Revitalisasi Terminal Dorong Penggunaan Transportasi Massal
Presiden Jokowi pada 8 Januari 2024 direncanakan meresmikan Terminal Tipe A Pakupatan di Serang, Provinsi Banten, yang telah direvitalisasi untuk mendorong minat warga menggunakan transportasi massal.
Oleh
CYPRIANUS ANTO SAPTOWALYONO
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Pemerintah terus mendorong masyarakat untuk menggunakan transportasi massal, salah satunya dengan merevitalisasi terminal. Peningkatan fasilitas di terminal tersebut diharapkan akan menarik minat warga menggunakan transportasi umum, terutama bus.
Setelah pada Selasa (2/1/2024) meresmikan empat terminal angkutan massal tipe A di Provinsi Jawa Tengah dan Jawa Timur, pada Senin (8/1/2024) mendatang Presiden Joko Widodo direncanakan akan meresmikan Terminal Tipe A Pakupatan di Kota Serang, Provinsi Banten.
Menjelang peresmian tersebut, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi pada Sabtu (6/1/2024) pun meninjau Terminal Tipe A Pakupatan dan mengecek fasilitas gedung, area kedatangan penumpang, area bus, serta usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di kawasan terminal.
Budi menuturkan, terminal Pakupatan sudah ada sejak tahun 1995 yang berfungsi melayani angkutan massal dalam kota, antarkota dalam provinsi (AKDP), dan antarkota antarprovinsi (AKAP). ”Mulai tahun 2022, kami lakukan revitalisasi dengan fungsi dan fasilitas yang lebih lengkap sehingga masyarakat semakin nyaman untuk datang ke terminal,” katanya.
Budi mengatakan, sejak adanya pelimpahan kewenangan pengelolaan terminal tipe A dari pemerintah daerah ke pemerintah pusat, revitalisasi terminal tipe A menjadi salah satu program prioritas pemerintah. ”Kami terus meningkatkan fasilitas terminal selayaknya bandara agar semakin meningkatkan minat masyarakat menggunakan transportasi massal, khususnya bus,” ujarnya.
Biro Komunikasi dan Informasi Publik Kementerian Perhubungan menginformasikan, Terminal Pakupatan mengusung konsep mixed use, yakni sebuah konsep terminal modern multifungsi. Ada tiga fungsi utama, yakni sebagai tempat naik-turun penumpang bus, penggerak perekonomian daerah, serta pusat kegiatan sosial, seni dan budaya.
Kami terus meningkatkan fasilitas terminal selayaknya bandara agar semakin meningkatkan minat masyarakat menggunakan transportasi massal, khususnya bus.
Setiap hari Terminal Pakupatan dengan luas lahan 30.569 meter persegi ini melayani 359 bus yang beroperasi. Rinciannya, 265 bus melayani trayek AKAP dan 94 bus melayani trayek AKDP. Terminal ini melayani 84 trayek bus AKAP dan 23 trayek AKDP. Adapun jumlah rata-rata penumpang yang dilayani mencapai lebih dari 3.000 orang per hari.
Turut hadir dalam kegiatan peninjauan ini Direktur Jenderal Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan Hendro Sugiatno dan Penjabat Wali Kota Serang Yedi Rahmat.
Sebelumnya, pada 2 Januari 2024, Presiden Jokowi meresmikan empat terminal angkutan massal tipe A, yakni Terminal Purworejo dan Terminal Mendolo, Wonosobo di Jawa Tengah serta Terminal Purboyo, Madiun, dan Terminal Patria, Blitar di Jawa Timur. Peresmian keempat terminal tersebut dilakukan sekaligus di Terminal Purworejo.
Solusi kemacetan
Pada kesempatan tersebut, Presiden Jokowi mengaitkan pembangunan sarana dan prasarana transportasi massal yang harus terus didorong demi mengatasi problem kemacetan. Selain itu, sarana dan prasarana transportasi massal juga diperlukan untuk meningkatkan konektivitas antarwilayah.
”Sekarang ini macet hampir ada di semua kota. Macet karena semua orang menggunakan kendaraan pribadi, mobil pribadi, sepeda motor yang sangat banyak sehingga keluhan-keluhan itu harus dijawab,” ujar Presiden Jokowi.
Kepala Negara menuturkan, kota kecil pun sekarang sudah macet sehingga transportasi massal atau transportasi umum harus terus didorong. ”Kita tahu di Jakarta sudah ada MRT meskipun belum selesai. Sudah ada LRT meskipun juga belum selesai. Sudah ada KRL, juga masih belum cukup. Sudah ada kereta cepat, membantu, tetapi juga baru sampai di Bandung,” katanya.
Sekarang ini macet hampir ada di semua kota. Macet karena semua orang menggunakan kendaraan pribadi, mobil pribadi, sepeda motor yang sangat banyak sehingga keluhan-keluhan itu harus dijawab.
Menurut Presiden Jokowi, ini tidak mudah bagi pemerintah bekerja berkejar-kejaran dengan kemacetan di semua kota. ”Namun, kita harus berani membangun sarana dan prasarana yang mendukung transportasi massal, yang mendukung transportasi umum,” ujar mantan Wali Kota Surakarta tersebut.
Meskipun banyak pro dan kontra, semisal pada pembangunan kereta cepat, Presiden Jokowi mengatakan bahwa kondisi antarkota di Jawa ini nanti, pada suatu saat, kota-kotanya akan tersambung menjadi aglomerasi.
”(Kondisi) Yang mau tidak mau, kalau transportasi massalnya tidak terbangun, akan stuck, macet. Dan bisa terjadi, kalau (transportasi massal) itu tidak kita bangun, misalnya di Jakarta keluar dari rumah mau ke jalan sudah mentok, macet,” ujar Presiden Jokowi.
Terkait hal itu Presiden mengapresiasi pembangunan empat terminal di Jawa Tengah dan Jawa Timur tersebut karena dinilai akan mendukung sarana dan prasarana transportasi. Selain itu, pembangunan terminal juga akan meningkatkan konektivitas antarkota, antarkabupaten, dan juga antarprovinsi.