Andika Perkasa: Komitmen Mendukung Pemerintah demi Indonesia Maju
Andika Perkasa masih menyimpan mimpinya menjadikan Indonesia sebagai negara maju. Lalu, apa saja gagasan Andika untuk mewujudkan kemajuan di Indonesia?
Lebih dari 35 tahun Andika Perkasa mengabdi sebagai perwira Tentara Nasional Indonesia atau TNI. Lulusan Akademi Militer 1987 itu purnawira dengan pangkat terakhir jenderal. Meski sudah tuntas menyelesaikan tugasnya sebagai abdi negara, Andika masih menyimpan impiannya untuk Indonesia yang maju dan bersatu.
Bertemu dengan Kompas pada Selasa (4/7/2023), Andika didampingi istrinya, Hetty Hendropriyono, serta anak bungsunya yang bernama Andrew. Dengan bangga Andika bercerita, dirinya bersama istri baru saja menghadiri wisuda Andrew di Amerika Serikat. Andrew lulus program master di Foster School of Business, University of Washington, AS.
Sejak pensiun pada 31 Desember 2022, Andika memilih untuk menebus waktunya yang hilang bersama keluarga. Selama enam bulan, ia berupaya mendapatkan kembali waktu-waktu yang hilang bersama keluarga, terutama Hetty dan tiga anak yang kini tinggal di Yogyakarta, Surabaya, dan AS.
Sosok Panglima TNI 2021-2022 yang berotot itu tampak kontras dengan senyum dan tawa lepas yang sering menghiasi wajahnya. Namun, Andika yang menemui Kompas sambil makan siang itu sesekali menunjukkan ekspresi serius, salah satunya saat berbicara mengenai TNI dan Indonesia. Sementara Hetty yang tampil apik dengan perpaduan kain tenun NTT sesekali mengutarakan pendapatnya. Terlihat bahwa Hetty adalah teman diskusi dan pemerhati yang piawai.
Lihat juga: Andika Perkasa: Saya Siap Ditugaskan Apa Saja
Andika yang siang itu hanya menyantap gurami goreng dan tumis sayuran itu berkilah sudah makan karbohidrat pada pagi hari. Ia memulai percakapan dengan berseloroh, ”Wah, saya grogi nih, mau diwancara.” Obrolan serius tapi santai kemudian mengalir selama makan siang.
Andika menjawab semua pertanyaan yang disampaikan kepadanya, termasuk soal kemeja batik merah yang dikenakannya saat menghadiri perayaan puncak Bulan Bung Karno yang digelar Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) di Gelora Bung Karno, Jakarta, Sabtu (24/6/2023). ”Saya hadir sebagai undangan. Batik saya banyak, ada merah, kuning, coklat. Mungkin hari itu kebetulan ya,” tuturnya sembari tertawa.
Nama Andika memang pernah disebut oleh Sekretaris Jenderal PDI-P Hasto Kristiyanto sebagai salah satu tokoh yang masuk radar bakal calon wakil presiden (cawapres) Ganjar Pranowo. Bahkan, sebelumnya, Andika sempat masuk dalam tiga nama tokoh yang disepakati diusulkan menjadi bakal calon presiden (capres) dari Partai Nasdem dalam rapat kerja nasional, Juni 2022. Meski akhirnya partai politik pimpinan Surya Paloh itu memilih Anies Rasyid Baswedan sebagai bakal capres, nama Andika masih diperhitungkan dalam bursa Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024. Meski bukan berada di papan atas, nama Andika selalu muncul dalam berbagai survei tokoh potensial capres maupun cawapres yang dilakukan sejumlah lembaga.
Andika memang memiliki kemampuan komunikasi dan adaptasi yang baik terhadap kemajuan teknologi. Hal itulah yang membuatnya mampu berkomunikasi dan dikenal masyarakat.
Sejak ia menjadi Kepala Staf TNI AD, November 2018-November 2021, Andika sering menggunakan media sosial, seperti Youtube dan Instagram, sebagai media komunikasi. Melalui media sosial, Andika kerap menyebarkan konten yang menunjukkan sisi kemanusian prajurit TNI, selain TNI sebagai kekuatan pertahanan. Tentunya, ada juga kritik yang menuding adanya kepentingan ini dan itu, tetapi Andika terus menunjukkan betapa TNI juga punya hati dan nurani.
Salah satu yang berkesan dalam ingatan publik adalah saat Andika membantu seorang prajurit TNI bernama Aprilia Manganang yang mengalami pertumbuhan genital tidak sempurna. Andika memfasilitasi Aprilia menjalani prosedur medis pergantian kelamin. Status jender Aprilia yang sejak lahir diyakini sebagai perempuan pun berubah menjadi pria, sesuai dengan kondisi genitalnya. Selama proses itu berlangsung, Hetty, istri Andika, terus memantau kondisi Aprilia yang kini sudah berganti nama menjadi Aprilio.
Setelah pensiun, Andika tetap menggunakan kanal media sosial seperti Youtube dan Instagram untuk berkomunikasi dan menyebarkan aktivitasnya. Dari aktivitas yang berkaitan dengan pekerjaannya seperti penerimaan penghargaan dari Pemerintah Singapura, olahraga, hingga acara-acara personal seperti menghadiri wisuda Andrew dan reuni.
Baca juga: Jenderal (Purn) Andika Perkasa Peroleh Penghargaan dari Singapura
Walau kerap menonjolkan sisi kemanusiaan TNI, Andika juga terkenal karena ketegasannya ketika menegakkan hukum. Hal ini tidak mudah di dalam TNI yang telah bertahun-tahun menjalankan kultur impunitas, yaitu banyak yang tidak taat hukum.
Saat Andika menjadi Kepala Staf TNI AD, salah satu kasus yang mendapat banyak apresiasi adalah ketegasannya saat Polsek Ciracas diserbu oknum prajurit TNI. Tidak saja keadilan ditegakkan, tetapi transparansi penanganan kasus juga dikemukakan.
Langkah berani Andika dalam penegakan hukum tak lepas dari pengalaman dan latar bekalang pendidikannya. Andika mendapat gelar doktor dalam bidang kebijakan publik di George Washington University, AS. Di situ ia belajar tentang World Governance Index (WGI), yaitu ukuran untuk menilai bagus atau tidaknya tata kelola pemerintahan.
Menurut dia, ada enam kriteria yang dipakai untuk menilai tata kelola pemerintahan. Antara lain suara dan akuntabilitas, stabilitas politik dan ketiadaan kekerasan/terorisme, efektivitas pemerintah, kualitas regulasi, penegakan hukum dan pengendalian korupsi. ”Ketika saya sebagai KSAD dan Panglima, saya mendapat kesempatan untuk menjadi eksekutif, untuk mempraktikkan tata kelola yang baik,” kata Andika.
Ia mengakui, setiap negara memiliki kondisi yang berbeda. Namun, ia selalu teringat pada idealismenya saat menjadi letkol dan mempelajari WGI bahwa penegakan hukum menjadi prioritas utama. ”Saya menilai, penegakan hukum di TNI saat itu belum bagus,” ujarnya.
Walaupun memegang jabatan tertinggi, baik sebagai KSAD maupun Panglima TNI, Andika pernah mengalami penolakan saat menegakkan aturan. Ia menilai penolakan ini wajar karena telah begitu lama banyak pelanggar hukum di internal TNI yang tidak ditindak.
Saya siap ditugaskan apa saja maupun tidak ditugaskan. Saya siap membantu, saya siap melaksanakan.
Namun, Andika pantang mundur. Ia yakin, lebih banyak yang patuh daripada yang melanggar. Hanya saja prajurit yang melanggar biasanya memang lebih vokal dan berani sehingga terkesan banyak yang tak patuh. Justru penegakan hukum adalah bentuk penegakan keadilan bagi para prajurit yang patuh. Pasalnya, menahan diri untuk melanggar lebih susah. Jangan ada pelestarian pikiran, bahwa melanggar atau tidak melanggar sama-sama bisa mendapat jabatan bagus.
Siap ditugaskan
Andika pun menyampaikan terima kasih kepada siapa saja yang menganggapnya pantas untuk menjadi cawapres. Namun, ia menggarisbawahi, penunjukan seorang individu sebagai capres ataupun cawapres merupakan kewenangan partai politik. Hal yang pasti, sebagai seorang prajurit, ia menyatakan siap ditugaskan di mana saja. ”Saya siap ditugaskan apa saja maupun tidak ditugaskan. Saya siap membantu, saya siap melaksanakan,” katanya.
Andika mengapresiasi nama-nama kandidat capres 2024 yang muncul saat ini. Menurut dia, Anies Rasyid Baswedan, Ganjar Pranowo, dan Prabowo Subianto, yang merupakan kandidat terkuat capres 2024, merupakan sosok-sosok yang menunjukkan komitmen kuat untuk menjadikan Indonesia sebagai negara yang lebih maju.
Namun, secara personal, ia mengakui mendukung Ganjar. ”Pak Prabowo, Pak Ganjar, dan Pak Anies semua bagus. Tapi preferensi personal saya merasa lebih cocok dengan Pak Ganjar,” ucap Andika.
Baca juga: Ganjar: Komitmen Menghadirkan Pemerintahan Bersih dan Melayani
Meski demikian, pria yang pernah mengenyam pendidikan di Universitas Harvard, AS, itu mengajak seluruh masyarakat mendukung terwujudnya pemerintahan yang berkualitas tanpa memandang pilihan politiknya. Dengan demikian, kebijakan serta program yang telah dilaksanakan oleh pemerintahan sebelumnya dapat dilanjutkan.
”Kita semua harus punya keinginan membantu pemerintahan yang terpilih, siapa pun itu,” ujarnya.
Seluruh warga negara, lanjutnya, harus melihat kemenangan dalam pilpres sebagai kemenangan bersama. Masyarakat mesti melupakan perbedaan pilihan politik dan mendukung siapa pun yang terpilih sebagai presiden dan wakil presiden. Sebab, menurut Andika, dukungan seluruh elemen masyarakat itulah yang akan membuat Indonesia lebih cepat mencapai cita-cita sebagai negara yang maju dan sejahtera.
Indonesia masa depan
Andika punya cita-cita mewujudkan Indonesia menjadi negara maju. Tak hanya memiliki akses yang baik terhadap kesehatan dan pendidikan, tiap-tiap warga negara diharapkan memiliki pendapatan yang tinggi.
Kita semua harus punya keinginan membantu pemerintahan yang terpilih, siapa pun itu.
Saat menjadi Kepala Staf TNI AD dan Panglima TNI, Andika menjadikan kesejahteraan prajurit sebagai prioritas utama. Namun, hal itu bukan berarti harus mengorbankan kepentingan jangka panjang. ”Saya yakin, pemerintah ada pertimbangan, pendidikan dan kesehatan jadi prioritas. Walaupun sebagai KSAD atau Panglima kami merasa anggaran pertahanan secara ideal itu kurang, tapi kami mendukung dan loyal kalau prioritas pada pendidikan dan kesehatan,” katanya.
Dia meyakini, Indonesia punya kesempatan menjadi negara maju. Sebab, Indonesia memiliki banyak kelebihan, salah satunya jumlah penduduk yang relatif besar.
Untuk mendorong terwujudnya Indonesia maju dan sejahtera, lanjut Andika, masyarakat harus mendukung pemerintah, siapa pun pemimpinya. Konflik harus dihindari karena negara-negara yang tidak mengalami konflik bisa menumpahkan anggarannya untuk pembangunan, sementara negara-negara yang mengalami konfllik harus bergelut untuk memperbaiki kerusakan.
Soal korupsi dan kesempatan kerja yang menurut hasil survei Litbang Kompas merupakan dua masalah bangsa paling menonjol saat ini, Andika punya pandangan sendiri. Menurut dia, Presiden Joko Widodo dan seluruh jajaran pemerintah sebenarnya telah memiliki performa yang bagus. Namun, Covid-19 dan perang Rusia-Ukraina terjadi. Akibatnya, seluruh dunia terdampak secara ekonomi, termasuk Indonesia. Padahal, berbagai indikator menunjukkan, selama tahun 2015-2019 perekonomian Indonesia membaik. Mulai dari tingkat kemiskinan yang turun dari 11,2 persen menjadi 9,1 persen hingga tingkat pengangguran turun dari 6,2 persen menjadi 5,2 persen.
Pandemi Covid-19 dan perang membuat angka-angka itu kembali memburuk. Angka kemiskinan, salah satunya, naik menjadi 10,2 persen. Begitu pula angka pengangguran naik hingga 7 persen. ”Sekarang angka kemiskinan sudah turun lagi menjadi sekitar 9,5 persen,” lanjut Andika.
Walau demikian, kondisi ekonomi global seperti naiknya suku bunga di sejumlah bank sentral untuk merespons inflasi, naiknya harga bahan bakar dan komoditas, membuat pengusaha dihadapkan pada tipisnya margin. Akibatnya, lapangan kerja menyempit walaupun pemerintah telah berusaha membuat berbagai macam kemudahan, seperti tax holiday dan kemudahan kepabeanan untuk menarik investasi padat karya.
Andika mengatakan, ada ruang efisiensi yang bisa dilakukan pemerintah. Ia merujuk pada data KPK yang dalam 18 tahun berhasil menangani 1.351 kasus korupsi, dengan 66 persen di antaranya merupakan gratifikasi, termasuk gratifikasi dalam pengadaan barang dan jasa pemerintah. Untuk mencegah kebocoran anggaran semacam itu, efisiensi harus dilakukan. Merujuk pada WGI, peningkatan efisiensi akan membuat kinerja pemerintah membaik dan hasilnya investor akan tertarik menanamkan modal di Indonesia.
Geopolitik
Andika juga punya observasi dan pendapat yang out of the box, terutama terkait geopolitik. Pengalamannya sebagai TNI tidak hanya dalam bidang operasi tempur ataupun intelijen, tetapi juga teritorial dari Sabang sampai Merauke. Andika juga banyak berinteraksi dengan pejabat-pejabat tinggi negara lain dan terutama para pemimpin militer.
Baca juga: Andika Perkasa Muncul di Bursa Capres Pilihan Publik
Saat menjadi Panglima TNI, Andika sadar bahwa kekuatan alat utama sistem persenjataan (alutsista) TNI, baik dari sisi kuantitas maupun kualitas, masih jauh dari memadai. Hingga tahun 2022, kebutuhan pokok TNI baru terpenuhi 68 persen dari angka minimum. Situasi yang terjadi baik di TNI AD, TNI AL, maupun TNI AU itu merupakan akibat dari kurangnya anggaran untuk pemeliharaan.
Lalu, bagaimana TNI bisa melaksanakan tugas pokoknya menjaga wilayah dan kedaulatan RI yang luas ini? Andika lalu menyusun strategi. ”Kita harus smart. Kita tidak bisa mendapatkan semua yang kita inginkan,” ucapnya.
Bagi Andika, strategi yang paling efektif dan realistis adalah membangun pertemanan dengan negara-negara di barat, timur, utara, dan selatan. Apalagi dalam komunitas militer, selalu ada upaya untuk saling membantu. Hal itu salah satunya terlihat saat gempa dan tsunami di Palu tahun 2018, begitu banyak negara yang siap memberikan bantuan. Demikian juga ketika terjadi tsunami di Aceh tahun 2004. ”Kami di militer paham bahwa satu sama lain saling membantu, karena kalau kita bersama-sama melakukan apa pun akan lebih ringan,” ujarnya.
Ia melihat, bentuk kerja sama inilah yang paling efektif diaplikasikan untuk pertahanan Indonesia. Apalagi, geografi Indonesia yang berbentuk negara kepulauan memiliki Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI). Tiga alur laut di Indonesia, menurut hukum internasional, dimungkinkan untuk dilayari kapal asing, baik sipil maupun militer. ”Jadi, kita bersama-sama dengan negara yang punya kepentingan yang sama, bersinergi,” kata Andika.
Melihat tantangan dan peluang yang dihadapi Indonesia, Andika punya harapan untuk Pemilu 2024. ”Harapan saya, apa pun yang kita lakukan untuk memenangkan pilpres atau nanti ada pemilihan bupati, wali kota, gubernur, yang tidak boleh kita lakukan adalah merusak persatuan,” paparnya.
Dinamika yang terjadi diharapkan tak sampai merusak hasil kerja keras pemerintah selama ini. Andika berpesan, pilihan politik boleh beda, tetapi jangan sampai semua harus mulai dari nol lagi. Semua elemen masyarakat harus bersedia mendukung pemerintahan yang terpilih agar pembangunan bangsa bisa langsung berjalan.