Muhaimin Menunggu Pertemuan dengan Megawati
Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar diagendakan bertemu dengan Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri. Ada peluang bagi kedua partai untuk berada dalam satu barisan karena kedekatan sejarah dan personal antarpimpinannya.
JAKARTA, KOMPAS — Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa Muhaimin Iskandar diagendakan bertemu dengan Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Megawati Soekarnoputri. Pertemuan kedua tokoh yang kini mendukung dua bakal calon presiden berbeda itu disebut sebagai tindak lanjut pembicaraan elite partai politik masing-masing untuk membahas peluang kerja sama di Pemilihan Presiden 2024.
Peneliti politik melihat ada peluang bagi kedua partai untuk berada dalam satu barisan karena kedekatan sejarah dan personal antarpimpinannya.
Tarik-menarik antarpartai politik untuk mematangkan pembentukan koalisi dalam menghadapi Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 masih terus terjadi. Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P), misalnya, tengah menggencarkan komunikasi untuk membuka peluang kerja sama dengan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB). Terakhir, ada pertemuan antara Ketua Fraksi PDI-P di DPR Utut Adianto dan Ketua Fraksi PKB di DPR Cucun Ahmad Syamsurijal di Kompleks DPR, Jakarta, Senin (3/7/2023).
Baca Juga: Penjajakan Poros Koalisi Pilpres 2024 Kian Intens
Pertemuan itu diakui membahas Pilpres 2024. Bahkan, PKB disebut menitipkan pesan untuk disampaikan kepada Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri.
Sekretaris Jenderal PDI-P Hasto Kristiyanto di Jakarta, Jumat (7/7/2023), membenarkan, pihaknya telah berkomunikasi mengenai rencana kerja sama di Pilpres 2024 dengan PKB melalui pertemuan antarketua fraksi di DPR. Hasil pertemuan itu juga telah disampaikan kepada Megawati pada Kamis (6/7/2023). Tindak lanjut pertemuan itu pun tengah direncanakan.
Bagi PDI-P, kerja sama dengan PKB bukan hal baru karena keduanya sama-sama mengusung Presiden Joko Widodo saat mengikuti Pilpres 2014 dan 2019. Hubungan yang terbangun juga diklaim tak bersifat artifisial, tetapi substansial. ”Kan, ada hubungan yang sifatnya artifisial, hanya dengan memasang baliho, gambar. Tetapi, kalau substansial, itu sudah melibatkan desain masa depan dan ada ikatan emosional, ada persamaan karena sejarah, ideologi, dan juga kedekatan pimpinan,” kata Hasto.
Ada hubungan yang sifatnya artifisial, hanya dengan memasang baliho, gambar. Tetapi, kalau substansial, itu sudah melibatkan desain masa depan dan ada ikatan emosional, ada persamaan karena sejarah, ideologi, dan juga kedekatan pimpinan.
Hasto tidak menampik, ada rencana pertemuan lanjutan antarketua umum kedua partai. Hal itu tak hanya menjadi keinginan PKB, tetapi juga PDI-P. Bahkan, ia mengibaratkan, PDI-P pun mengulurkan tangan agar bisa bekerja sama dengan partai yang dipimpin oleh Muhaimin Iskandar itu.
Namun, itu semua dilakukan sesuai dengan mekanisme internal yang ditetapkan PKB. Sebab, sejak pertengahan tahun lalu PKB sudah membangun kerja sama politik dengan Partai Gerindra untuk menghadapi Pilpres 2024. Meski belum ada deklarasi resmi, sudah ada kesepahaman antara PKB dan Gerindra untuk mengusung Prabowo Subianto, Menteri Pertahanan sekaligus Ketua Umum Gerindra, sebagai bakal calon presiden (capres) 2024. Sementara itu, PDI-P telah mendeklarasikan kadernya yang kini menjabat sebagai Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, sebagai bakal capres.
”Nanti akan ada kesepakatan bersama, tetapi PDI Perjuangan menjaga etika dulu. Maka kami ketika bertemu juga permisi, monggo PKB sesuai dengan mekanisme internalnya, arahannya bagaimana,” ujar Hasto.
Tak menutup diri
Wakil Sekretaris Jenderal PKB Syaiful Huda mengatakan, partainya telah berkoalisi dengan PDI-P selama hampir dua periode. Selama itu pula hubungan kedua partai solid dan tidak ada hambatan apa pun untuk berkomunikasi. Meski sudah membentuk Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KKIR) dengan Gerindra, PKB pun tidak menutup diri untuk berkomunikasi dengan PDI-P.
Menurut Huda, pembicaraan antara ketua Fraksi PKB dan PDI-P belum membahas pembentukan koalisi secara mendalam. Pertemuan itu justru mengingatkan kembali bahwa Muhaimin dan Megawati sudah lama tak bertemu. Padahal, keduanya sangat dekat, bahkan Megawati dalam berbagai kesempatan kerap mengungkapkan telah menganggap Muhaimin sebagai anak.
Ia tidak memungkiri, salah satu tindak lanjut dari pertemuan itu adalah rencana pertemuan antara Megawati dan Muhaimin. PKB tengah menunggu jadwal dari PDI-P. Namun, diharapkan, pertemuan itu bisa terwujud dalam waktu dekat.
”PDI-P sedang meng-arrange agenda pertemuan itu. Kami tunggu teman-teman PDI-P,” kata Huda.
Ia menegaskan, komunikasi dengan PDI-P tidak berpengaruh terhadap soliditas KKIR. Sebab, semua langkah politik yang diambil PKB selalu disampaikan kepada Gerindra.
Menanggapi pertemuan antara Ketua Fraksi PDI-P dan Ketua Fraksi PKB, anggota Dewan Pembina Gerindra, Andre Rosiade, mengatakan, ada sembilan fraksi parpol di DPR. Pertemuan antarfraksi merupakan hal biasa karena semua pihak harus memiliki hubungan yang baik. Dalam konteks KKIR, pertemuan yang dilakukan Gerindra dengan parpol lain selalu diberitahukan kepada PKB, begitu pun sebaliknya.
Kita, kan, berkoalisi harus saling percaya dan kami percaya teman-teman PKB solid bersama kami. Begitu juga teman-teman PKB percaya bahwa Gerindra selalu solid bersama PKB.
”Kita, kan, berkoalisi harus saling percaya dan kami percaya teman-teman PKB solid bersama kami. Begitu juga teman-teman PKB percaya bahwa Gerindra selalu solid bersama PKB,” kata Andre.
Selain dinamika yang terjadi antara PDI-P dan PKB, Partai Amanat Nasional (PAN) juga terus mengintensifkan komunikasi dengan PDI-P dan Gerindra. Sekretaris Jenderal PAN Eddy Soeparno mengatakan, hal itu dilakukan dalam rangka mendorong Menteri Badan Usaha Milik Negara Erick Thohir untuk menjadi bakal calon wakil presiden. Tak hanya untuk mendampingi Ganjar Pranowo, PAN juga menyodorkan nama Erick sebagai calon pendamping Prabowo Subianto.
”Kami justru pada posisi menunggu kabar dari beliau-beliau tentang usulan kami untuk menerima Erick sebagai bakal cawapresnya,” kata Eddy.
Eddy menegaskan, sampai saat ini posisi PAN belum berubah, yakni mendukung Erick untuk menjadi bakal cawapres Ganjar atau Prabowo. Jika kedua tokoh itu memilih pendamping lain, PAN baru akan mengambil opsi alternatif. Opsi dimaksud adalah membentuk poros koalisi baru yang mengusung pasangan Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto dan Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan sebagai capres dan cawapres.
Dinamis
Peneliti Senior Lab 45, Haryadi, melihat, tarik-menarik antarparpol dari satu koalisi ke koalisi lain memang masih akan terjadi saat ini hingga penetapan capres dan cawapres yang didaftarkan ke Komisi Pemilihan Umum (KPU) pada Oktober mendatang. Situasi politik masih akan sangat dinamis sekaligus pragmatis karena setiap parpol ingin bergabung dengan koalisi pendukung capres yang paling berpotensi menang.
Raihan politik itu terentang dalam spektrum jabatan cawapres, jabatan di kabinet, lembaga nonkementerian, perolehan suara di pileg, dan hal-hal yang bersifat material.
Tak hanya itu, parpol juga memperhitungkan secara pragmatis hal-hal yang bakal didapatkan ketika bergabung dalam sebuah koalisi. ”Raihan politik itu terentang dalam spektrum jabatan cawapres, jabatan di kabinet, lembaga nonkementerian, perolehan suara di pileg, dan hal-hal yang bersifat material,” kata Haryadi.
Baca Juga: Parpol Saling Lirik Mitra Koalisi, Komunikasi Jalan Terus
Terkait dengan peluang kerja sama PDI-P dengan PKB, menurut dia, hal itu sangat mungkin terjadi jika PKB tak kunjung mendapatkan kepastian posisi bakal cawapres pendamping Prabowo. Kemungkinan PKB untuk berpindah haluan mendukung Ganjar juga semakin besar jika parpol tersebut tak mendapatkan kompensasi politik yang memadai di luar kursi bakal cawapres.
Lebih dari itu, Muhaimin dan Megawati juga memiliki kedekatan emosional yang berpotensi besar mendorong PKB untuk bergabung dengan PDI-P. ”Muhaimin secara faktual adalah anak asuh politik Megawati. Adalah Gus Dur (Presiden ke-4 RI Abdurrahman Wahid) yang dulu menitipkan dua orang keponakannya untuk mendapatkan pengasuhan politik dari Ibu Mega, yaitu Gus Ipul (Wali Kota Pasuruan, Jawa Timur, Saifullah Yusuf) dan Muhaimin. Jadi, secara psikologis pasti ada kedekatan emosional itu,” kata Haryadi.