Pasangan Anies dan Muhaimin berkampanye di basis lawan. Wakil Deputi Teritorial Pemenangan Timnas Amin, Saan Mustofa, mengatakan, ada potensi pergeseran suara di beberapa basis suara pasangan lain, terutama dari Prabowo.
Oleh
IQBAL BASYARI
·2 menit baca
KARAWANG, KOMPAS — Pasangan calon presiden dan wakil presiden nomor urut 1, Anies Rasyid Baswedan-Muhaimin Iskandar, mulai berkampanye di wilayah yang menjadi basis suara lawan. Suara pemilih yang kecewa dengan Prabowo Subianto karena bergabung ke pemerintahan Joko Widodo menjadi sasaran.
Pada hari ketujuh masa kampanyePemilu 2024, Senin (4/12/2023), Anies berkampanye di Karawang, Jawa Barat. Kuningan menjadi daerah ketiga di Jawa Barat yang menjadi lokasi kampenye Anies, yang sebelumnya berkampanye di Kabupaten Bogor dan Kota Bandung.
Baca Berita Seputar Pemilu 2024
Pahami informasi seputar pemilu 2024 dari berbagai sajian berita seperti video, opini, Survei Litbang Kompas, dan konten lainnya.
Adapun Muhaimin berkampanye di Padang, Sumatera Barat. Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa itu mengikuti jalan sehat dan sapa pedagang Pasar Raya Padang, mengikuti dialog kebangsaaan dan bedah visi misi di Universitas Negeri Padang serta Universitas Andalas. Muhaimin juga mengikuti dialog bersama tokoh adat, tokoh masyarakat, bundo kanduang, aktivis, serta kalangan milenial.
Berdasarkan hasil sejumlah lembaga survei, wilayah tersebut lebih banyak dikuasai oleh Prabowo Subianto. Survei Indikator Politik pada 16-20 Oktober, elektabilitas Prabowo di Jawa Barat sebanyak 53 persen, sedangkan Anies 22,7 persen dan Ganjar 22,4 persen. Adapun survei Lembaga Survei Indonesia pada 16-18 Oktober, elektabilitas Prabowo di Jabar 59,1 persen, Anies 22 persen, dan Ganjar 12,8 persen. Adapun hasil survei Indikator Politik pada 26 Juni hingga 10 Juli, elektabilitas Prabowo di Sumatera Barat 48 persen, disusul Anies 39,5 persen, dan Ganjar 6,2 persen.
Anies mengatakan, wilayah yang menjadi sasaran kampanye tidak hanya terkonsentrasi pada basis suara sendiri ataupun suara lawan. Anies-Muhaimin akan berkampanye di sejumlah wilayah dan dilakukan secara terpisah untuk menjangkau sebanyak mungkin wilayah. Apalagi, masa kampanye cukup pendek selama 75 hari.
Tentu kalau bicara strategi tidak untuk diceritakan, tetapi kita mencoba membagi wilayah-wilayahnya sehingga saya pergi ke tempat A nanti Gus Imin pergi ke tempat B.
Menurut dia, tidak ada satu wilayah pun di Pilpres 2024 yang dikuasai oleh satu pasangan. Ketiga pasangan capres-cawapres memiliki kesempatan yang setara karena suara pemilih bisa berubah. Oleh karena itu, pihaknya akan datang berkampanye di sebanyak mungkin wilayah secara bergantian.
”Tentu kalo bicara strategi tidak untuk diceritkan, tetapi kita mencoba membagi wilayah-wilayahnya sehingga saya pergi ke tempat A nanti Gus Imin pergi ke tempat B,” tuturnya.
Wakil Deputi Teritorial Pemenangan Timnas Anies-Muhaimin Saan Mustofa mengatakan, ada potensi pergeseran suara di beberapa basis suara pasangan lain, terutama dari Prabowo Subianto. Sebab, ada pemilih yang kecewa dengan posisi Prabowo saat ini yang akhirnya bergabung dengan Jokowi. Pemilih tersebut pada umumnya merupakan pemilih yang mendukung Prabowo ketika berada di luar pemerintahan.
Jawa Barat dan Sumatera Barat ini, kan, basisnya Pak Prabowo yang dulu sangat keras kepada Jokowi. Dengan bergabungnya Prabowo ke Jokowi, mereka pasti akan migrasi ke Anies.
”Jawa Barat dan Sumatera Barat ini, kan, basisnya Pak Prabowo yang dulu sangat keras kepada Jokowi. Dengan bergabungnya Prabowo ke Jokowi, mereka pasti akan migrasi ke Anies,” tuturnya.
Sementara untuk pemilih di Jawa Barat, lanjut Saan, provinsi merupakan wilayah yang sangat strategis dalam memenangkan kontestasi Anies-Muhaimin. Jumlah pemilih yang mencapai lebih dari 35 juta pemilih membuat kemenangan di Jabar akan bisa mengompensasi kekalahan di daerah lain sehingga suara keseluruhan bisa tetap unggul.
Oleh karena itu, kampanye di Jabar akan dilakukan lebih banyak sehingga bisa menjangkau wilayah basis pendukungnya maupun basis lawan yang berpotensi adanya migrasi suara. Bahkan dalam survei internal, elektabilitas Anies di Jabar sudah mendekati Prabowo, bahkan mengurangi elektabilitas Prabowo yang sebelumnya unggul.
”Pada pilpres kali ini, Prabowo tidak bisa memonopoli suara di Jabar karena harus mempertahankan semaksimal mungkin dari gempuran Anies-Muhaimin,” ucap Saan.