Beringin Kembar dan Bilah Pertama Garuda di Ibu Kota Nusantara
Dua pohon beringin kembar ditanam di kawasan Istana Kepresidenan di Nusantara. Presiden Jokowi menyebut dua beringin kembar itu sebagai simbol keagungan.
Oleh
NINA SUSILO
·4 menit baca
Pembangunan Istana Kepresidenan, kantor presiden, dan beragam infrastruktur dasar di Ibu Kota Nusantara di wilayah Kabupaten Penajam Paser Utara, Provinsi Kalimantan Timur, terus dikebut. Presiden Joko Widodo meninjau, bahkan kembali bermalam selama tiga hari di Nusantara, khusus untuk memantau perkembangan pembangunan di ibu kota negara baru tersebut.
Bermalam di Bobobox bersama para menteri, Presiden Jokowi menikmati Jumat (22/9/2023) pagi dan sarapan di sekitar proyek pembangunan kawasan inti Nusantara. Presiden memantau pengerjaan proyek dari ketinggian di antara pohon-pohon eukaliptus.
Didampingi sejumlah menteri, seperti Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono, Menteri Sekretaris Negara Pratikno, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Bahlil Lahadalia, Presiden menyambangi proyek pembangunan Istana Presiden di Kawasan Ibu Kota Nusantara (IKN).
Khusus untuk dua beringin kembar ini saya rasa memang ini simbol keagungan.
Presiden juga menanam pohon beringin (Ficus Benjamina) kembar di kawasan Istana Kepresidenan di Nusantara. Dua pohon beringin ditanam sebagai perlambang keagungan Istana Kepresidenan. ”Khusus untuk dua beringin kembar ini saya rasa memang ini simbol keagungan,” ujar Presiden menerangkan.
Presiden berharap tanaman lainnya akan dapat segera ditanam setelah hujan turun di kawasan Nusantara, mulai dari rumput untuk upacara peringatan kemerdekaan RI setiap tanggal 17 Agustus, tanaman-tanaman endemik Kalimantan, hingga bunga yang dirancang khusus untuk Istana Presiden IKN.
”Ini semuanya akan green dan khusus untuk istana warna bunganya nanti merah putih. Jadi desain terencana yang dilaksanakan dengan sangat detail,” tambah Presiden.
Istana Presiden di Nusantara dibangun di atas lahan yang dua kali lebih luas dari Istana Kepresidenan Jakarta. Bahkan, kapasitas lapangan di kawasan itu disiapkan untuk dapat menampung hingga 8.000 peserta upacara kemerdekaan yang menurut rencana digelar pertama kali pada 17 Agustus 2024.
”Ini akan hijau semuanya, bisa dipakai untuk upacara lebih kurang 8.000 orang, kira-kira lebihnya mungkin dua kali Istana (Jakarta),” tuturnya.
Presiden menegaskan, pembangunan Istana di Nusantara masih sesuai dengan rencana dan target yang telah ditetapkan. ”Saya lihat schedule dan target, saya kira masih dalam target,” kata Presiden kepada wartawan seusai peninjauan.
Anggaran untuk pembangunan sejumlah infrastruktur dasar di IKN juga tidak mengalami kendala. ”Khusus untuk istana, kementerian, untuk infrastruktur dasar tidak ada masalah,” ujar Presiden.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dalam kesempatan terpisah menyampaikan bahwa anggaran untuk pembangunan Istana, kantor presiden, dan infrastruktur dasar dialokasikan dalam pos anggaran Kementerian PUPR. ”Memang anggaran dari APBN banyak diberikan ke Menteri PUPR untuk mempersiapkan banyak sekali infrastruktur dasar,” ujarnya.
Selain itu, pemerintah akan terus mendorong pembangunan sejumlah infrastruktur dari sektor swasta dan dunia usaha di Tanah Air, mulai dari pembangunan sekolah dan perguruan tinggi, rumah sakit, pusat perbelanjaan, hingga tempat makan.
”Semuanya akan kita dorong sehingga muncul sebuah crowd yang tentu keramaian itu yang akan memberikan kehidupan pada kota Nusantara,” tuturnya.
Bilah Garuda
Sebelumnya, saat meninjau pembangunan kantor presiden di kawasan IKN, Presiden Jokowi juga memasang bilah pertama Garuda. Bilah ini dipasang di area lantai atas bangunan yang akan dijadikan kantor presiden. Sejauh ini, pembangunan kantor presiden sudah mencapai 38 persen.
Direktur Jenderal Cipta Karya Kementerian PUPR Diana Kusumastuti menyebutkan bahwa sampai September 2023, pembangunan kantor presiden sudah memasuki tahap pemasangan bilah Garuda. ”Progres kantor presiden yang ada di Ibu Kota Nusantara pada September ini sudah 38 persen dan 38 persen ini kita sudah mulai memasang bilah-bilah,” tambahnya secara terpisah.
Pemasangan bilah Garuda yang jumlahnya mencapai 4.650 bilah akan diselesaikan pada Maret 2024. ”Mudah-mudahan nanti kita selesai di Maret karena kita ada 465 modul di mana satu modulnya itu ada 10 sehingga kita mempunyai 4.650 bilah yang akan dipasang mulai hari ini,” kata Diana.
Garuda yang akan menjadi ikon bangunan kantor presiden ini dirancang memiliki bentangan sayap sepanjang 177 meter dengan tinggi 77 meter. ”Sayapnya itu dari ujung ke ujung panjangnya 177 meter. Kalau dari lengkungannya itu 239 meter dan tingginya 77 meter,” kata Diana.
Kepala Balai Prasarana Permukiman Wilayah (BPPW) Kalimantan Timur Rozali Indra Saputra menerangkan, pembangunan gedung kantor presiden oleh Kementerian PUPR dimulai sejak November 2022. ”Pelaksana konstruksinya dari PT PP-Wika KSO dengan total alokasi anggaran untuk pembangunan gedung kantor presiden ini sebesar Rp 1,56 triliun dan bersumber dari APBN,” kata Indra.
Pembangunan infrastruktur IKN pada tahap awal 2022-2024 oleh Kementerian PUPR lebih kurang 50 proyek konstruksi dengan total biaya 4,5 miliar dollar AS atau setara Rp 62 triliun yang bersumber dari APBN.
Konstruksi tahap pertama dimulai Agustus 2022 dan ditargetkan selesai pada 2024. Pekerjaan ini, seperti disampaikan dalam keterangan tertulis Kementerian PUPR pada 24 Februari 2023, meliputi penyiapan lahan Kawasan Inti Pusat Pemerintahan (KIPP) tahap I, pembangunan Jalan Tol IKN Segmen 3B dan 5A, pembangunan Jalan Sumbu Kebangsaan Sisi Barat, pembangunan Jalan Lingkar Sepaku Segmen 2 dan 4, pembangunan hunian pekerja konstruksi, pembangunan ”intake” dan jaringan pipa transmisi Sungai Sepaku, pembangunan penyediaan air baku persemaian Mentawir, dan pembangunan Bendungan Sepaku Semoi.