Ganjar Pranowo, Prabowo Subianto, dan Anies Baswedan (dari kiri).
JAKARTA, KOMPAS - Ketiga calon presiden mengintensifkan dialog dengan publik untuk menyerap aspirasi hingga menyosialisasikan visi, misi, dan program. Dialog bisa menjadi kesempatan bagi para kandidat untuk menajamkan visi, misi, dan program mereka. Di sisi lain, ajang dialog bisa dimanfaatkan untuk meyakinkan pemilih dan pemilih pun bisa melihat kualitas serta kompetensi para kandidat.
Calon presiden nomor urut 1, Anies Baswedan, misalnya, menghadiri forum diskusi dengan tajuk ”Indonesia Millennial and Gen-Z Summit 2023”, di Jakarta, Jumat (24/11/2023).
Dalam forum itu, Anies menyoroti masalah lapangan pekerjaan yang kerap menjadi perhatian generasi milenial dan generasi Z. Bagi Anies, saat ini ada ketimpangan lapangan pekerjaan.
Ia mencontohkan, investasi sektor pertambangan yang begitu besar justru berbanding terbalik dengan serapan tenaga kerja. ”Sektor mining (pertambangan) meningkat luar biasa, tetapi serapan tenaga kerjanya hanya 1 persen. Kalau investasi yang didorong di sektor pertanian, penyerapan tenaga kerjanya bisa 44 persen. Ini yang akan kita dorong ke depan,” ujarnya.
Ia juga menjanjikan kemudahan bagi generasi muda untuk memiliki tempat tinggal, selain perubahan atas sejumlah persoalan yang kerap disampaikan publik, seperti tingginya biaya pendidikan dan harga kebutuhan pokok yang mahal.
Acara itu dihadiri pula oleh calon presiden nomor urut 3, Ganjar Pranowo. Dalam pemaparannya, ia menjanjikan, program prioritasnya jika kelak terpilih adalah mewujudkan sumber daya manusia yang unggul serta memperbaiki mutu pendidikan dan kesehatan.
Ganjar pun berpandangan, infrastruktur kesehatan mental sangat diperlukan karena telah menjadi problem serius generasi muda. ”Maka, kita harus memperbanyak tempat agar anak muda bisa berkonsultasi terkait kesehatan mentalnya. Kita buat fasilitasnya di semua rumah sakit, sekolah, kampus, desa, dan lainnya,” ucapnya.
Bertemu tokoh publik
Ganjar juga sempat menemui Wakil Presiden ke-11 RI Boediono dan Guru Besar Sekolah Tinggi Filsafat Driyarkara Franz Magnis-Suseno secara terpisah.
Ganjar menyerap aspirasi kedua tokoh terkait sejumlah problem bangsa. Dari Boediono, Ganjar menyerap pengalamannya saat berada di pemerintahan. ”Saya mendapatkan banyak ilmu, mengingat pengalaman beliau di bidang ekonomi dan birokrasi cukup lama,” ujar Ganjar.
Adapun dalam pertemuan dengan Franz Magnis-Suseno, Ganjar dihadiahi bukunya berjudul Etika Politik dan Iman dalam Tantangan. Isi dalam kedua buku itu, menurut Ganjar, bisa menjadi bekal baginya untuk menerapkan etik dan moral dalam berbangsa serta bernegara. Selain itu, Ganjar juga diingatkan untuk selalu mendengar suara masyarakat kecil.
Magnis pun mengingatkan Ganjar agar tidak membiarkan oligarki, politik dinasti, dan korupsi yang dilakukan elite politik merusak demokrasi dan tatanan kebangsaan. Ia juga menyoroti kondisi bangsa akhir-akhir ini. Mulai dari masalah yang terjadi di Mahkamah Konstitusi yang menyebabkan terjadinya kemerosotan etika demokrasi hingga peristiwa di Komisi Pemberantasan Korupsi, yakni Ketua KPK Firli Bahuri yang ditetapkan sebagai tersangka dugaan pemerasan.
”Kita harus mengatasi masalah-masalah yang dirasakan ini,” katanya.
Sementara itu, calon presiden nomor urut 2, Prabowo Subianto, menghadiri ”Dialog Publik Muhammadiyah Bersama Calon Presiden dan Calon Wakil Presiden” di Universitas Muhammadiyah Surabaya. Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah sebenarnya mengundang Prabowo bersama calon wakil presiden Gibran Rakabuming Raka, tetapi Gibran absen.
Putra Presiden Joko Widodo itu disebut harus menghadiri acara di Pondok Pesantren Amanatul Ummah di Mojokerto, Jawa Timur.
”Saya minta maaf karena Mas Gibran tidak bisa hadir karena ada acara bersamaan waktunya di Jatim, tetapi yang menyelenggarakan NU (Nahdlatul Ulama),” kata Prabowo.
Kesinambungan
Dalam acara itu, Prabowo memaparkan visi, misi, dan programnya yang intinya transformasi bangsa menuju Indonesia Emas 2045. Salah satunya, melalui kesinambungan program dan pembangunan yang telah dilakukan Presiden Jokowi. Ia juga menjawab sejumlah problem bangsa yang disampaikan panelis.
Salah satunya, dalam hal penegakan hukum. Menurut Prabowo, untuk menjaga kualitas hukum, yudikatif perlu diperkuat, misalnya dalam hal kesejahteraan hakim sehingga mereka berintegritas, antisuap, dan antikorupsi.
Dalam kasus HAM, Indonesia, menurut dia, perlu waspada dengan pandangan internasional. ”Negara Barat standarnya macam-macam, ada 6.000 anak dibunuh, mereka enggak ribut,” katanya.
Sebelum Prabowo, acara dialog yang dibuat PP Muhammadiyah itu dihadiri pula oleh Anies-Muhaimin dan Ganjar-Mahfud MD.
Peneliti politik dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Wasisto Raharjo Jati, menilai positif tingginya intensitas para capres-cawapres berdialog dengan publik belakangan. Dari dialog, aspirasi masyarakat bisa diserap sehingga visi, misi, ataupun program yang ditawarkan kepada publik bisa saja dikoreksi dan dipertajam sebelum masa kampanye dimulai pada 28 November 2023.
Hal senada disampaikan Kepala Departemen Politik dan Perubahan Sosial Centre for Strategic and International Studies (CSIS) Arya Fernandes. Tak hanya itu, ia melihat dialog menjadi kesempatan bagi capres-cawapres meyakinkan pemilih. Di sisi lain, forum dialog juga jadi momentum bagi publik untuk mengetahui kualitas dan kompetensi para kandidat.
Selain itu, ia melihat positif menjamurnya inisiatif dari sejumlah lembaga riset dan organisasi kemasyarakatan untuk mengadakan forum dialog dengan para capres-cawapres. ”Itu merupakan upaya yang baru, dilakukan supaya pemilih bisa mendapatkan insights (wawasan),” kata Arya.