Presiden Jokowi: Pancasila Fondasi Indonesia Hadapi Tantangan
Pada peringatan Hari Kesaktian Pancasila, Presiden Jokowi menyebut bahwa seberat apa pun tantangan dan rintangan, dengan ideologi Pancasila sebagai fondasi, bangsa Indonesia bergandeng tangan dan bersatu menuju kemajuan.
Oleh
CYPRIANUS ANTO SAPTOWALYONO
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Presiden Joko Widodo mengingatkan bahwa seluruh dunia sekarang ini menghadapi tantangan tak terkira dari berbagai aspek kehidupan global. Namun, seberat apa pun tantangan tersebut, Indonesia tetap bersatu dengan berfondasikan ideologi Pancasila.
Saat mengucapkan selamat Hari Kesaktian Pancasila melalui akun Instagram resminya pada Minggu (1/10/2023), Presiden Jokowi menyebutkan, tantangan global dimaksud mulai dari perubahan iklim, krisis pangan, krisis energi, resesi ekonomi, hingga disrupsi teknologi. Selain itu, tidak sedikit pula negara yang masih terseok-seok memulihkan diri dari dampak pandemi.
Di tengah berbagai tantangan dan situasi itu, Indonesia tetap melangkah ke depan bersama-sama. ”Berat sama dipikul, ringan sama dijinjing. Seberat apa pun tantangan dan rintangannya, dengan ideologi Pancasila sebagai fondasi, kita bergandeng tangan dan tetap bersatu menuju Indonesia maju,” kata Presiden Jokowi.
Berat sama dipikul, ringan sama dijinjing. Seberat apa pun tantangan dan rintangannya, dengan ideologi Pancasila sebagai fondasi, kita bergandeng tangan dan tetap bersatu menuju Indonesia maju.
Pada 1 Oktober 2023 pagi, Presiden Jokowi bertindak selaku inspektur upacara dan memimpin upacara peringatan Hari Kesaktian Pancasila 2023. Upacara tersebut dipusatkan di Monumen Pancasila Sakti, Lubang Buaya, Jakarta.
Presiden Jokowi beserta Ibu Iriana Joko Widodo dan Wakil Presiden Ma’ruf Amin beserta Ibu Wury Ma’ruf Amin tiba di tempat upacara sekitar pukul 07.55. Presiden kemudian menerima laporan dari perwira upacara, yaitu Brigadir Jenderal Arkamelvi Karmani yang saat ini menjabat sebagai Kepala Staf Komando Garnisun Tetap I/Jakarta.
Rangkaian upacara dimulai dengan salam kebangsaan, penghormatan kebesaran, yang diikuti laporan komandan upacara kepada Presiden Jokowi. Bertindak selaku komandan upacara dalam kesempatan tersebut Komisaris Besar Andri Ananta Yudhistira yang saat ini menjabat sebagai Direktur Reserse Kriminal Umum Kepolisian Daerah Jambi.
Setelah itu, Presiden Jokowi memimpin mengheningkan cipta untuk mengenang jasa para pahlawan dan pejuang, terutama pahlawan revolusi. ”Untuk mengenang jasa para pahlawan dan pejuang-pejuang bangsa, utamanya pahlawan revolusi, mengheningkan cipta dimulai,” katanya.
Berikutnya, Ketua Dewan Perwakilan Daerah La Nyalla Mattalitti membacakan naskah Pancasila, sedangkan Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat Bambang Soesatyo membacakan naskah Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945.
Ikrar
Rangkaian upacara dilanjutkan oleh Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Puan Maharani yang membacakan sekaligus menandatangani naskah ikrar. ”Ikrar. Dengan rahmat Tuhan Yang Maha Esa, kami melakukan upacara ini, menyadari sepenuhnya, bahwa sejak diproklamasikan kemerdekaan Negara Kesatuan Republik Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945, pada kenyataannya telah banyak terjadi rongrongan,” kata Puan.
Rongrongan terhadap NKRI tersebut datang dari dalam negeri ataupun luar negeri. ”Rongrongan tersebut dimungkinkan oleh karena kelengahan, kekurangwaspadaan bangsa Indonesia terhadap kegiatan yang berupaya untuk menumbangkan Pancasila sebagai ideologi negara,” ujarnya.
Indonesia dengan semangat kebersamaan yang dilandasi oleh nilai-nilai luhur ideologi Pancasila tetap dapat memperkokoh tegaknya NKRI. ”Maka, di hadapan Tuhan Yang Maha Esa, dalam memperingati Hari Kesaktian Pancasila, kami membulatkan tekad untuk tetap mempertahankan dan mengamalkan nilai-nilai Pancasila,” kata Puan.
Maka, di hadapan Tuhan Yang Maha Esa, dalam memperingati Hari Kesaktian Pancasila, kami membulatkan tekad untuk tetap mempertahankan dan mengamalkan nilai-nilai Pancasila.
Nilai-nilai Pancasila tersebut sebagai sumber kekuatan dan menggalang kebersamaan untuk memperjuangkan, menegakkan kebenaran, serta keadilan demi keutuhan NKRI. Puan yang menjabat Ketua DPR membacakan ikrar di Jakarta pada 1 Oktober 2023 tersebut atas nama rakyat Indonesia.
Setelah pembacaan ikrar, Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas membacakan doa yang sekaligus menjadi penutup rangkaian upacara. Seusai upacara dan sebelum meninggalkan lokasi, Presiden Jokowi beserta Ibu Iriana dan Wapres beserta Ibu Wury lebih dulu meninjau sumur Lubang Buaya.
Peninjauan tersebut dipandu oleh Kepala Pusat Sejarah TNI Brigjen Rusmili. Upacara tersebut turut dihadiri oleh pimpinan lembaga negara, para menteri Kabinet Indonesia Maju, dan undangan lain baik dari dalam maupun luar negeri.