Kampanye di Kalsel, Anies Janjikan Perubahan kepada Masyarakat
Calon presiden Anies Rasyid Baswedan menjanjikan perubahan saat menyapa warga di Kalsel. Dia juga menyebut kebijakan pembangunan akan disesuaikan dengan kebutuhan tiap wilayah.
Oleh
JUMARTO YULIANUS
·3 menit baca
BANJARMASIN, KOMPAS — Calon presiden Anies Rasyid Baswedan menjanjikan perubahan saat menyapa warga Kalimantan Selatan di Banjarmasin, Selasa (5/12/2023). Anies menyebut, kebijakan dalam pembangunan Indonesia akan disesuaikan dengan kebutuhan setiap wilayah dan berdasarkan prioritas.
Anies datang ke Banjarmasin bersama istrinya, Fery Farhati; Sekretaris Jenderal Partai Keadilan Sejahtera Habib Aboe Bakar Al-Habsyi; dan Wakil Ketua Komisi IX DPR dari Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa Nihayatul Wafiroh.
Baca Berita Seputar Pemilu 2024
Pahami informasi seputar pemilu 2024 dari berbagai sajian berita seperti video, opini, Survei Litbang Kompas, dan konten lainnya.
Di Banjarmasin, Anies bertemu dan berdialog dengan anak muda atau kaum milenial dalam acara bertajuk ”Desak Anies”. Ia juga hadir dalam acara silaturahmi dan doa bersama para habib dan alim ulama se-Kalsel. Terakhir, Anies berorasi dalam kegiatan kampanye nasional Anies-Muhaimin yang dihadiri ribuan pendukung dan simpatisan.
Anies mengatakan, Kalimantan, termasuk Kalsel, memiliki potensi yang besar sekali. Dia menyebut, wilayah Indonesia tidak bisa dianggap sama semua. ”Kalimantan itu memiliki keunikan tersendiri. Karena itu, kebijakannya bervariasi dan kami berharap nanti yang dikerjakan di Kalsel sesuai dengan kebutuhan di Kalsel,” katanya.
Ahmad Sunir Ridha, mahasiswa Universitas Islam Negeri Antasari, Banjarmasin, kemudian melontarkan sebuah pertanyaan terkait dengan pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) di Kalimantan Timur.
”Soal IKN yang ada di Kalimantan, saya ingin tanggapan dari Bapak bagaimana kalau seandainya IKN ini tidak Bapak teruskan dan ada ratusan ribu hektar lahan yang sudah dikonversi dengan izinnya dan terbengkalai begitu saja, bagaimana tanggapan Bapak? Saya mewakili anak-anak Kalimantan karena saya asli orang Kalimantan,” kata Sunir.
Menjawab pertanyaan itu, Anies mengatakan, IKN sudah ditetapkan dengan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2022 tentang Ibu Kota Negara. ”Undang-undangnya sudah ada, tinggal soal kapan kita menuntaskannya, itu akan mengikuti kemampuan ekonomi kita,” ujarnya.
Anies menyebut, untuk pembangunan IKN, dibutuhkan anggaran yang besar, yakni Rp 400 triliun. Padahal, masih banyak program yang mesti diprioritaskan karena berkaitan dengan masyarakat banyak.
”Hari ini kita masih punya PR (pekerjaan rumah) banyak, yang pada waktu sekarang urgen untuk diselesaikan, misalnya pengangkatan guru-guru honorer. Kenapa anggaran itu tidak dipakai untuk mengangkat guru-guru honorer? Jadi, bukan soal IKN-nya, ini anggaran mau diapakan? Anggaran itu harusnya digunakan untuk urusan yang prioritas, bukan urusan yang simbolik,” katanya.
Menurut Anies, masih banyak persoalan urgen di negeri ini yang harus diselesaikan. Oleh karena itu, dia menambahkan, jangan sampai Indonesia kekurangan anggaran untuk urusan yang urgen, sementara pada saat yang sama ada pembangunan istana untuk dipakai seorang presiden.
”Jangan dong salah prioritas, itu yang ingin kami koreksi. Itulah mengapa kami menyebutnya gerakan perubahan karena kami ingin mengubah agar alokasi anggaran mencerminkan prioritas pembangunan yang ada di Indonesia,” ujarnya.
Dukungan ulama
Sementara itu, seusai menggelar pertemuan tertutup dengan para habib dan alim ulama, Anies menyatakan bersyukur karena para pemuka agama itu mendeklarasikan dukungan untuk pasangan Anies-Muhaimin. ”Kami menerima ini sebagai sebuah kepercayaan dan amanah untuk membawa Indonesia yang lebih adil,” ucapnya.
Anies juga mengaku bersyukur karena di Kalsel ada kepercayaan yang sangat tinggi dan keinginan yang luar biasa untuk perubahan. Perubahan yang ditawarkan, antara lain dari pembangunan yang berorientasi pertumbuhan menjadi berorientasi pertumbuhan dan pemerataan, serta dari pembangunan yang padat modal menjadi padat modal dan padat karya.
Kami ingin mengubah agar alokasi anggaran mencerminkan prioritas pembangunan yang ada di Indonesia.
Selanjutnya, dari orientasi pendidikan negeri dan umum menjadi setara antara negeri dan swasta serta antara umum dan agama. ”Jadi, perubahan itu nyata. Ini bukan dikerjakan besok, tetapi sudah dikerjakan di Jakarta, dan kami akan meneruskan ke tingkat nasional,” ungkapnya.
Ketua Tim Pemenangan Daerah Anies-Muhaimin, Awan Subarkah, mengatakan, kedatangan Anies ke Kalsel diharapkan akan mendongkrak perolehan suara Anies-Muhaimin pada pemilihan presiden 2024. ”Target kami pasangan Anies-Muhaimin bisa menang di Kalsel,” katanya.