Presiden Jokowi: Pemerintah Berusaha Keras Atasi Penyanderaan Pilot di Papua
Presiden Jokowi menyatakan pemerintah berusaha keras membebaskan pilot Susi Air yang disandera. Komnas HAM Wilayah Papua mengingatkan agar pemerintah segera menunjuk negosiator dalam pembebasan pilot tersebut.
Oleh
CYPRIANUS ANTO SAPTOWALYONO, FABIO MARIA LOPES COSTA
·2 menit baca
JAYAPURA, KOMPAS — Presiden Joko Widodo memastikan pemerintah terus berupaya keras menyelesaikan persoalan penyanderaan pilot Susi Air, Philip Mark Mehrtens. Namun, upaya yang sedang dikerjakan di lapangan tidak dapat disampaikan kepada publik karena proses pembebasan pilot yang disandera tersebut masih terus berlangsung.
”Kita ini jangan dilihat diam, lho, ya. Kita ini sudah berupaya dengan amat sangat, tetapi tidak bisa kita buka apa yang sudah kita upayakan, apa yang sudah kita kerjakan di lapangan,” kata Presiden Joko Widodo saat menjawab pertanyaan awak media seusai menghadiri Papua Street Carnival di Jayapura, Papua, Jumat (7/7/2023).
Kepala Negara pun menjelaskan, pada Kamis malam digelar rapat terkait penyelesaian kasus penyanderaan pilot tersebut. ”Jadi, tadi malam pun kita sudah rapat juga, tidak bisa saya sampaikan isinya apa dan upayanya apa. Tetapi, pemerintah sudah berusaha keras untuk menyelesaikan persoalan itu dan masih dalam proses terus. Tetapi, ini tidak bisa kita buka pada publik,” ujar Presiden Jokowi.
Pemerintah sudah berusaha keras untuk menyelesaikan persoalan itu dan masih dalam proses terus. Tetapi, ini tidak bisa kita buka pada publik.
Pada kesempatan tersebut awak media pun bertanya kepada Presiden Jokowi mengenai kunjungannya ke Australia dan Papua Niugini. Pertanyaan ini diletakkan dalam konteks pandangan kedua negara tersebut terhadap kelompok-kelompok yang berseberangan.
”Saya sudah berbicara dari hati ke hati, informal, baik kepada Australia maupun kepada Papua Niugini. Kita harapkan dengan dua kunjungan yang telah kita lakukan itu bisa meredam konflik-konflik, keinginan-keinginan,” ujar Presiden Jokowi.
Menurut Presiden Jokowi, pembicaraan seperti ini akan diteruskan, terutama di bidang ekonomi. ”Ini akan kita teruskan, di bidang ekonomi, terutama. Baik kerja sama di bidang mining, baik di bidang industrial downstreaming, hilirisasi, yang akan kita jalin dengan baik, baik dengan Australia maupun Papua Niugini karena, apa pun, dua negara itu sangat berpengaruh di region kita,” ujar mantan Gubernur DKI Jakarta tersebut.
Pendekatan persuasif
Terkait pembebasan pilot Susi Air, Penjabat Gubernur Papua Pegunungan Nikolaus Kondomo mengatakan, pihaknya masih berupaya melakukan pendekatan persuasif. Upaya tersebut dilaksanakan oleh Penjabat Bupati Nduga Edison Nggwijangge dan tokoh masyarakat setempat.
”Upaya pendekatan sangat penting untuk membebaskan pilot Susi Air dalam kondisi selamat. (Oleh) karena itu, upaya negosiasi akan terus dilakukan secara optimal,” kata Nikolaus.
Kepala Perwakilan Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) Wilayah Papua Frits Ramandey mengatakan, Pemerintah Indonesia harus segera menunjuk sosok yang menjadi negosiator dalam upaya pembebasan Philip. Sebab, pihak Egianus telah menyiapkan perwakilannya untuk bernegosiasi dengan Indonesia.
Pemerintah Indonesia harus segera menunjuk sosok yang menjadi negosiator dalam upaya pembebasan Philip. Sebab, pihak Egianus telah menyiapkan perwakilannya untuk bernegosiasi dengan Indonesia.
Ia pun mengungkapkan, penyelamatan Philip sangat penting untuk keselamatan warga di daerah Nduga. Apabila upaya tersebut gagal, akan memicu konflik antara kelompok tersebut dan aparat keamanan.
”Pembicaraan antara negosiator dari Pemerintah Indonesia dan pihak Egianus merupakan tahap awal dalam proses tersebut. Sebab, dalam pembicaraan tersebut akan ditentukan sejumlah persyaratan untuk membebaskan Philip,” tutur Frits.
Sementara itu, Kepala Operasi Satgas Damai Cartenz Komisaris Besar Faisal Ramadhani mengatakan, sebenarnya ancaman pembunuhan Philip pada 1 Juli 2023 bukanlah dari kelompok Egianus. Akan tetapi, lanjut Faisal, ancaman itu datang dari kelompok kriminal bersenjata (KKB) pimpinan Jefri Pagawak dan KKB yang berasal dari Kabupaten Intan Jaya.
”Dari hasil penyelidikan kami, kedua kelompok ini menyebarkan informasi bohong dengan memanfaatkan momentum penyanderaan Philip. Saat ini Philip masih dalam keadaan selamat. Polda Papua beserta TNI, pemda (pemerintah daerah) setempat, dan tokoh agama masih mengupayakan negosiasi dengan kelompok Egianus,” tambahnya.