Sepanjang Kamis kemarin, Ketua DPP PDI-P Puan Maharani mengunjungi Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar dan Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto. Pertemuan digelar untuk menjajaki kerja sama politik.
Oleh
NIKOLAUS HARBOWO
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS – Jakarta, Kompas PDI Perjuangan terus berupaya memperluas kerja sama politik demi menambah kekuatan untuk menghadapi Pemilu 2024. Setelah berhasil menarik Partai Persatuan Pembangunan (PPP) masuk dalam barisan koalisi, kini giliran Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dan Partai Golkar yang didekati oleh partai politik yang telah menetapkan Ganjar Pranowo sebagai bakal calon presiden tersebut.
Sepanjang Kamis (27/7/ 2023), Ketua Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PDI-PPuan Maharani bertemu dengan Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar dan Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto. Puan menyambangi rumah dinas Muhaimin di Widya Chandra, Jakarta, sekitar pukul 13.00. Bersama dengan sejumlah elite PDI-P, Puan kemudian menuju kediaman Airlangga di bilangan Kebayoran Baru, Jakarta, sekitar pukul 15.00.
Kunjungan itu sebenarnya merupakan kelanjutan safari politik Puan setelah ditunjuk sebagai Ketua Tim Pemenangan PDI-P oleh Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri pada 21 April di Istana Batutulis, Bogor, Jawa Barat. Kala itu, Megawati juga menetapkan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo sebagai bakal calon presiden (capres) yang akan diusung pada Pilpres 2024.
Jangan sampai ada miskomunikasi. Boleh saja kita ada beda pilihan, tetapi jangan sampai kemudian itu membuat komunikasi yang ada menjadi tersendat pula,
Puan menyampaikan bahwa pertemuan digelar untuk menjalin silaturahmi dengan semua ketua umum partai, bukan untuk mencari sosok bakal calon wakil presiden (cawapres). Menurut dia, silaturahmi antarpartai perlu dibangun agar bisa saling bertukar pikiran sekaligus mengetahui keinginan dan cita-cita setiap partai. Pasalnya, setiap partai memiliki target dan strategi masing-masing.
”Jadi, jangan sampai ada miskomunikasi. Boleh saja kita ada beda pilihan, tetapi jangan sampai kemudian itu membuat komunikasi yang ada menjadi tersendat pula,” ujarnya.
Komunikasi untuk menjajaki kerja sama politik, menurut Puan, akan terus berjalan setidaknya sampai PDI-P menetapkan pasangan capres-cawapres yang ditargetkan diumumkan pada 4 November 2023, bersamaan dengan penetapan daftar calon anggota legislatif (caleg) tetap oleh Komisi Pemilihan Umum. ”Jadi, waktunya masih panjang, masih banyak yang harus kita lakukan. Namun, saya meyakini, tidak ada yang pernah salah melakukan silaturahmi dan membicarakan semua itu secara terbuka sebagai sesama anak bangsa,” ucapnya.
Pertimbangkan Muhaimin
Saat menyampaikan keterangan pers bersama Muhaimin, Puan mengungkapkan keseriusan PDI-P untuk mempertimbangkan Muhaimin sebagai salah satu kandidat pendamping Ganjar. Penegasan itu disampaikan karena dalam pertemuan tertutup selama hampir dua jam, Muhaimin juga mengungkapkan keraguannya. ”Jadi, saya serius, loh, waktu bilang salah satu kandidat yang masuk menjadi cawapresnya Pak Ganjar itu Cak Imin (Muhaimin),” kata Puan.
Dalam kesempatan itu, Muhaimin menyampaikan bahwa saat ini PKB dan PDI-P masih terus berdialektika. ”Sampai hari ini, kami (PKB dan PDI-P) terus berproses, berdinamika, dan berdialektika,” katanya.
Jika kelak sudah ada titik temu antara PKB dan PDI-P, Muhaimin akan membicarakan hal tersebut kepada Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto, mitra koalisinya. Saat ini, PKB sudah punya komitmen berkoalisi dengan Gerindra untuk menghadapi Pilpres 2024.
Menanggapi pertemuan PKB dan PDI-P, Sekretaris Jenderal Partai Gerindra Ahmad Muzani menegaskan, tidak ada kekhawatiran PKB akan berpindah haluan ke PDI-P. Ia meyakini, hubungan Gerindra dan PKB sejauh ini sangat baik. ”Pembicaraan kami dengan PKB sampai hari ini masih intensif, masih akrab, masih hangat, dan masih memercayai, saling menghargai,” katanya.
Bunga politik
Pertemuan Puan dengan Airlangga selama 1,5 jam juga berlangsung tertutup. Saat memberikan keterangan pers bersama seusai pertemuan, Airlangga memberikan seikat bunga berwarna kuning dan merah kepada Puan. Airlangga menyebut bunga tersebut sebagai ”bunga politik”.
”Mengapa bunga? Bunga itu simbol betapa pemilu itu bukan hanya hard politics, tetapi yang penting soft politics. Dan, soft itu dengan bunga yang indah. Dan, yang indah itu warnanya kuning dan merah,” kata Airlangga.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian itu melanjutkan, Partai Golkar dan PDI-P sebenarnya sudah terbiasa berkompetisi dalam setiap pemilu. Namun, setelah kontestasi selesai, kedua partai tersebut selalu bekerja sama di dalam pemerintahan. ”Dan, tentu seperti dalam beberapa pertemuan, saya berharap, tentu Indonesia ini berbeda hanya pada tanggal 14 Februari. Setelah itu, kita bergabung kembali,” ucapnya.
Sejumlah titik temu diperoleh dalam pertemuan Puan dan Airlangga tersebut. Bahkan, keduanya sepakat membentuk tim teknis untuk mempertajam sejumlah titik temu, utamanya yang terkait dengan upaya membangun Indonesia yang sejahtera, aman, adil, makmur, dan bersatu.
Puan pun menegaskan bahwa pembentukan tim teknis ini menjadi tanda kebersamaan antara Golkar dan PDI-P. Tanda kebersamaan ini juga ditandai dengan pemberian bunga berwarna merah dan kuning.
”Tanda cinta, artinya tanda bahwa kami merasa punya hati yang sama. Dari tim teknis itulah nanti kami bahas apa saja yang kemudian bisa menjadi persamaan dan apakah kemudian harus mencari titik temunya. Saya tidak mau jalan perbedaan, tetapi kami cari titik temunya,” ucap Puan.