Presiden Jokowi Perbolehkan Sukarelawannya ”Memanaskan Mesin”
Presiden Jokowi membolehkan sukarelawannya memanaskan mesin, tetapi Presiden juga meminta agar tidak menjalankannya dulu. Sukarelawan diminta menunggu sampai koalisi parpol menentukan capres-cawapres yang diusung.
/https%3A%2F%2Fasset.kgnewsroom.com%2Fphoto%2Fpre%2F2023%2F09%2F16%2F1d2ea3c4-2f10-4199-b8d6-bf5656f85dd3_jpg.jpg)
Presiden Joko Widodo mengingatkan para sukarelawannya untuk tidak terburu-buru menentukan arah dukungan politik dalam pembukaan Rembug Nasional Solidaritas Merah Putih (Solmet) di Kota Bogor, Jawa Barat, Sabtu (16/9/2023) sore. Sebab, katanya, koalisi masih dinamis, para cawapres juga belum jelas betul.
- Sembari menanti koalisi dan capres/cawapres yang diusung, Presiden Jokowi pun mempersilakan organisasi sukarelawan untuk ”memanaskan mesin”.
- Pesan Jokowi, menurut sejumlah pengamat, memberi sinyal kepada sukarelawan supaya membangun konsolidasi.
- Saat bertemu dengan para kiai, Presiden dan para kiai sama-sama berharap agar tidak ada lagi polarisasi dalam kontestasi politik.
BOGOR, KOMPAS — Presiden Joko Widodo membolehkan para sukarelawannya untuk ”memanaskan mesin” kendati meminta tidak menjalankannya dulu. Dukung-mendukung diharapkan dilakukan setelah partai politik atau gabungan parpol mendaftarkan calon presiden dan calon wakil presidennya ke Komisi Pemilihan Umum.
Arahan itu disampaikan Presiden Jokowi saat bertemu dengan organisasi sukarelawan pendukungnya, Solidaritas Merah Putih (Solmet), Sabtu (16/9/2023) sore di sebuah gedung pertemuan di Kota Bogor, Jawa Barat. Pada Sabtu pagi Presiden lebih dahulu menghadiri pembukaan Rapat Kerja Nasional Sekretariat Nasional (Seknas) Jokowi di sebuah hotel di Kota Bogor.
Baca juga: Presiden: Arus Bawah Jokowi Tidak ”Grusa-grusu”
Dalam pidatonya di pembukaan Rembug Nasional Solmet, Presiden mengingatkan, sampai saat ini koalisi parpol masih bisa berubah. Calon presiden yang diusung juga masih belum memiliki sosok calon wakil presiden yang jelas.
Sesuai aturan, hanya parpol atau gabungan parpol yang bisa mendaftarkan capres dan cawapres kepada Komisi Pemilihan Umum (KPU). Masa pendaftaran pun baru berlangsung 10-16 Oktober mendatang.
”Jadi relawan itu, kita nunggu dulu. Nunggu sampai ini (koalisi dan penentuan capres/cawapres) rampung dulu. Jangan grasa-grusu. Harus sabar dulu,” tuturnya di hadapan sekitar 3.000 sukarelawan yang hadir.
/https%3A%2F%2Fasset.kgnewsroom.com%2Fphoto%2Fpre%2F2023%2F09%2F16%2F8f5f20d9-3c03-4267-9f59-ab46846203dd_jpg.jpg)
Foto bersama menjadi acara paling dinantikan para sukarelawan dalam acara-acara pertemuan sukarelawan dengan Presiden Joko Widodo. Hal ini misalnya terjadi di pembukaan Rembug Nasional Solidaritas Merah Putih (Solmet) di Kota Bogor, Sabtu (16/9/2023) sore.
Sembari menanti koalisi dan capres/cawapres yang diusung, Presiden Jokowi pun mempersilakan organisasi sukarelawan untuk ”memanaskan mesin”. ”Kalau ingin memanaskan mesin, silakan. Mesin dipanaskan, tapi jangan dijalankan dulu. Internal struktur relawan diperkuat. Jangan tergesa-gesa,” ujar Presiden.
Di acara Sekretariat Nasional (Seknas) Jokowi di sebuah hotel di Kota Bogor, Presiden juga mengingatkan para sukarelawannya yang hadir terkait dengan pentingnya kepemimpinan nasional di tahun 2024, 2029, dan 2034. Siapa yang terpilih akan menentukan Indonesia mampu melompat menjadi negara maju atau terjerembab di jebakan negara berkembang.
Kalau ingin memanaskan mesin, silakan. Mesin dipanaskan, tapi jangan dijalankan dulu. (Presiden Jokowi)
Baca juga: Relawan Jokowi dan Masa Depan Kelembagaan Parpol
”Ini sangat menentukan negara kita bisa melompat menjadi negara maju atau terjebak dalam middle income trap. Saya beri contoh di Amerika Latin di tahun 50 (-an), 60 (-an), 70 (-an) sudah jadi negara berkembang tapi sampai sekarang masih tetap berkembang,” tuturnya.
Kemajuan yang sudah dimulai seperti hilirisasi industri dinilai perlu dilanjutkan. Dengan demikian, nilai tambah akan semakin besar dinikmati Indonesia ketimbang mengekspor bahan mentah semata seperti sudah berpuluh tahun dilakukan.
Sinyal bangun konsolidasi
Pengajar politik Universitas Airlangga Surabaya, Airlangga Pribadi, menilai, hal tersebut sebagai sinyal kepada sukarelawan supaya membangun konsolidasi. Namun, kelompok sukarelawan juga diharapkan tidak terburu-buru mengambil posisi sebelum isyarat dari Presiden Jokowi terlihat jelas.
”Selama ini terlihat Presiden ke mana-mana sama Prabowo, lalu relawan melihat ini sebagai isyarat politik dan mengambil tindakan, padahal maksud Jokowi, nanti dulu. Jangan memaknai langkah-langkah Presiden sebagai sinyal politik dukungan,” tutur Airlangga.

Airlangga Pribadi Kusman
Justru sikap Presiden yang merangkul semua pihak, baik Ganjar Pranowo maupun Prabowo Subianto, dinilai Airlangga sebagai fase yang dibangun Presiden Jokowi untuk menjaga atmosfer Pemilu Presiden 2024 yang tenang. Adapun Ganjar diusung sebagai bakal capres oleh Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P), Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Perindo, dan Hanura. Prabowo diusung sebagai bakal capres oleh Partai Gerindra, Partai Golkar, Partai Amanat Nasional (PAN), Partai Gelora, Partai Bulan Bintang (PBB), dan Partai Garuda yang tergabung dalam Koalisi Indonesia Maju (KIM).
Iklim politik kondusif dibangun supaya kontestasi politik tidak membuat masyarakat berbenturan, apalagi membentuk polarisasi yang keras. ”Jadi, memanaskan mesin enggak apa-apa, tapi jangan terburu-buru melihat Jokowi ke sini lalu langsung ambil tindakan. Apalagi akrobat parpol masih sangat dinamis,” ujarnya.
Sejauh ini komunikasi para elite partai politik masih sangat dinamis. Ridwan Kamil yang kini Wakil Ketua Umum Partai Golkar berkomunikasi intens dengan Ganjar Pranowo, sementara Partai Golkar merapat ke koalisi pendukung Prabowo Subianto. Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono berkomunikasi dengan Ketua Umum PDI-P Puan Maharani, sementara ayahnya, Susilo Bambang Yudhoyono, menjalin diskusi dengan Prabowo Subianto. Karena itu, koalisi memang masih sangat cair.
Baca juga: Analisis Litbang ”Kompas”: Menjaga Pamor dan Netralitas Presiden
Masih bisa berganti haluan
Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia Adi Prayitno sepakat bahwa Presiden Jokowi mempersiapkan barisan sukarelawannya supaya terus melakukan konsolidasi. Harapannya, barisan sukarelawan ini kokoh dan siap tempur.
”Publik juga sudah tahu, sebab relawan adalah replika politik Presiden,” ujar Adi.
Saat ini para sukarelawan pasti menanti kepastian instruksi Presiden. Untuk sebagian kelompok sukarelawan yang sudah menyatakan arah dukungan, Adi meyakini, hal ini sudah dibahas dengan Presiden. Namun, dukungan sukarelawan tentu juga dinamis dan bisa berganti haluan. ”Parpol saja bisa berganti haluan, apalagi relawan,” tambah Adi.

Pengamat Politik Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta Adi Prayitno
Menanggapi berbeda-bedanya arah dukungan kelompok sukarelawan Jokowi, Eko Sulistyo, Komisaris PT PLN (Persero), yang pernah menjadi Koordinator Lapangan Tim Relawan Jokowi, ini menilai, hal itu merupakan hal biasa sesuai dinamika di lapangan. ”Semua juga masih menunggu. Kalau survei semakin jelas, barulah,” ujarnya.
Menunggu arahan Presiden Jokowi
Sementara itu, Solidaritas Merah Putih (Solmet) masih belum menentukan arah dukungannya. Dalam pembukaan Rembug Nasional, ditegaskan pula ikrar tegak lurus mengikuti pilihan Jokowi.
Ketua Umum Dewan Persaudaraan Nasional Solmet Silfester Matutina menyatakan menunggu arahan Presiden Jokowi serta mendukung ”cawe-cawe” Presiden Jokowi untuk urusan capres-cawapres ini.
Solmet, kata Silfester, akan mendukung putra terbaik bangsa yang berani dan mandiri.
Baca juga: Ketua Umum Projo Tepis Isu Keterbelahan Sukarelawan
Solmet, kata Silfester, akan mendukung putra terbaik bangsa yang berani dan mandiri. ”Kami akan mendukung capres yang berani dan partai yang berani mengesahkan Undang-Undang Perampasan Aset supaya korupsi tidak merajalela,” ujarnya.
Silfester juga menitipkan Presiden untuk memperhatikan kasus hukum pada kepemilikan lahan RRI di Depok serta penanganan lahan masyarakat di Pulau Rempang, Provinsi Kepulauan Riau.
/https%3A%2F%2Fasset.kgnewsroom.com%2Fphoto%2Fpre%2F2023%2F09%2F16%2F96867cd1-e386-4786-9455-4e118cd6aff0_jpg.jpg)
Ketua Umum Dewan Persaudaraan Nasional Solidaritas Merah Putih Silfester Matutina
Mendukung Ganjar Pranowo
Lain halnya dengan Ketua Umum Seknas Jokowi Rambun Tjajo yang menunjukkan bahwa Seknas Jokowi mendukung Ganjar Pranowo. Dalam laporannya, ia menyampaikan rakernas Seknas Jokowi akan mengonsolidasi organisasi serta mendukung Pemilu Presiden dan Pemilu Legislatif 2024 bersama partai-partai politik.
Seknas Jokowi juga bertekad mengawal Presiden Jokowi sampai 2024 dan warisan pembangunannya bisa dilanjutkan. Karena itu, Seknas Jokowi mengikuti arahan Presiden Jokowi mengenai keberlanjutan program untuk membawa Indonesia maju.
”Kalau mau maju, jangan ganti-ganti program. Nanti sudah SMA, balik lagi ke SD. Karena itu, kami buat inisiatif ini. Kekuatan ini butuh kepemimpinan nasional yang berlanjut sampai kita lulus universitas S-1, S-2, dan negara kita jadi negara maju,” tuturnya.
Baca juga: Projo Kalsel Duetkan Prabowo dan Gibran dalam Pilpres 2024
Seknas Jokowi pun sudah menentukan arah dukungannya. ”Dari semua aspek yang kita lihat, siapa yang bisa kita dukung untuk menjadi calon presiden di 2024. Ternyata..,” ujarnya, yang disambut oleh para sukarelawan yang hadir dengan menyerukan nama Ganjar.
Rambun kembali menegaskan bahwa Seknas Jokowi sejak beberapa bulan lalu menyatakan sikap ini, ”Soal blusukan, soal ketegasan, soal berperilaku, dan dia sudah berpraktik 10 tahun, Mas Ganjar sudah yang paling top.”
/https%3A%2F%2Fasset.kgnewsroom.com%2Fphoto%2Fpre%2F2023%2F09%2F16%2F4b80f0a9-b0fb-4be3-9016-68c28892ad8b_jpg.jpg)
Presiden Joko Widodo membunyikan gong sebagai tanda pembukaan Rakernas Sekretariat Nasional (Seknas) Jokowi di Kota Bogor, Sabtu (16/9/2023). Hadir pula Ketua Dewan Pembina Seknas Jokowi Sidarto Danusubroto (kanan) dan Ketua Umum DPN Seknas Jokowi Rambun Tjajo (kedua dari kanan).
Rambun pun memohon maaf karena sudah mendahului mendeklarasikan dukungan kepada capres tertentu. Sampai saat ini Presiden Jokowi masih belum menampakkan pilihannya.
”Makasih ya Pak (Jokowi), dimaafin. Kami akan bekerja bersama semua relawan. Relawan Jokowi yang dukung Ganjar itu 90 persen. Relawan Ganjar sebenernya relawan Pak Jokowi juga. Mohon izin mohon restu. Kami akan berjuang untuk memenangkan Mas Ganjar,” tutur Rambun dalam acara yang juga dihadiri Ketua Dewan Pembina Seknas Jokowi sekaligus Dewan Pertimbangan Presiden Sidarto Danusubroto.
Para kiai, kata KH Zahrul Azhar As’ad, memiliki pemikiran sama dengan Presiden Jokowi mengenai harapan tidak ada lagi polarisasi dalam kontestasi politik.
Baca juga: Projo yang Kian ke Prabowo
Bertemu dengan para kiai
Presiden Joko Widodo juga bertemu dengan delapan kiai dari Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur, dan Lampung, Sabtu siang di Istana Kepresidenan Bogor. Para kiai itu antara lain KH Miftah Maulana Habiburrahman dari Pondok Pesantren (Ponpes) Ora Aji Yogyakarta; KH Luqman Haris Dimyati dari Ponpes Tremas Pacitan, Jawa Timur; KH Zahrul Azhar As’ad dari Ponpes Darul Ulum Queen Peterongan Jombang, Jawa Timur; KH Zaim Ahmad Ma’shoem dari Ponpes Kauman Lasem, Rembang, Jawa Tengah; dan KH Moch Choiri Fathullah dari Ponpes Al Muttaqien Pancasila Sakti Klaten, Jateng.
Presiden dan para kiai ini mendiskusikan kondisi persiapan politik dan kondisi di lapangan. Para kiai, kata KH Zahrul Azhar As’ad, memiliki pemikiran sama dengan Presiden Jokowi mengenai harapan tidak ada lagi polarisasi dalam kontestasi politik. Harapannya, pemilu tidak menjadi ajang permusuhan, tetapi ajang pendewasaan.

Sejumlah kiai bertemu dengan Presiden Joko Widodo di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Sabtu (16/9/2023).
”Para kiai meminta supaya Presiden menjaga suasana tetap adem, Pak Jokowi juga meminta para kiai sama-sama menjaga supaya tidak ada yang saling menjelekkan,” tutur Zahrul yang menambahkan pertemuan berlangsung gayeng. Dalam pertemuan tersebut, tak hanya berdiskusi, Presiden juga makan siang bersama para kiai.
I