Mengawali 2024, Presiden Jokowi Sibuk Keliling di Jateng
Mengawali 2024, Presiden Jokowi berkunjung ke Purworejo, Cilacap, dan Banyumas. Kegiatannya meliputi meninjau harga kebutuhan pokok, pengelolaan sampah terpadu, membagikan sertifikat tanah, dan meresmikan jembatan.
Oleh
NINA SUSILO, WILIBRORDUS MEGANDIKA WICAKSONO
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Tahun 2024, yang menjadi tahun politik, bukan hanya calon presiden dan calon wakil presiden yang mengawalinya dengan sibuk berkeliling ke daerah-daerah untuk berkampanye. Bagi Presiden Joko Widodo, di tahun terakhir masa jabatannya ini, juga ia awali dengan melakukan kunjungan kerja ke sejumlah daerah di Jawa Tengah.
Kunjungan kerja Presiden Jokowi sepanjang hari Selasa (2/1/2024) itu dilakukan dengan mengunjungi beberapa kabupaten di sisi selatan Jateng, yakni Purworejo, Cilacap, dan Banyumas. Kegiatannya meliputi meninjau harga kebutuhan pokok, meninjau tempat pengolahan sampah terpadu, membagikan sertifikat tanah, dan meresmikan jembatan.
Presiden menyinggung stok beras Bulog yang dinilai cukup sehingga harga beras bisa dikendalikan.
Diawali dengan kunjungan kerjanya di Purworejo, Presiden mengunjungi Pasar Tradisional Purworejo untuk meninjau harga kebutuhan pokok. Dalam kesempatan itu, Presiden menyinggung stok beras Bulog yang dinilai cukup sehingga harga beras bisa dikendalikan.
”Kita bisa mengendalikan (harga beras) karena stok (beras) Bulog saat ini juga sangat baik. Akhir tahun kemarin masih di angka 1,4 juta ton dan ini akan masuk lagi untuk cadangan strategis agar betul-betul kita aman, karena memang panennya nanti akan mundur sedikit,” ucap Presiden.
Presiden menuturkan, harga beras di banyak negara mengalami kenaikan akibat perubahan iklim dan fenomena El Nino. Namun, lanjut Presiden, kenaikan harga beras di Indonesia tidak sedrastis negara lain.
”Ada perubahan iklim, ada super El Nino, kemudian 22 negara stop tidak mengekspor berasnya, sehingga terjadi keguncangan harga beras, harga pangan di dunia. Semua negara mengalami, tetapi negara kita kenaikannya tidak sedrastis negara-negara lain,” tuturnya.
Dari pasar, Presiden kemudian melanjutkan perjalanannya mengunjungi Terminal Purworejo. Di sana, Presiden meresmikan empat terminal tipe A yang baru direvitalisasi.
Setelah itu, Presiden kemudian melanjutkan kunjungan kerjanya ke Cilacap untuk meninjau Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu Jeruk Legi, Cilacap, yang dapat mengubah sampah menjadi bahan bakar pengganti batubara (refuse derived fuel/RDF). Dalam kunjungan itu, Presiden mengamati proses pengolahan sampah di TPST, mulai pencacahan hingga pengayakan.
Direktur Jenderal Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Diana Kusumastuti mengatakan, pembangunan TPST Jeruk Legi dilatarbelakangi Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Jeruklegi lama sebagai TPA terbesar di Cilacap akan segera habis masa layanannya sehingga perlu dicari metode alternatif pengelolaan sampahnya.
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono yang ikut mendampingi Presiden menyampaikan bahwa keberadaan TPST Jeruklegi ini bukan untuk peningkatan PAD, melainkan untuk menjaga kualitas lingkungan.
Menurut dia, pengolahan sampah yang diterapkan di TPST Jeruklegi menggunakan teknologi mechanical-biological treatment (pemilahan-pencacahan-biodrying) dengan biaya operasional per tahun Rp 4,2 miliar. Hasil dari pengolahan sampah berupa RDF sebanyak 60 ton per hari dibeli oleh pabrik semen PT Solusi Bangun Indonesia. Karena itu, pengoperasian TPST ini turut berkontribusi terhadap pendapatan asli daerah (PAD) Cilacap sekitar Rp 1,3 miliar per tahun.
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono yang ikut mendampingi Presiden menyampaikan bahwa keberadaan TPST Jeruklegi ini bukan untuk peningkatan PAD, melainkan untuk menjaga kualitas lingkungan. Dengan sistem RDF, pengolahan sampah TPST Jeruklegi diyakini jauh lebih baik dan efisien. Sebab, tidak memerlukan lahan yang luas sebagai penampungan sampah untuk membangun TPST.
Di Cilacap, Presiden Jokowi juga membagikan 1.122 sertifikat tanah kepada masyarakat di Gelanggang Olahraga Premium Pertamina Cilacap. Dokumen pertanahan itu diterbitkan sebagai hasil program Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap (PTSL) untuk masyarakat di Cilacap dan Banyumas. Selain itu, Presiden juga membagikan 878 sertifikat hasil redistribusi tanah kepada masyarakat di Cilacap.
Jelang sore hari, Presiden kemudian melanjutkan kunjungan kerjanya ke Banyumas untuk meresmikan selesainya pembangunan kembali jembatan Callender Hamilton, yaitu jembatan rangka prafabrikasi portabel modular yang membuat pekerjaan kontruksinya berlangsung cepat karena komponennya sudah dirancang. Pada kesempatan itu, Presiden meresmikan dua jembatan Callender Hamilton yang berdiri di Banyumas dan juga satu jembatan Callender Hamilton yang menghubungkan Karanganyar-Surakarta. Di Banyumas, Presiden juga sempat berdialog dengan para petani.