logo Kompas.id
Politik & HukumIntensnya Capres-Cawapres ke...
Iklan

Intensnya Capres-Cawapres ke Pesantren, Mengharap Restu ”Langit” dan Dukungan Suara

Kiai pengasuh pondok pesantren, santri, dan alumni pondok diincar oleh capres-cawapres untuk meningkatkan elektabilitas.

Oleh
HIDAYAT SALAM, WILLY MEDI CHRISTIAN NABABAN
· 5 menit baca
Tiga pasangan calon presiden-wakil presiden berfoto bersama seusai rapat pleno terbuka pengundian dan penetapan nomor urut dalam Pemilu 2024 di Kantor KPU, Jakarta, Selasa (14/11/2023).
KOMPAS/TOTOK WIJAYANTO

Tiga pasangan calon presiden-wakil presiden berfoto bersama seusai rapat pleno terbuka pengundian dan penetapan nomor urut dalam Pemilu 2024 di Kantor KPU, Jakarta, Selasa (14/11/2023).

Pondok pesantren menjadi tujuan favorit kandidat menjelang pemilu. Tak terkecuali menjelang Pemilihan Presiden 2024. Ketiga calon presiden-wakil presiden menjadikan pondok pesantren sebagai salah satu lokasi favorit yang dituju pada masa kampanye. Tak sebatas untuk silaturahmi, tambahan suara juga diincar.

Setiba di Nusa Tenggara Barat, Selasa (19/12/2023), calon presiden nomor urut 1, Anies Rasyid Baswedan, bergegas menuju Pondok Pesantren Al-Aziziyah di Lombok Barat. Kehadirannya telah dinanti di pondok yang berdiri sejak 1986 tersebut. Tak sebatas silaturahmi, ia ingin berdialog dengan tenaga pengajar dan para santri di pondok.

Baca Berita Seputar Pemilu 2024
Pahami informasi seputar pemilu 2024 dari berbagai sajian berita seperti video, opini, Survei Litbang Kompas, dan konten lainnya.
Kunjungi Halaman Pemilu

Anies yang mengenakan baju koko putih, peci hitam, dan celana hitam tiba di pondok sekitar pukul 11.20. Santri, tenaga pengajar, dan pimpinan pondok menyambutnya. Serban dikalungkan oleh Tuan Guru Haji Fathul Aziz, Ketua Umum Yayasan Pondok Pesantren Al-Aziziyah, kepada Anies sebagai penanda sambutan.

Calon presiden yang diusung oleh Koalisi Perubahan (Nasdem, PKB, dan PKS) itu menghabiskan waktu sekitar 1,5 jam di pondok. Selain bersilaturahmi dengan Fathul Aziz, ia banyak berdialog dengan santri, tenaga pengajar, dan alumni pondok. Salah satunya soal isu kesetaraan perlakuan pemerintah terhadap lembaga pendidikan negeri dan swasta, juga menyangkut perhatian pemerintah yang dinilai masih minim terhadap pondok pesantren (ponpes).

Baca juga : ”Perang” Alat Peraga Kampanye Caleg, Masihkah Efektif Yakinkan Pemilih?

Anies Rasyid Baswedan, calon presiden nomor urut 1, berkunjung ke Pondok Pesantren Al-Aziziyah, Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat, Selasa (19/12/2023).
ARSIP KEDEPUTIAN MEDIA DAN KOMUNIKASI TIMNAS AMIN

Anies Rasyid Baswedan, calon presiden nomor urut 1, berkunjung ke Pondok Pesantren Al-Aziziyah, Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat, Selasa (19/12/2023).

Meski Anies menyampaikan bahwa kunjungan ke ponpes yang memiliki sekitar 5.000 santri dan 40.000 alumnus itu bukan bagian dari kampanye, karena aturan melarang kampanye di lingkungan pendidikan, ia menyempatkan untuk menyampaikan programnya terkait isu kesetaraan pendidikan di sekolah negeri dan swasta tersebut jika kelak terpilih di Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.

”Salah satu keinginan kami adalah kesetaraan, bagaimana menyetarakan agar negara tidak timpang dalam memajukan pendidikan, seperti ketimpangan pendidikan swasta dan negeri. Sudah saatnya kesetaraan dibangun. Insya Allah, kita perjuangkan ke depan,” tutur Anies.

Ponpes Al-Aziziyah bukanlah ponpes pertama yang dikunjungi Anies sejak masa kampanye dimulai pada 28 November 2023. Jika diakumulasi dengan pasangannya, Muhaimin Iskandar, setidaknya delapan ponpes sudah dikunjungi. Sebelum di NTB, Anies banyak berkunjung ke ponpes di Medan (Sumatera Utara), Lubuk Linggau (Sumatera Selatan), serta di Kabupaten Karawang dan Cirebon, Jawa Barat. Adapun Muhaimin terpantau mengunjungi sejumlah ponpes di Riau dan Aceh.

Capres-cawapres lain

Tak hanya Anies-Muhaimin, kunjungan ke ponpes pun tak pernah luput dari agenda dua pasangan kandidat lain di Pilpres 2024, yakni capres-cawapres nomor urut 2, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka, dan capres-cawapres nomor urut 3, Ganjar Pranowo-Mahfud MD.

Baca juga : Sentimen Negatif dari Ucapan ”Ndasmu Etik” Prabowo

Calon presiden nomor urut 2, Prabowo Subianto, membagikan kaus saat berkampanye di Pesantren Cipasung, Tasikmalaya, Jawa Barat, Sabtu (2/12/2023).
KOMPAS/WILLY MEDI CHRISTIAN NABABAN

Calon presiden nomor urut 2, Prabowo Subianto, membagikan kaus saat berkampanye di Pesantren Cipasung, Tasikmalaya, Jawa Barat, Sabtu (2/12/2023).

Prabowo bahkan mengawali kampanyenya dengan mengunjungi Ponpes Miftahul Huda dan Ponpes Cipasung di Tasikmalaya, Jawa Barat. Sejak awal kampanye, Prabowo dan Gibran secara terpisah total sudah mengunjungi enam ponpes. Selain di Tasikmalaya, ponpes yang dikunjungi berada di Serang dan Tangerang di Banten, Karawang di Jabar, dan Jakarta Selatan.

Sementara Ganjar dan Mahfud yang diusung koalisi PDI Perjuangan, PPP, Perindo, dan Hanura total telah mengunjungi sedikitnya 11 ponpes. Mereka pun bergerak sendiri-sendiri ke ponpes itu. Kunjungan ke ponpes lebih padat di pekan pertama masa kampanye dengan kunjungan ke enam ponpes di wilayah NTB, Jawa Timur, Jawa Tengah, dan Jawa Barat.

Mirip dengan Anies, selain silaturahmi serta memohon restu dan dukungan, para kandidat itu tak lupa menyempilkan pula program-programnya. Prabowo, misalnya, membagikan makan siang dan susu gratis bagi siswa pesantren di Ponpes Miftahul Huda, sesuai dengan janjinya memberikan hal serupa untuk anak-anak sekolah jika kelak terpilih.

Sementara Ganjar saat mengunjungi Ponpes Darussalam Watucongol di Magelang, Jateng, menyampaikan komitmennya untuk melaksanakan amanat UU Pesantren dan membuat ponpes terus berperan dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia.

Calon presiden nomor urut 3, Ganjar Pranowo, mengunjungi Pondok Pesantren Al Ma’shum, Sidoagung, Tempuran, Magelang, Jawa Tengah, Minggu (17/12/2023).
KOMPAS/HENDRA A SETYAWAN

Calon presiden nomor urut 3, Ganjar Pranowo, mengunjungi Pondok Pesantren Al Ma’shum, Sidoagung, Tempuran, Magelang, Jawa Tengah, Minggu (17/12/2023).

Sejumlah ponpes yang dikunjungi para capres dan cawapres itu juga kerap dikunjungi capres/cawapres dari pemilu ke pemilu sebelumnya. Tak hanya di ajang pilpres, kandidat di ajang pemilihan kepala daerah dan pemilihan legislatif juga kerap berkunjung jelang pemilihan.

Iklan

Sejumlah ponpes tersebut termasuk ponpes tersohor dengan jumlah santri yang banyak dan alumnus yang tersebar di mana-mana. Kehadiran ponpes di tengah masyarakat pun sudah lama sehingga memiliki daya pengaruh yang tak kecil. Apalagi ditambah keberadaan pengasuh ponpes yang merupakan kiai atau ulama yang memiliki karisma dan pengikut banyak.

Restu ”langit”

Anggota Dewan Penasihat Tim Pemenangan Nasional Anies-Muhaimin (Timnas Amin) Willy Aditya menjelaskan, ponpes mempunyai pengaruh besar dalam kehidupan masyarakat. Selain sebagai wadah pendidikan, pesantren sering jadi rujukan masyarakat dalam menentukan sikap, termasuk untuk kontestasi seperti pilpres.

”Pentingnya kiai tidak hanya pada keberadaan atau dari banyaknya santri yang ada, tetapi lebih dari itu. Kiai dan tuan guru adalah orang-orang yang bisa memengaruhi restu ’langit’. Jadi, dengan berkunjung ke pesantren, kami tidak hanya pada level yang material saja, melainkan juga pada level spiritualnya,” tambahnya.

Baca juga : ”Desak Anies” dan Komitmen Menyerap Aspirasi Pemilih Muda

Anies Baswedan mendapat sambutan meriah dari peserta istigasah kubra di Pondok Pesantren Darul Muttaqin, Jeru, Kecamatan Turen, Kabupaten Malang, Jawa Timur, Rabu (24/5/2023).
KOMPAS/DEFRI WERDIONO

Anies Baswedan mendapat sambutan meriah dari peserta istigasah kubra di Pondok Pesantren Darul Muttaqin, Jeru, Kecamatan Turen, Kabupaten Malang, Jawa Timur, Rabu (24/5/2023).

Kunjungan pasangan Anies-Muhaimin ke ponpes juga untuk meminta masukan dan saran dari para tokoh agama dan tokoh lain. Selain itu, Anies juga punya perhatian dalam dunia pendidikan, termasuk pesantren, dan Muhaimin merupakan alumnus pesantren. Karena itu, dalam program, visi, dan misi Anies-Muhaimin, dicantumkan perhatian khusus terhadap lembaga pendidikan seperti pondok pesantren.

Sementara Arief Rosyid Hasan, Komandan Tim Kampanye Nasional (TKN) Fanta, divisi pemilih muda dari tim pemenangan Prabowo-Gibran, menjelaskan, kunjungan ke pesantren untuk menunjukkan keberpihakan pasangan yang diusung Koalisi Indonesia Maju (Gerindra, Golkar, PAN, Demokrat, Partai Bulan Bintang, PSI, dan Partai Garuda) itu terhadap umat Islam. Apalagi, Prabowo turut mendukung implementasi Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2019 tentang Pesantren.

”Visi Prabowo-Gibran adalah ’Bersama Indonesia Maju Menuju Indonesia Emas 2045’. Ini bentuk keberlanjutan dan penyempurnaan dari yang sudah dibangun Presiden Joko Widodo dan pemimpin sebelumnya,” katanya.

Ia pun tak menampik bahwa kunjungan Prabowo dan Gibran untuk meminta doa, restu, nasihat, serta dukungan dari para kiai selaku pimpinan ponpes. ”Keduanya tidak pernah jauh dari kiai dan pesantren, bukan hanya momentum kali ini saja, tapi sudah sejak lama,” katanya.

Baca juga : Prabowo Mencari Restu ”Penguasa” Banten

Calon presiden nomor urut 2, Prabowo Subianto, menyalami pendukungnya menjelang Pemilu 2019 di Pondok Pesantren Darussalam, Kabupaten Garut, Jawa Barat, Sabtu (9/3/2019).
KOMPAS/TATANG MULYANA SINAGA

Calon presiden nomor urut 2, Prabowo Subianto, menyalami pendukungnya menjelang Pemilu 2019 di Pondok Pesantren Darussalam, Kabupaten Garut, Jawa Barat, Sabtu (9/3/2019).

Begitu pula Ganjar dan Mahfud. Juru Bicara Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar-Mahfud, Achmad Baidowi, menuturkan, silaturahmi ke ponpes untuk memperkuat basis pemilih dari kalangan pesantren. Baik Ganjar maupun Mahfud juga memiliki fokus yang sama untuk memperjuangkan kepentingan ponpes, khususnya insentif bagi guru mengaji.

”Apakah retorika saja? Tentu tidak, Mas Ganjar sudah melakukan itu saat menjadi Gubernur Jawa Tengah. Akan lebih baik ketika kebijakan tersebut berlanjut ke tingkat nasional ketika Ganjar-Mahfud terpilih. Itu terus kami sosialisasikan,” ujarnya.

Hal itu disebutnya akan kian memperkokoh perjuangan berbasis keumatan mengingat saat ini sudah ada kebijakan dana abadi pesantren.

Baca juga : ”Gas Pol” Ganjar sejak Hari Pertama Kampanye

Bakal calon presiden dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, Ganjar Pranowo (berpeci hitam, tengah), menyerahkan cendera mata kepada KH Adib Rofiuddin, pengasuh Pondok Buntet Pesantren, di Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, Sabtu (3/6/2023). Kedatangan Gubernur Jawa Tengah itu untuk bersilaturahmi dengan ulama setempat.
KOMPAS/ABDULLAH FIKRI ASHRI

Bakal calon presiden dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, Ganjar Pranowo (berpeci hitam, tengah), menyerahkan cendera mata kepada KH Adib Rofiuddin, pengasuh Pondok Buntet Pesantren, di Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, Sabtu (3/6/2023). Kedatangan Gubernur Jawa Tengah itu untuk bersilaturahmi dengan ulama setempat.

Jaringan luas

Menurut pengajar Komunikasi Politik Universitas Gadjah Mada, Nyarwi Ahmad, tidak heran jika setiap pemilu, termasuk di Pemilu 2024, banyak kandidat berkunjung ke ponpes. Ponpes dengan jumlah santri yang banyak dan pimpinan ponpes yang punya pengaruh menjadikannya sebagai salah satu pasar politik dari segi elektoral.

Selain itu, ada tokoh-tokoh di pesantren yang bisa dicitrakan dekat dengan kalangan pemilih Muslim yang jumlahnya mayoritas pada setiap pemilu. Dengan demikian, kandidat bisa lebih mudah masuk ke pemilih Muslim meski tokoh itu tidak berasal dari kalangan santri.

Baca juga : Menembus ”Belantara” Pemilu dengan Basis Saintifik

Selain itu, pesantren memiliki jaringan alumni yang berpengaruh di masyarakat. Ada juga cabang-cabang dari pesantren tua yang tersebar di Indonesia. Mayoritas pesantren juga banyak terafiliasi dengan Nahdlatul Ulama (NU) sehingga ada potensi ceruk suara kalangan santri yang besar. Ini terutama di ponpes yang tersebar di Jawa Timur dan Jawa Tengah di mana banyak pemilih dari kalangan nahdliyin.

”Bagi paslon (pasangan calon) yang tingkat keterpilihannya masih rendah, saya kira itu bisa meningkatkan elektabilitasnya dengan cara mengambil atau mendapatkan dukungan dari kiai dan santri,” ujar Nyarwi.

Editor:
ANTONIUS PONCO ANGGORO
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000