota Serang Yedi Rahmat.
Pada kesempatan yang sama, Budi Karya Sumadi menjelaskan bahwa tujuan revitalisasi Terminal Penumpang Tipe A Pakupatan adalah untuk menyediakan sarana dan prasarana transportasi yang dibutuhkan masyarakat Kota Serang dan sekitarnya, dengan fasilitas yang teratur dan nyaman. Revitalisasi ini sangat penting karena letak Serang sangat strategis.
Kota Serang menghubungkan arus penumpang dari Pulau Sumatera ke Jawa dan Jawa ke Sumatera. Jumlah penumpangnya pun relatif baik. Setiap hari, Terminal Tipe A Pakutapan melayani 38 trayek antarkota antarprovinsi (AKAP) dan 8 trayek antarkota dalam provinsi (AKDP), dengan jumlah penumpang mencapai 3.111 orang. ”Karena cukup banyak yang mau ke Sumatera ataupun Jawa,” ujar Menhub.
Terminal Pakupatan berdiri sejak 1995. Pada 2022, terminal seluas 30.569 meter persegi tersebut mulai direvitalisasi menggunakan biaya sebesar Rp 26,9 miliar yang berasal dari Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) dan telah diselesaikan pada tahun 2023.
Pembangunan Terminal Pakupatan mengusung pola penggunaan campuran (mix use). Terminal tidak hanya menjadi tempat naik dan turun penumpang, tapi juga sebagai pendorong perekonomian daerah dengan menyediakan berbagai fasilitas.
Dari sisi desain, bentuk denah, selubung, serta atap, Terminal Pakupatan mengadopsi motif batik Banten, yaitu Pamaranggen yang bermakna tempat perajin keris dan aksesoris pada masa Kesultanan Banten. Atap bangunan bagian depan dan belakang menggunakan roof garden sebagai bagian dari konsep green building. Dinding bangunan mayoritas terbuat dari kaca sebagai bagian dari konsep modern.
Pengamat Transportasi Djoko Setijowarno yang juga hadir pada acara peresmian tersebut mengatakan bahwa pembenahan terminal tidak otomatis bisa mendorong masyarakat beralih ke angkutan umum. Hingga kini, pemerintah telah membangun dan membenahi banyak terminal, tapi belum bisa mendongkrak pengguna angkutan umum. ”Beberapa terminal yang dibangun sepi kedatangan angkutan umum,” ujarnya.
Pembenahan terminal harus diiringi pembenahan angkutan umum di daerah. Menurut Djoko, tidak sampai 5 persen dari keseluruhan 552 pemerintah daerah yang telah membenahi transportasi umum modern. Dari 38 provinsi, hanya 15 ibukota provinsi yang baru mengembangkan transportasi umum modern. Bahkan, ada ibu kota provinsi yang sudah tidak punya transportasi umum. Transportasi umum modern yang dimaksud adalah skema pembelian layanan (buy the service).