Prabowo Undang ”Influencer” di Kantor Kemenhan, dari Fuji, Raffi, hingga Cipung
Meski bukan kampanye, pertemuan para ”influencer” dengan Prabowo diklaim sebagai ajang silaturahmi dan keakraban mereka dengan Menteri Pertahanan.
Oleh
WILLY MEDI CHRISTIAN NABABAN, KURNIA YUNITA RAHAYU
·3 menit baca
Salam hormat diberikan calon presiden nomor urut 2, Prabowo Subianto, kepada Rayyanza Malik Ahmad, putra selebritas Raffi Ahmad dan Nagita Slavina, yang juga dikenal dengan panggilan Cipung saat berjumpa di Kantor Kementerian Pertahanan, Rabu (29/11/2023). Cipung dan kedua orangtuanya datang untuk memenuhi undangan makan siang bersama.
Deretan pesohor, seperti aktor Iko Uwais, aktris Nirina Zubir, model Celine Evangelista, dan pemengaruh Keanu Angelo, Fadil Jaidi, hingga Fujianti Utami Putri, juga diundang oleh Prabowo. Narasi dan gestur ”gemoy” mewarnai suasana makan siang.
Baca Berita Seputar Pemilu 2024
Pahami informasi seputar pemilu 2024 dari berbagai sajian berita seperti video, opini, Survei Litbang Kompas, dan konten lainnya.
Pertemuan itu diklaim sebagai ajang silaturahmi untuk menjalin keakraban antara Menteri Pertahanan (Menhan) dengan para influencer, bukan kampanye. Selama tiga hari masa kampanye, Prabowo memang belum mengambil cuti dan memilih untuk tetap bekerja sebagai Menhan.
Pada pertemuan itu, Nirina sempat menyampaikan harapannya kepada Prabowo. ”Pak, kami sudah menginginkan pemimpin yang (dapat) melindungi negara kami. Kami ingin Indonesia lebih maju lagi dan lebih bangga lagi dengan Indonesia,” katanya.
Pemeran Rachel dalam drama remaja ”Heart” itu meyakini sosok Prabowo yang tegas cocok untuk membawa Indonesia menjadi negara yang lebih berpengaruh di kancah global. Nirina pun memanjatkan doa agar Prabowo dapat mewujudkan harapan Indonesia menjadi negara yang kuat dalam waktu dekat.
Selain Nirina, Raffi Ahmad juga mengomentari sikap dan karakter Prabowo. Pemilik Cilegon FC itu memandang Prabowo memiliki sikap yang luwes dan ramah di balik sisi tegasnya. Hal itu terlihat lewat narasi ”gemoy” yang viral di jagat maya.
Euforia joget-joget yang ditunjukkan Prabowo sangat cocok untuk generasi Z. ”Joget-joget gemoy itu lho, pasti viral. Cocok untuk diterapkan karena generasi Z tidak suka suasana kaku. (Jadi), joget gemoy bisa membuat suasana cair,” ujarnya.
Silaturahmi biasa, menyebarkan dan mengajak para selebritas untuk terus menebarkan nilai-nilai nasionalisme.
Hal yang sama diungkapkan Fadil Jaidi. Ia membandingkan Prabowo dengan ayahnya yang sama-sama ”gemoy”. Fadil memang kerap membuat konten video tentang kelakuan jenaka bersama ayahnya, M Nuh. ”Pengen banget diketemuin sama Papah, sih, karena sama-sama gemoy. Tapi emang gemoy,” ucapnya.
Sementara itu, Iko Uwais yang merupakan bintang film laga beradu gaya kuda-kuda silat dengan Prabowo. Keduanya memang memiliki kesenangan yang sama. Prabowo merupakan Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Pencak Silat Indonesia, sedangkan Iko Uwais merupakan ahli bela diri pencak silat.
Saat dikonfirmasi apakah kegiatan itu berkaitan dengan pencalonan Prabowo di Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024, Juru Bicara Menhan Dahnil Anzar Simanjuntak menyebut bahwa atasannya itu memang rutin menerima influencer. Alasannya, para pemengaruh itu bisa menyebarkan nilai-nilai nasionalisme dan bela negara.
”Silaturahmi biasa, menyebarkan dan mengajak para selebritas untuk terus menebarkan nilai-nilai nasionalisme,” ujarnya.
Selain Prabowo, capres nomor urut 3, Ganjar Pranowo, juga melakukan hal yang mirip. Ia kerap lari pagi bersama para influencer dan menyerap aspirasi dari mereka. Keluhan-keluhan itu, seperti kontrak kerja dan royalti yang belum memadai.
Mereka di antaranya adalah Atta Halilintar, Thariq Halilintar, Roy Marten, Anwar Fuadi, Anang Hermansyah, dan artis lainnya. Beberapa dari mereka juga aktif menjadi juru kampanye untuk pasangan Ganjar-Mahfud MD.
Berpengaruh
Menurut Direktur Eksekutif Voxpol Center Research and Consulting Pangi Chaniago, kedekatan peserta pemilu dengan influencer memiliki pengaruh elektoral. Setiap pemengaruh punya hubungan kuat dan bernuansa positif dengan pengikutnya masing-masing.
”Sebagai publik figur, mereka memang punya pengaruh. Biasanya mereka dimanfaatkan aktor politik untuk agenda populis dan pencitraan, kepentingannya mendompleng elektoral,” ucapnya.
Strategi itu juga dimanfaatkan Presiden Joko Widodo saat menjadi peserta Pemilu 2014 dan 2019. Publikasi dari publik figur memang terbukti bisa menggaet pemilih yang tertarik dengan para pemengaruh tersebut.
Dalam periode kampanye, semua calon memang memanfaatkan segala sumber daya yang mereka miliki. Strateginya cukup beragam, seperti membangun gimik, drama, pesan lucu, dan lainnya. Adapun efektivitasnya tergantung dari narasi dan amplifikasi kontennya.
”Biasanya publik itu suka sesuatu yang memiliki pesan atau esensi, tetapi tidak terlalu kental, norak, dan kasar. Sama kayak iklan partai politik. Iklan yang tidak terlalu norak, halus, dan tanpa sindir-sindiran lebih cenderung mendapat simpati publik,” ucapnya.