Dua Negara Sahabat Bermimpi Sama dan Tiga Butir Penguat Kemitraan
Wali Kota Shanghai Gong Zheng dalam pertemuan dengan Wakil Presiden Ma'ruf Amin menyebutkan, Indonesia dan China adalah dua negara sahabat yang memiliki mimpi sama.
Oleh
CYPRIANUS ANTO SAPTOWALYONO
·4 menit baca
China, negeri berusia ribuan tahun, memiliki perbendaharaan budaya yang kaya. Salah satunya tergambar dalam ungkapan singkat, tetapi bernas dalam membahasakan sesuatu. Dari generasi ke generasi muncul kalimat-kalimat sederhana—apa pun maknanya—yang enak terdengar dan mudah dibayangkan.
Sebut misalnya ”Menggebah rumput menakuti ular”, sebuah ungkapan yang dapat dipakai untuk menggambarkan pendekatan tidak langsung dalam memancing reaksi pihak lain. Mao Zedong, seorang pendiri Republik Rakyat China, pun dalam konteks zamannya pernah berujar, yang intinya, ”Biarkan 100 bunga bermekaran, biarkan 100 pikiran berlaga.”
Mundur ke sekitar 2.500 tahun lalu, ahli strategi perang Sun Tzu menorehkan ajaran falsafah perangnya dalam kalimat-kalimat singkat, penuh arti, dan terdengar puitis. Saat berbicara tentang manuver, misalnya, dia menggunakan pilihan kalimat: ”Cepat bagaikan angin, tenang laksana pohon, diam tak tergoyahkan serupa gunung, sulit diketahui seperti dalam kegelapan, dan memukul ibarat geledek.”
Cepat bagaikan angin, tenang laksana pohon, diam tak tergoyahkan serupa gunung, sulit diketahui seperti dalam kegelapan, dan memukul ibarat geledek.
Kembali ke pertengahan September 2023, saat menutup rangkaian agenda kunjungan kerjanya di China, 14-19 September lalu, Wakil Presiden Ma’ruf Amin menerima kunjungan kehormatan Wali Kota Shanghai Gong Zheng di Xijiao Conference Center, Xijiao State Guest Hotel Nomor 7, Shanghai, Republik Rakyat China, Selasa (19/9/2023).
Pertemuan tersebut hanya dihadiri delegasi terbatas dari pihak Indonesia dan Pemerintah Shanghai. Wartawan sejumlah media yang diajak dari Tanah Air dan Kepala Biro LKBN Antara di Beijing tak mendapat kesempatan mengikuti secara langsung pertemuan Wapres Amin dan Wali Kota Gong Zheng tersebut.
Alhasil, substansi pertemuan diperoleh dari keterangan pers Wapres Amin seusai acara dan juga rilis secara resmi Biro Pers, Media, dan Informasi Sekretariat Wapres RI. Dan, di sisi bawah rilis bertiti mangsa 19 September 2023 itu tertera kalimat yang menarik perhatian, yakni saat Gong Zheng menyebutkan bahwa Indonesia dan China adalah ”dua negara sahabat yang memiliki mimpi yang sama.”
Tidak ada penjabaran lebih detail dari diksi ”mimpi yang sama” di kutipan tidak langsung Gong Zheng pada rilis tersebut. Hanya kalimat berikutnya yang menjelaskan bahwa hubungan kedua negara—yakni Indonesia dan China—sejauh ini terus berkembang dengan dukungan dari Presiden Joko Widodo dan Presiden Xi Jinping.
”Tiongkok telah menjadi mitra dagang terbesar Indonesia selama 10 tahun terakhir. Saat bertemu Presiden Jokowi di Chengdu, Presiden Jinping telah menekankan bahwa bersamaan dengan ulang tahun ke-10 hubungan kemitraan strategis komprehensif kedua negara, Tiongkok siap memperdalam kerja sama strategis dengan Indonesia,” kata Gong Zheng.
Tiga hari sebelumnya, Wapres Amin juga melakukan pertemuan bilateral dengan Perdana Menteri (PM) China Li Qiang. Pertemuan keduanya berlangsung di Grand Meeting Hall, International Conference Center, Li Yuan Resort, Nanning, Daerah Otonomi Guangxi, RRC.
Interaksi tingkat tinggi yang intensif antara Indonesia dan China, di mana kedua kepala negara kerap bertemu dalam berbagai kesempatan, pun diungkapkan Wapres Amin pada pertemuannya dengan PM Li Qiang. ”Presiden Joko Widodo bertemu Presiden Xi Jinping di Chengdu bulan Juli lalu dan bertemu Yang Mulia (PM Li Qiang) saat KTT Ke-43 ASEAN di Jakarta. Terima kasih atas dukungan Tiongkok terhadap Keketuaan Indonesia di ASEAN,” kata Wapres Amin.
Tiga butir penguat kemitraan
Seperti halnya pada serangkaian pertemuan di Fuzhou dan Shanghai, Wapres Amin pun saat di Nanning menyampaikan tiga hal penting untuk memperkuat kemitraan bilateral Indonesia-China kepada PM Li Qiang. Pertama, peningkatan kerja sama perdagangan dengan China. Kedua, negara diyakini dapat memanfaatkan berbagai kerangka kerja sama perdagangan regional dan multilateral.
”Tiongkok adalah mitra perdagangan terbesar bagi Indonesia dengan potensi kerja sama yang masih besar. Saya harapkan dukungan Yang Mulia untuk impor dan akses pasar komoditas unggulan Indonesia ke Tiongkok,” ujarnya.
Kedua, Wapres Amin menuturkan arti penting kerja sama dalam pengembangan produk halal. Perdagangan dan investasi produk halal dinilai memiliki potensi amat luas di Indonesia dan China, serta kawasan Asia Selatan, Timur Tengah, dan Afrika. Kerja sama di sektor halal, termasuk melalui kerja sama antara otoritas halal Indonesia dan China, mesti dikuatkan.
Ketiga, kerja sama people-to-people (orang ke orang) pun bernilai penting dalam memperkuat kemitraan ekonomi. Kemitraan ekonomi akan kuat dengan adanya kerja sama erat antarmasyarakat, dengan manfaat yang dapat dirasakan langsung oleh rakyat kedua negara.
Menurut Wapres Amin, Indonesia dan China perlu mendorong pengembangan pusat budaya dan bahasa. Hal ini dibutuhkan untuk meningkatkan jumlah mahasiswa China yang belajar bahasa Indonesia, ataupun sebaliknya.
Kerja sama pendidikan vokasi juga penting karena akan menciptakan link and match (keterkaitan dan kesesuaian) antara dunia usaha, industri, dan investasi China di Indonesia. ”Semua ini akan membawa hubungan Indonesia-Tiongkok ke tingkat yang lebih tinggi,” ujar Wapres Amin.
Pada pertemuan bilateral tersebut PM Li Qiang menuturkan, dirinya minggu lalu baru saja mengunjungi Indonesia dan menyaksikan perkembangan Indonesia dengan mata kepala sendiri. ”Saya bisa merasakan masa depan Indonesia yang gemilang dan saya juga merasakan gemilangnya kemitraan dan kerja sama Indonesia dan Tiongkok di masa mendatang,” katanya.
PM Li Qiang juga mengapresiasi kiprah Wapres Amin selama ini dalam mendorong persahabatan dan kerja sama antara China dan Indonesia. ”Bapak Wapres berkontribusi besar dalam program people to people contacts di antara kedua negara khususnya di bidang keagamaan,” ujarnya.
Menindaklanjuti kesepakatan Presiden Xi Jinping dan Presiden Jokowi dalam pertemuan di Cengdu untuk melakukan kerja sama strategis yang lebih tinggi dengan prinsip senasib sepenanggungan, PM Li Qiang juga memastikan kepada Wapres Amin bahwa China berkomitmen penuh pada kesepakatan tersebut.
”Tiongkok berkenan untuk berupaya bersama dengan pihak Indonesia agar melaksanakan program kedua kepala negara tersebut untuk melakukan kerja sama strategis dengan tingkat yang lebih tinggi, memajukan modernisasi, dan meningkatkan kesejahteraan kedua negara,” kata Li Qiang.
Tiongkok berkenan untuk berupaya bersama dengan pihak Indonesia agar melaksanakan program kedua kepala negara tersebut untuk melakukan kerja sama strategis dengan tingkat yang lebih tinggi, memajukan modernisasi, dan meningkatkan kesejahteraan kedua negara.
Seusai lawatan enam hari Wapres Amin ke China, pernyataan-pernyataan telah saling disampaikan dalam pertemuan antara Wapres Amin dan para pemimpin China di berbagai tingkatan serta kalangan pelaku usaha. Sejarah nanti akan mencatat hasilnya.