Golkar-PAN Dukung Prabowo, Nasdem: Eksperimen Kedua Penguasa
Koalisi Perubahan untuk Persatuan yang mengusung Anies Baswedan sebagai bakal capres telah mempersiapkan diri dengan berbagai skenario untuk menghadapi Pilpres 2024.
Oleh
NIKOLAUS HARBOWO
·2 menit baca
JAKARTA,KOMPAS – Koalisi Perubahan untuk Persatuan tidak terkejut dengan keputusan Partai Golkar dan Partai Amanat Nasional yang bergabung dengan Gerindra dan Partai Kebangkitan Bangsa untuk mengusung bakal capres Gerindra, Prabowo Subianto. Keputusan itu bahkan disebut sebagai eksperimen kedua dari penguasa setelah jalan Koalisi Indonesia Bersatu kandas.
”Seperti kita sudah duga sebelumnya, partai akan beramai-ramai merapat ke Gerindra karena sinyal kekuasaan ke sana. Ini logis dan realistis terutama untuk partai yang memiliki potensi masalah hukum, merapat ke koalisi kekuasaan,” ujar Pelaksana Tugas Sekretaris Jenderal Partai Nasdem Hermawi Taslim, Minggu (13/8/2023).
Tak hanya itu, ia menyebutkan, bergabungnya empat partai, Gerindra-Golkar-PKB-PAN, dalam satu koalisi, sebagai eksperimen kedua dari penguasa setelah eksperimen pertama gagal total. Eksperimen pertama yang dimaksud, pembentukan Koalisi Indonesia Bersatu (KIB).
KIB dibentuk pada pertengahan Mei 2022. Di dalamnya ada Golkar, PAN, dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP).
Semula koalisi ini berencana mengusung pasangan capres-cawapres sendiri untuk Pilpres 2024. Tak hanya itu, sejumlah elite parpol koalisi menyebut koalisi ini disiapkan sebagai ”sekoci” bagi bakal capres dan cawapres yang didukung Presiden Joko Widodo.
Namun, dalam perjalanannya, PPP memutuskan mendukung bakal capres PDI-P, Ganjar Pranowo. Kemudian yang terbaru, Golkar dan PAN memutuskan mengusung Prabowo.
Meski partai ramai-ramai merapat ke Gerindra, Hermawi menegaskan, partainya bersama Demokrat dan Partai Keadilan Sejahtera di Koalisi Perubahan untuk Persatuan tak terusik.
”Koalisi perubahan tetap solid dan optimistis menghadapi koalisi baru ini,” tambahnya.
Deputi Badan Pemenangan Pemilu Demokrat Kamhar Lakumani pun mengatakan, partainya menghormati kedaulatan dan sikap politik dari setiap partai dalam mengambil dan menentukan arah dan dukungan politiknya terkait Pilpres 2024, termasuk Golkar dan PAN. Partainya pun mengaku tidak terkejut dengan keputusan yang diambil kedua partai tersebut.
”Apalagi sejak awal PAN, Golkar dan PPP telah membentuk poros koalisi sendiri yang tergabung di KIB, yang terbaca publik menjadi kendaraan politik yang dipersiapkan untuk pasangan capres-cawapres yang diinginkan Pak Jokowi. Meskipun ada dinamika politik yang kemudian terjadi, mencair, dan ada perubahan konfigurasi, tetapi sejatinya tak bergeser dari alasan awal keberadaannya. Menjadi kendaraan politik bagi figur yang dikehendaki Pak Jokowi,” jelasnya.
KPP, ditegaskannya, tidak terusik dengan keputusan Golkar dan PAN.
KPP dengan Anies Baswedan sebagai bakal capres yang diusungnya telah mempersiapkan diri dengan berbagai skenario untuk menghadapi Pilpres 2024, termasuk skenario tiga pasangan capres-cawapres yang berpotensi besar terjadi ke depan.