PKB masih konsisten berkoalisi dengan Partai Gerindra. Pasangan Prabowo-Muhaimin disebut akan terus berpasangan dalam Pilpres 2024.
Oleh
REGINA RUKMORINI
·1 menit baca
MAGELANG, KOMPAS — Partai Kebangkitan Bangsa memastikan masih konsisten mengusung pasangan Prabowo Subianto-Muhaimin Iskandar dalam Pemilihan Presiden 2024. Kesempatan partai lain untuk bergabung masih terbuka.
”Kami masih membuka pintu bagi partai lain untuk bergabung. Semakin banyak, peluang kemenangan Prabowo-Muhaimin semakin besar,” ujar Juru Bicara Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PKB KH M Yusuf Chudlori atau akrab disapa Gus Yusuf di Magelang, Jawa Tengah, Minggu (2/7/2023).
Saat ini, koalisi PKB dan Partai Gerindra sudah berkomunikasi dengan Partai Golkar dan Partai Amanat Nasional. Apa pun yang terjadi, kata Gus Yusuf, semua akan dipahami sebagai dinamika politika.
”Ibarat pasangan pengantin, pasangan ini tinggal menunggu hari H pernikahan dan kesiapan panitia penyelenggara saja,” ujarnya.
Gus Yusuf menuturkan, massa PKB akan tetap solid berkoalisi dengan Gerindra sesuai kesepakatan Agustus lalu. Koalisi atau kerja sama politik ini terus diperkuat dengan terus menjalin komunikasi intensif di antara dua partai.
”Kami yakin Pak Prabowo (Prabowo Subianto), sebagai tokoh bangsa, tidak akan mempertaruhkan nama besarnya menyalahi kesepakatannya dengan PKB,” ujarnya.
Sebelumnya, Wakil Ketua Umum Gerindra Habiburokhman menuturkan, Prabowo akan bertemu Presiden Jokowi membahas bakal calon wakil presiden yang akan mendampinginya dalam Pilpres 2024. Diskusi akan dilakukan dalam konteks hubungan persahabatan antara Prabowo dan Jokowi.
Menurut dia, sejumlah nama mungkin saja masuk dalam bursa nama bacawapres dari Partai Gerindra, termasuk di antaranya Menteri Negara BUMN Erick Thohir.
Dalam kesempatan yang sama, Gus Yusuf juga menyampaikan akan maju sebagai bakal calon wakil gubernur Jateng di tahun 2024. Hal itu sudah mendapat restu dari ulama, terutama kalangan Nahdlatul Ulama.
Sejauh ini, Gus Yusuf mengatakan, dia dan internal PKB belum menetapkan bakal calon wakil gubernur. Kemungkinan, calon gubernur tidak akan berasal dari kalangan pondok pesantren.
”Bisa dari birokrat, bisa dari pengusaha, atau dari kelompok mana saja,” ujarnya.