Dikunjungi Gus Miftah, Gibran Diajak Temui Kiai Kampung dan Serap Aspirasi di Pesantren
Cawapres Gibran Rakabuming Raka menerima kunjungan Pengasuh Ponpes Ora Aji, Miftah Maulana Habiburrahman atau Gus Miftah. Gibran diajak berkeliling menemui kiai kampung dan menyerap aspirasi warga pesantren.
Oleh
NINO CITRA ANUGRAHANTO
·3 menit baca
SURAKARTA, KOMPAS — Calon wakil presiden Gibran Rakabuming Raka dikunjungi pengasuh Pondok Pesantren Ora Aji, Miftah Maulana Habiburrahman atau sering disapa Gus Miftah, Rabu (29/11/2023), di Balai Kota Surakarta, Jawa Tengah. Dalam kesempatan itu, Gus Miftah menyampaikan ajakan kepada Gibran untuk berkeliling menemui kiai kampung dan menyerap aspirasi warga pesantren.
Gus Miftah mendatangi Balai Kota Surakarta pada Rabu sekitar pukul 09.00. Namun, saat itu, Gibran belum berada di kantornya. Penceramah berambut gondrong itu pun dipersilakan masuk untuk menunggu Gibran. Sekitar 40 menit kemudian, Gibran tiba di kantornya.
Baca Berita Seputar Pemilu 2024
Pahami informasi seputar pemilu 2024 dari berbagai sajian berita seperti video, opini, Survei Litbang Kompas, dan konten lainnya.
Pertemuan antara Gus Miftah dan Gibran berlangsung selama lebih dari satu jam. Mereka baru keluar dari ruangan sekitar pukul 11.00. Kebetulan, pertemuan itu terjadi berselang sehari setelah Gus Miftah mengadakan pengajian akbar bertajuk ”Ngaji Kebangsaan dan Doa untuk Bangsa”.
Pengajian akbar itu mengundang Maulana Habib Luthfi bin Yahya, ulama asal Pekalongan, Jawa Tengah, yang juga salah seorang pembina dalam Tim Kampanye Nasional Koalisi Indonesia Maju. Koalisi itu mengusung Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka sebagai calon presiden dan calon wakil presiden.
”Salah satu tugas saya itu komunikasi dengan para masyayikh atau para kiai. Saya juga punya gerakan kiai kampung. Jadi, setiap zona saya kumpulkan 1.000 kiai untuk silaturahmi,” kata Gus Miftah seusai bertemu Gibran.
Miftah menyebut, gerakan mengumpulkan kiai kampung itu sudah dilakukannya jauh sebelum masa pemilihan presiden (pilpres). Ia menilai, gerakan itu seusai dengan program pasangan calon Prabowo-Gibran yang ingin memberi perhatian lebih kepada para kiai kampung. Apalagi, menurut dia, selama ini para kiai kampung jarang mendapat perhatian.
Menurut Miftah, para kiai kampung itu seperti tentara infanteri. Sebab, kegiatan mereka berhubungan langsung dengan masyarakat. Kondisi itu membuat para kiai kampung cukup dekat dan dirasakan penting peranannya bagi masyarakat.
Oleh karena itu, Miftah mengajak Gibran lebih banyak menemui para kiai kampung selama masa kampanye ke depan. ”Mereka (kiai kampung) ini orang yang sangat kompeten di bidangnya dan penting di masyarakat. Dari dulu, hal ini sudah kami komunikasikan. Kebetulan sekarang kami amplifikasi lebih besar,” kata pengasuh pondok pesantren di Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, itu.
Di sisi lain, Miftah juga mempunyai program bagi Gibran bernama ”Sambang Pesantren Serap Aspirasi Santri”. Lewat program itu, Gibran diajak menginap selama semalam di pondok pesantren sembari beraktivitas di lingkungan tersebut. Cara itu diyakini mampu menyerap pemikiran santri untuk memajukan kehidupan pesantren.
”Saya temani mondok (menginap di pondok). Buat melihat, bagaimana sih pesantren? Aspirasi apa sih yang dikehendaki? Lha, pesantren di era modern itu seperti apa? Itu, kan, harus merasakan,” kata Miftah.
Miftah mengaku tengah mencari waktu yang tepat untuk menjalankan program itu bersama Gibran. Menurut rencana, wilayah yang disasar ialah Jawa Tengah dan Jawa Timur. Salah satunya Pondok Pesantren Al Kahfi Somalangu di Kebumen, Jawa Tengah. Pondok itu dinilai cukup bersejarah sehingga representatif untuk dijadikan tempat menyerap aspirasi santri dari sumbernya langsung.
”Jadwalnya baru kami sesuaikan dengan beliau. Wilayahnya nanti di Jawa Tengah dan Jawa Timur. Pondok-pondok yang santrinya banyak dan ada historinya,” kata Miftah.
Sementara itu, ketika Miftah menjawab berbagai pertanyaan dari wartawan, Gibran hanya berdiri mendampingi di belakangnya. Gibran enggan menjawab pertanyaan perihal perpolitikan saat berada di lingkungan Balai Kota Surakarta. Ia menyebut pertemuannya dengan Gus Miftah sekadar silaturahmi.
”Silaturahmi saja. Terima kasih, ya,” kata Gibran singkat sambil melangkah cepat memasuki kantornya.
Mereka (kiai kampung) ini orang yang sangat kompeten di bidangnya dan penting di masyarakat.