Rayakan HUT di Sekolah Partai, PDI-P Ingatkan Proses Kaderisasi
Perayaan HUT Ke-51 PDI-P, Rabu mendatang, tidak akan dihadiri oleh Presiden Joko Widodo.
JAKARTA, KOMPAS — Perayaan Hari Ulang Tahun Ke-51 Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan atau PDI-P yang jatuh pada Rabu (10/1/2024) bakal dimulai di Sekolah Partai PDI-P sebelum dilanjutkan dengan perayaan bersama masyarakat di tingkat akar rumput. Institusi pendidikan itu dipilih sebagai simbol penggemblengan dan komitmen partai menghasilkan kader yang beretika politik. Hal itu dinilai sebagai langkah untuk mengingatkan kembali prinsip partai kader di tengah konteks perpindahan haluan politik keluarga Presiden Joko Widodo.
Presiden Joko Widodo dipastikan tidak menghadiri perayaan hari ulang tahun (HUT) partai politik yang mengusungnya pada Pemilihan Presiden 2014 dan 2019 itu. PDI-P mengklaim menghormati agenda Presiden yang sejalan dengan prinsip partai, yakni bersatu dengan akar rumput.
Baca Berita Seputar Pemilu 2024
Sekretaris Jenderal Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) Hasto Kristiyanto dalam jumpa pers di Kantor Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PDI-P, Jakarta, Senin (8/1/2024), menjelaskan, perayaan HUT Ke-51 PDI-P bakal diselenggarakan di Sekolah Partai PDI-P, Lenteng Agung, Jakarta, Rabu mendatang. Acara yang bertema ”Satyam Eva Jayate” yang berarti ’kebenaran pasti menang’ itu diselenggarakan secara terbatas, yakni hanya mengundang 51 orang.
Selain dihadiri 51 orang tersebut, perayaan tersebut akan dihadiri semua kader dan simpatisan dari tingkat anak ranting, ranting, pengurus anak cabang, dewan pimpinan cabang, dan dewan pimpinan daerah dari seluruh Indonesia secara daring. Pada agenda tersebut, Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri akan menyampaikan pidato politik secara langsung dari sekolah partai.
Baca juga : Panas Dingin Relasi ”Anak Nakal” dan ”Ibu”-nya
Hasto melanjutkan, sekolah partai yang dipilih sebagai lokasi perayaan HUT PDI-P merupakan tempat untuk mendidik kader yang memiliki moralitas, etika politik, dan komitmen kerakyatan. Institusi tersebut juga merupakan tempat penggemblengan kader PDI-P untuk menjadi sosok dengan pemahaman ideologi dan organisasi politik yang kuat serta kesadaran terhadap jati diri perjuangan yang berasal dari rakyat.
Sekolah partai menggambarkan seluruh gambaran ideal tentang politik yang saat ini diwarnai oleh praktik-praktik liberalisasi politik di dalam pemilu. Yang seharusnya menempatkan kedaulatan di tangan rakyat, tetapi (justru) diwarnai oleh berbagai bentuk intimidasi, ancaman, terhadap kualitas demokrasi yang jauh dari rakyat,” ujar Hasto.
Di sekolah partai, lanjutnya, akan dilakukan pula kritik dan otokritik atas perjalanan PDI-P. Mulai dari sebelum Indonesia merdeka, saat Presiden pertama RI Soekarno mendirikan Partai Nasional Indonesia (PNI), masa Orde Baru ketika PDI terbentuk dan mengalami intervensi kekuasaan, hingga masa reformasi ketika berubah menjadi PDI-P. Refleksi juga termasuk pada masa ketika PDI-P menjadi partai pemenang pemilu secara berturut-turut pada 2014 dan 2019.
Berbeda dengan perayaan HUT PDI-P tahun-tahun sebelumnya, setelah acara di sekolah partai, malam harinya para kader PDI-P akan merayakan hari jadi tersebut di tingkat rukun tetangga dan rukun warga. Mereka akan bergabung dengan akar rumput untuk menunjukkan keberpihakan dan kebersatuan partai dengan wong cilik. Selain itu, badan-badan partai juga akan menggalang kekuatan kaum muda mulai dari bidang penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi hingga kesehatan.
Baca juga : Laga Pejabat Negara di Panggung Pilpres
Tanpa Jokowi
Hasto membenarkan, perayaan HUT PDI-P nantinya tidak dihadiri oleh Presiden Joko Widodo. Ia tidak menegaskan apakah kader yang diusung PDI-P sejak menjadi Wali Kota Surakarta, Gubernur DKI Jakarta, dan Presiden ke-7 RI itu masuk dalam daftar 51 undangan untuk mengikuti agenda di sekolah partai. Namun, pihak partai sudah mendapatkan informasi bahwa Jokowi bakal menjalankan tugas kenegaraan di Filipina saat HUT PDI-P berlangsung.
”Tugas kenegaraan itu untuk kepentingan bangsa dan negara, untuk kepentingan rakyat, sama dengan partai yang juga berjuang untuk kepentingan rakyat, sehingga keduanya sama. Kami hormati (Presiden yang tengah bertugas), kebetulan di dalam ulang tahun ini, partai menempatkan seluruh orientasi kami ke akar rumput. VVIP (tamu penting) kami, ya, akar rumput,” ujar Hasto.
Ditemui seusai peresmian Jalan Tol Pamulang-Cinere-Raya Bogor, Depok, Jawa Barat, Presiden mengatakan dirinya belum mendapatkan undangan untuk menghadiri HUT Ke-51 PDI-P. Ia pun tidak memastikan apakah dirinya akan hadir dalam agenda tersebut. ”Belum dapat undangan,” kata Jokowi.
Koordinator Staf Khusus Presiden Anak Agung Gde Ngurah Ari Dwipayana mengatakan, Presiden diagendakan untuk mengunjungi tiga negara di Asia Tenggara sepanjang 9-14 Januari mendatang. Ketiga negara dimaksud adalah Vietnam, Filipina, dan Brunei Darussalam. Rencana kunjungan ke tiga negara itu pun sudah dibuat sejak jauh-jauh hari. ”Persiapan kunjungan ke tiga negara tersebut sudah dilakukan beberapa bulan yang lalu,” ungkap Ari.
Ia melanjutkan, kunjungan bertujuan untuk mempererat hubungan persahabatan dan kerja sama Indonesia dengan ketiga negara tersebut. Menurut rencana, makna strategis perjalanan itu akan disampaikan secara lebih detail oleh Presiden sebelum keberangkatan. Adapun rincian agenda yang akan diikuti nantinya dijelaskan oleh Menteri Luar Negeri.
Ari menyebutkan, Jokowi diagendakan untuk berangkat pada Selasa (9/1/2024) sore. Paginya, Presiden masih akan memimpin sidang kabinet paripurna. Terkait dengan status Jokowi sebagai kader PDI-P, Ari tak menjawab.
Berbeda dengan acara parpol asalnya yang tak dihadiri, Jokowi mengadakan pertemuan dengan sejumlah ketua umum parpol akhir pekan lalu. Presiden sempat makan malam bersama Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto pada Jumat (5/1/2024). Pada Sabtu (6/1/2024), Jokowi berolahraga bersama dengan Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto dan kemudian pada Minggu (7/1/2024) makan siang bersama dengan Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Zulkifli Hasan.
Ketua Dewan Pakar PAN Dradjad Wibowo membenarkan, Presiden mengadakan pertemuan beruntun dengan para ketua umum parpol yang kini tergabung dalam Koalisi Indonesia Maju (KIM). Adapun KIM mengusung pasangan calon presiden dan wakil presiden Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka. Namun, ia tak menjelaskan apakah pertemuan tersebut menunjukkan adanya dukungan dari Presiden terhadap KIM yang mengusung putra sulung Jokowi, Gibran, sebagai pendamping Prabowo.
Baca juga : ”Perang” Psikologis di Arena Debat Capres
”Benar, (pertemuan Presiden dengan para ketua umum parpol anggota KIM membahas tentang) pilpres dan pileg,” kata Dradjad.
Ingatkan kader
Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia Adi Prayitno melihat, konsep dan lokasi perayaan HUT Ke-51 PDI-P tidak bisa dilepaskan dari dinamika politik jelang Pemilu 2024. Di tengah perpindahan haluan politik sejumlah kadernya, PDI-P kembali ingin mengingatkan posisinya sebagai partai kader. Dengan prinsip itu, kepentingan partai ditempatkan di atas kepentingan lain.
”Siapa pun yang merasa kader PDI-P harus memulai dari bawah. Bukan melompat langsung ke jantung kekuasaan,” kata Adi.
Ia melanjutkan, PDI-P juga ingin kembali menyampaikan pesan bahwa tidak boleh ada kader yang merasa lebih besar dari partai. Langkah mereka harus selaras dengan partai. ”Sekalipun Presiden, jika sudah di PDI-P, maka dia adalah kader partai,” ujarnya.
Baca juga : Di Debat Capres, Beda Gaya Komunikasi Anies, Prabowo, dan Ganjar Makin Terlihat
Menurut dia, langkah itu juga menunjukkan bahwa parpol tersebut masih sangat solid dan stabil. Untuk menghadapi pileg, PDI-P diprediksi masih kuat. Namun, untuk memenangi pilpres, PDI-P dinilai butuh kerja keras untuk melawan kandidat lain, terutama pasangan Prabowo-Gibran yang berdasarkan hasil survei sejumlah lembaga mendapatkan limpahan suara dari pemilih Jokowi.