Sosok Pendamping Anies Baswedan di Pilpres 2024 Disebut Sudah Dikantongi
Kepastian pendamping bagi Anies Baswedan di Pilpres 2024 disampaikan oleh Nasdem dan PKS. Pengamat menilai, karena umumnya parpol menginginkan kadernya jadi cawapres sehingga membuat tarik-menarik di koalisi cukup kuat.
Oleh
NORBERTUS ARYA DWIANGGA MARTIAR
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Partai Nasdem dan Partai Keadilan Sejahtera menyatakan kandidat calon wakil presiden yang bakal mendamping Anies Baswedan telah mengerucut pada satu sosok. Waktu untuk mengumumkan akan ditentukan sendiri oleh Anies Baswedan.
Momen atau waktu pengumuman kandidat cawapres sepenuhnya akan ditentukan oleh Anies.
Belum diumumkannya sosok cawapres bagi setiap kandidat capres memperlihatkan adanya tarik-menarik antara partai di dalam koalisi.
Merujuk Pilpres 2019, bukan tidak mungkin kandidat cawapres diumumkan pada menit terakhir masa pendaftaran capres dan cawapres.
Sebelumnya, Ketua DPP Partai Nasdem, yang juga merupakan anggota Tim Delapan, Sugeng Suparwoto menyampaikan, nama kandidat cawapres yang bakal mendampingi Anies sudah mengerucut pada satu nama. Ia pun menyebutkan, sosok kandidat cawapres tersebut telah disetujui oleh tiga ketua umum partai politik yang tergabung dalam Koalisi Perubahan untuk Persatuan, yakni Nasdem, PKS, dan Demokrat.
Juru Bicara Partai Keadilan Sejahtera Ahmad Mabruri, ketika dihubungi, Jumat (16/6/2023), membenarkan pernyataan Sugeng tersebut. ”Memang demikian realitasnya. Sama seperti yang disampaikan oleh Pak Sugeng,” kata Ahmad.
Menurut Ahmad, momen atau waktu pengumuman kandidat cawapres sepenuhnya akan ditentukan oleh Anies. Sementara, pihak partai koalisi akan mengikutinya. Terkait dengan sosok kandidat cawapres tersebut, Ketua DPP Partai Nasdem yang juga anggota Tim Delapan, Willy Aditya, tidak menjawab pertanyaan yang dikirimkan.
Terkait penentuan cawapres, peneliti dari Indikator Politik Indonesia, Bawono Kumoro, berpandangan, belum diumumkannya sosok cawapres yang akan mendampingi setiap kandidat capres, tidak hanya Anies Baswedan, memperlihatkan adanya tarik-menarik antara partai di dalam koalisi. Hal itu wajar karena setiap partai ingin kadernya menjadi cawapres demi mendapakan efek ekor jas bagi partai.
Bagian dari strategi
Alasan berikutnya, belum diumumkannya kandidat cawapres tersebut merupakan bagian dari strategi. Sebab, jika kandidat cawapres diumumkan jauh-jauh hari, strategi, arah pergerakan koalisi, dan kampanye bisa dipastikan akan lebih mudah terbaca oleh kandidat yang lain. Oleh karena itu, saat ini setiap koalisi pun juga saling menunggu.
Tidak ada patokan yang pasti terkait momen yang pas untuk mengumumkan kandidat cawapres.
”Posisi cawapres ini sangat strategis karena elektabilitas di antara tiga capres itu masih sangat kompetitif, belum ada yang mencapai 40 persen. Jadi, karena elektoralnya masih sangat kompetitif, maka posisi cawapres menjadi sangat penting untuk melengkapi atau memastikan kemenangan. maka mesti hati-hati,” ujar Bawono.
Meski begitu, tidak ada patokan yang pasti terkait momen yang pas untuk mengumumkan kandidat cawapres. Merujuk pengalaman pemilihan presiden pada 2019, bukan tidak mungkin kandidat cawapres diumumkan pada menit terakhir masa pendaftaran capres dan cawapres.
Secara terpisah, pengamat politik dari Universitas Al Azhar Indonesia, Ujang Komarudin, berpandangan, karena pilpres mendatang tidak ada sosok petahana, maka setiap capres dalam posisi yang sama. Dengan demikian, menentukan kandidat cawapres pun tampak dilakukan dengan penuh perhitungan.
”Posisi cawapres itu menentukan dalam konteks untuk bisa memberikan sumbangsih elektoral maupun kemenangan bagi capresnya. Jadi masih terus mengalkulasi untung dan rugi dalam mencari sosok pendamping yang cocok, pas, dan memiliki ikatan kimiawi,” kata Ujang.
Menurut Ujang, saat ini setiap pihak menunggu pihak lain untuk mengumumkan sosok cawapresnya terlebih dahulu. Selain itu, hal itu merupakan bagian dari strategi setiap capres. Bukan tidak mungkin ketika satu capres mengumumkan pasangannya, maka capres yang lain akan segera mengikuti.
Namun, kata Ujang, tidak menutup kemungkinan pengumuman pendamping setiap capres baru akan diumumkan menjelang masa pendaftaran capres dan cawapres pada Oktober mendatang. ”Kelihatannya masih akan tarik ulur,” ujar Ujang.