logo Kompas.id
Politik & HukumKabarkan Pemilu lewat Kirab...
Iklan

Kabarkan Pemilu lewat Kirab Budaya

Seni dan budaya iringi sosialisasi Pemilu 2024 di daerah. Pemilu bukan sekadar peristiwa politik, melainkan juga budaya.

Oleh
DIAN DEWI PURNAMASARI
· 6 menit baca
Ketua KPU Nganjuk Pujiono bersiap menyerahkan tongkat estafet Kirab Pemilu 2024 di Taman Refugia, Magetan, Jawa Timur, Rabu (25/10/2023). Kirab Pemilu 2024 bertujuan untuk menyosialisasikan Pemilu 2024 agar masyarakat menggunakan hak pilihnya pada 14 Februari 2024 nanti.
KOMPAS/ADRYAN YOGA PARAMADWYA

Ketua KPU Nganjuk Pujiono bersiap menyerahkan tongkat estafet Kirab Pemilu 2024 di Taman Refugia, Magetan, Jawa Timur, Rabu (25/10/2023). Kirab Pemilu 2024 bertujuan untuk menyosialisasikan Pemilu 2024 agar masyarakat menggunakan hak pilihnya pada 14 Februari 2024 nanti.

Derap langkah kaki pasukan berkuda bergemuruh saat menembus keramaian di salah satu sudut Jalan Raya Sarangan, Magetan, Jawa Timur, Rabu (25/10/2023) siang. Bak pasukan berkuda dari Kerajaan Mataram, 21 penunggang kuda membawa bendera Merah Putih, pataka Komisi Pemilihan Umum, dan 18 bendera partai politik peserta Pemilu 2024 yang akan diarak selama lima hari di kabupaten yang berada di kaki bagian timur Gunung Lawu tersebut.

Aksi pasukan drumband, reog, serta barongsai mengiringi pasukan berkuda yang dikirab menuju lapangan Taman Refugia. Penyelenggara pemilu, mulai dari KPU kabupaten, Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK), hingga Panitia Pemungutan Suara (PPS), mengikuti di belakang. Mereka mengenakan kostum adat Mataram. Peserta laki-laki tampil dengan mengenakan baju lurik dan kain batik beraneka warna, lengkap dengan belangkon di kepala. Adapun para perempuan mengenakan kebaya.

Di lapangan Taman Refugia, bendera dan pataka itu diserahterimakan. Dari atas kuda berwarna putih, Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Nganjuk Pujiono menyerahkan bendera Merah Putih dan pataka KPU kepada Ketua KPU Kabupaten Magetan yang menunggang kuda berwarna coklat.

Sebanyak 2.000 peserta kirab pemilu juga berjoget bersama (flashmob) diiringi jingle pemilu. ”Memilih untuk Indonesia”, yang dibawakan oleh grup band Cokelat. Terik matahari tak menyurutkan mereka berdendang dan menari dengan balutan busana tradisional Jawa dan kacamata hitam.

Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK) dan Panitia Pemungutan Suara (PPS) membawa poster sosialisasi Pemilu 2024 dalam Kirab Pemilu 2024 di Taman Refugia, Magetan, Jawa Timur, Rabu (25/10/2023).
KOMPAS/ADRYAN YOGA PARAMADWYA

Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK) dan Panitia Pemungutan Suara (PPS) membawa poster sosialisasi Pemilu 2024 dalam Kirab Pemilu 2024 di Taman Refugia, Magetan, Jawa Timur, Rabu (25/10/2023).

Suasana kirab kian semarak ketika 2.000 balon merah-putih dilepaskan ke udara. Sekitar 1.000 smoke bomb atau tembakan asap berwarna-warni juga dilepaskan ke udara.

Saat ribuan balon itu dilepaskan ke udara, Rizal (28) yang menggendong anaknya, Geza (4), bergoyang dan bersorak gembira. Dia merasa senang bisa melihat dan mengikuti langsung acara Kirab Pemilu 2024 yang digelar KPU Kabupaten Magetan itu. Adapun istrinya, Niken (26), sibuk mengabadikan momen itu melalui ponselnya.

”Enggak cuma dapat hiburan gratis, tetapi juga banyak informasi penting di sini. Ternyata, peserta pemilu ada 18 parpol. Saya kira masih 16 partai politik,” tutur Rizal.

Baca Juga: Siar Pemilu di Bumi Lambung Mangkurat

Bagi keluarga muda itu, selain bisa menikmati hiburan dan pertunjukan budaya secara gratis, dia juga bisa mendapatkan pengetahuan lebih tentang pemilu. Sebab, KPU Kabupaten Magetan juga ikut membagikan pamflet berisi informasi tentang pemilu. Para peserta kirab juga membawa poster-poster informatif tentang pemilu, seperti ajakan untuk ke bilik suara pada 14 Februari 2024 mendatang.

Serah terima pataka KPU dan bendera partai politik dari Nganjuk ke Magetan memang sengaja dikemas dalam acara kirab budaya yang meriah. KPU Magetan ingin memamerkan kekayaan budaya daerah yang kerap dijuluki ”The Sunset of East Java” itu. Budaya Magetan merupakan bagian integral dari Kerajaan Mataram.

Ketua KPU Nganjuk Pujiono (kanan) menyerahkan menyerahkan bendera KPU kepada Ketua KPU Magetan Fahrudin (kiri) dalam Kirab Pemilu 2024 di Taman Refugia, Magetan, Jawa Timur, Rabu (25/10/2023).
KOMPAS/ADRYAN YOGA PARAMADWYA

Ketua KPU Nganjuk Pujiono (kanan) menyerahkan menyerahkan bendera KPU kepada Ketua KPU Magetan Fahrudin (kiri) dalam Kirab Pemilu 2024 di Taman Refugia, Magetan, Jawa Timur, Rabu (25/10/2023).

Ketua Divisi Sosialisasi Pendidikan Pemilih Partisipasi Masyarakat dan SDM KPU Magetan Nur Salam mengungkapkan, kirab pemilu di Magetan sengaja dibuat meriah untuk menggambarkan bahwa yang akan dihadapi masyarakat di 2024 lebih dari sekadar pemilu. Ia sepakat dengan pernyataan Ketua KPU RI Hasyim Asy’ari bahwa pemilu tidak hanya peristiwa politik dan ekonomi, tetapi juga peristiwa kebudayaan.

”Ini adalah sebuah peristiwa besar yang harapannya bisa menjadi sarana integrasi bangsa,” ujar Nur Salam.

Balon yang dilepaskan adalah simbol harapan baik masyarakat Indonesia terhadap agenda sirkulasi elite pusat dan daerah pada Pemilu 2024 nanti. Harapan baik itu adalah pemilu berjalan aman dan damai sehingga bisa menjadi sarana integrasi bangsa.

Ini adalah sebuah peristiwa besar yang harapannya bisa menjadi sarana integrasi bangsa

Adapun tembakan asap warna-warni menunjukkan kemajemukan masyarakat Indonesia. Harapannya, walaupun berbeda-beda pilihan politik, semuanya tetap bersatu untuk Indonesia yang damai.

Ketua KPU Magetan Fahrudin menyebut setelah diserahterimakan dari KPU Nganjuk, bendera 18 parpol akan dibawa berkeliling 18 kecamatan di Magetan pada. Sasaran utama dari sosialisasi ini adalah pemilih di pondok pesantren, masyarakat umum terutama di kawasan wisata Telaga Sarangan, dan pemilih difabel.

”Harapannya, partisipasi masyarakat bertambah. Target kami, jika Pemilu 2019 partisipasi masyarakat mencapai 80 persen, pada tahun 2024 ini bisa lebih dari itu,” kata Fahrudin.

Mendata santri

Pondok Pesantren Al Fatah di Desa Temboro, Kecamatan Karas, menjadi salah satu sasaran sosialisasi pemilu. Selain menempati lokasi yang luas, sekitar 50 hektar, pesantren itu juga dihuni oleh 22.000 santri yang tak hanya berasal dari Indonesia, tetapi juga luar negeri, seperti Malaysia, Brunei Darussalam, dan Thailand.

Iklan

Menurut Ketua PPS Temboro Naim Daroni, berdasarkan pendataan dari Sistem Informasi Data Pemilih (Sidalih), akan ada sekitar 6.000 santri putra dan 4.000 santri putri di pesantren itu yang akan menggunakan hak pilih. Karena itulah, penyelenggara pemilu memutuskan untuk membuka 36 tempat pemungutan suara (TPS) khusus di pondok yang kerap disebut sebagai Kampung Madinah atau Madinah van Java itu.

Maskot Pemilu 2024, Sura dan Sulu, serta rombongan KPU Magetan memasuki lokasi sosialisasi di Pondok Pesantren Al-Fatah, Temboro, Magetan, Jawa Timur, Kamis (26/10/2023).
KOMPAS/ADRYAN YOGA PARAMADWYA

Maskot Pemilu 2024, Sura dan Sulu, serta rombongan KPU Magetan memasuki lokasi sosialisasi di Pondok Pesantren Al-Fatah, Temboro, Magetan, Jawa Timur, Kamis (26/10/2023).

Saat ini, PPS Temboro mulai mendata santri yang akan menggunakan hak pilih di TPS khusus. Dua kali dalam sebulan, petugas PPS Temboro rutin bertemu pengurus pondok pesantren untuk memfinalisasi persiapan TPS khusus.

”Aturan terbaru KPU, sejak awal harus didata untuk bisa membuat TPS lokasi khusus. Nah, karena data terus bergerak, setiap dua minggu sekali kami koordinasi dengan pengurus ponpes,” kata Naim.

Dalam sosialisasi pada Kamis (26/10) sore, para santri dikumpulkan di sebuah lapangan oleh pengurus pesantren. Mengenakan pakaian serba putih, para santri putra khusyuk mendengarkan penjelasan KPU terkait penyelenggaraan Pemilu 2024. Pun begitu dengan santri putri yang berpakaian serba hitam. Mereka menyimak beragam informasi yang disampaikan, dari hari pemungutan suara, tata cara memilih, hingga 18 partai politik peserta pemilu. Para santri juga menerima pamflet berisi informasi mengenai jadwal dan peserta pemilu serentak 2024 yang dibagikan para petugas PPK dan PPS.

Muhammad Akbar (20), salah satu santri pemilih pemula dari Ponpes Al Fatah, menuturkan, acara sosialisasi yang digelar KPU Magetan bisa memberikan gambaran, sepak terjang, dan target untuk Pemilu 2024 nanti. Ia pun sudah membulatkan tekad untuk menggunakan hak pilihnya di TPS khusus ponpes tersebut.

Santri menunjukkan pamflet Pemilu 2024 seusai sosialisasi di Pondok Pesantren Al-Fatah, Temboro, Magetan, Jawa Timur, Kamis (26/10/2023). Sosialisasi Pemilu 2024 di Pondok Pesantren Al-Fatah ini merupakan salah satu rangkaian Kirab Pemilu 2024 yang digelar di Kabupaten Magetan.
KOMPAS/ADRYAN YOGA PARAMADWYA

Santri menunjukkan pamflet Pemilu 2024 seusai sosialisasi di Pondok Pesantren Al-Fatah, Temboro, Magetan, Jawa Timur, Kamis (26/10/2023). Sosialisasi Pemilu 2024 di Pondok Pesantren Al-Fatah ini merupakan salah satu rangkaian Kirab Pemilu 2024 yang digelar di Kabupaten Magetan.

Ia berasal dari Provinsi Lampung. Namun, karena pelaksanaan pemilu menjelang Ramadhan, kemungkinan akan sulit baginya untuk mudik ke kampung halaman. Sebab, sesuai aturan pesantren, santri hanya diperbolehkan pulang pada waktu tertentu sesuai dengan kelompok masing-masing. Oleh karena itu, ia pun mengikuti arahan dari pengurus pesantren untuk mengurus syarat-syarat administrasi untuk menggunakan hak pilih di TPS khusus.

”Insya Allah akan menggunakan hak pilih. Karena, harapan saya nanti pemimpin yang akan memimpin NKRI nanti bisa menjadi negara kesatuan yang satu hati, makmur, jaya, dan berkah untuk semuanya,” kata Akbar.

Anggota KPU Jawa Timur Divisi Sosialisasi, Pendidikan Pemilih, dan Partisipasi Masyarakat, Gogot Cahyo Baskoro, yang hadir dalam acara kirab pemilu di Magetan mengatakan, Jawa Timur memang kerap dijuluki sebagai kota santri. Sebab, di 38 kabupaten dan kota di Jawa Timur terdapat banyak pondok pesantren.

Baca Juga: Kirab Demokrasi bagi Pemilih Pemula

Menurut dia, para santri dan pengelola pesantren memberikan dukungan penuh terhadap program sosialisasi pemilu yang dilakukan oleh KPU. Berdasarkan data Pemilu 2019 lalu, tingkat partisipasi pemilih di pesantren juga cukup tinggi. Bahkan, ada pesantren yang tingkat partisipasi pemilihnya mencapai 100 persen.

”Sejak awal, mereka sudah antusias mengajukan pendirian TPS lokasi khusus. Ini kami baca sebagai dukungan all out dari kalangan santri dan ponpes,” kata Gogot.

Jalur VI

Kirab Pemilu 2024 dimulai tepat satu tahun menjelang pemungutan suara Pemilu 2024, tepatnya 14 Februari 2023 lalu. Kirab yang diinisiasi oleh pimpinan KPU RI 2022-2027, yakni Hasyim Asy’ari, August Mellaz, Betty Epsilon Idroos, Mochammad Afifuddin, Parsadaan Harahap, Yulianto Sudrajat, dan Idham Holik, bersama Sekretaris Jenderal KPU Bernad Dermawan Sutrisno itu digelar dalam tujuh jalur.

https://cdn-assetd.kompas.id/trP09GAipC-evzaEka2KiuvtltI=/1024x1033/https%3A%2F%2Fasset.kgnewsroom.com%2Fphoto%2Fpre%2F2023%2F10%2F31%2Fca49058d-5c5c-4740-845d-93cd168c4909_png.png

Kirab pemilu di Magetan masuk dalam jalur VI. Perjalanan mengarak bendera Merah Putih, pataka KPU, dan bendera 18 parpol peserta Pemilu 2024 di jalur ini bermula di Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur.

Adapun di Jawa Timur, kirab pemilu dimulai dari ujung timur, yaitu Banyuwangi pada 5 September lalu. Pataka kirab kemudian diarak ke Situbondo, kemudian Bondowoso, Jember, Lumajang, Probolinggo, Pasuruan, Malang, Nganjuk, lalu berakhir di Magetan.

Pada Senin (30/10), pataka kirab diserahkan ke Wonogiri, Jawa Tengah. Acara penyerahan dipimpin oleh Ketua KPU Jatim Choirul Anam.

Dalam perjalanan ke Wonogiri, rombongan yang terdiri dari anggota KPU Jatim serta KPU Magetan menyempatkan singgah di taman wisata Genilangit. Mereka melepas burung jalak lawu sebagai simbol pelepasan kirab dari Jatim menuju Jateng.

Baca juga: Pemilu dari Sabang sampai Merauke

Mobil bak terbuka bersiap membawa bendera partai politik berkeliling Kabupaten Magetan dalam rangkaian Kirab Pemilu 2024 di Taman Refugia, Magetan, Jawa Timur, Rabu (25/10/2023).
KOMPAS/ADRYAN YOGA PARAMADWYA

Mobil bak terbuka bersiap membawa bendera partai politik berkeliling Kabupaten Magetan dalam rangkaian Kirab Pemilu 2024 di Taman Refugia, Magetan, Jawa Timur, Rabu (25/10/2023).

Pataka kirab kemudian diserahkan kepada anggota KPU Jateng Basmar Perianto Amron di Pendapa Kabupaten Wonogiri. Seusai serah terima, bendera Merah Putih, pataka KPU, dan bendera 18 parpol peserta pemilu diarak berkeliling Wonogiri.

Mengenakan aneka ragam pakaian, anggota PPS dan PPK Wonogiri mengiringi pataka kirab. Pasukan penari kethek ogleng dan reog Ponorogo menambah semarak kirab yang menyedot perhatian warga itu. Tak lupa, selebaran berisi informasi kepemiluan disebarkan kepada masyarakat di sepanjang jalan yang dilintasi iring-iringan kirab pemilu.

Editor:
ANITA YOSSIHARA
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000